Summary
“Maafkan aku, Dahlia. Aku ingin memutuskan pertunangan kita.”
Itulah yang diucapkan tunangan Dahlia di hadapannya.
Di kehidupan sebelumnya, Dahlia harus bekerja keras dan meninggal dunia akibat serangan jantung dengan kepala tertunduk.
Di dunia barunya, saat dia ingin menjadi istri yang baik dan diam-diam menundukkan kepalanya, pertunangannya dibatalkan.
Dahlia bersumpah dia akan berhenti menundukkan kepalanya.
Bekerja keraslah, pergilah ke mana kamu ingin pergi, makan apa yang ingin kamu makan, minum apa yang ingin kamu minum.
Hiduplah sebagaimana aku ingin hidup semaksimal mungkin.
Dahlia seperti itu bertemu dengan seorang kesatria dari unit penaklukan iblis. Dahlia yang menyukai alat-alat ajaib dan Wolf yang menyukai pedang ajaib.
Sehari-hari mereka asyik minum-minum dan makan sambil asyik membuat alat-alat ajaib dan pedang ajaib.
Jika demi kehidupan yang nyaman, perajin alat-alat sihir yang tak akan ragu-ragu meski kesulitan menghadang, dan kesatria tak kenal takut dari pasukan penakluk iblis yang dengan sepenuh hati membuka jalan untuk maju.
Dua insan yang ingin berpaling dari cinta, akankah mereka suatu hari jatuh cinta?