The Little Prince in the ossuary - Chapter 41 Part 1 Raw
Penerjemah: Kim_desu
# internal stability(3) Camp Roberts
Efektivitas [Intruction] semakin meningkat jika objeknya semakin kecil. Itu alasan Gyoul mengajari Yura pada akhir pekan. Pelatihan yang melatih tubuh dan mental sampai batas, dia berhasil mempertahankannya dengan tekad.
Sekarang adalah latihan menembak. 8 buah tanda yang besar di jarak 10 meter berurutan. Tertulis angka 10 di masing-masing tanda. Di antara semua poin itu, Bagian yang harus di tembak adalah bagian-bagian dengan poin yang memiliki kelipatan 7. jarak perpindahan tembakan. Di satu tempat tidak boleh berhenti menembak dalam 3 detik
“Kelipatan 7, kelipatan 7.’ Yura terus-menerus menggerutui hal itu
Gyoul menekan stop watch dan meniup peluit.
“Oy P*lacur sialan! P*lacur seperti mu tak dapat hidup dengan baik! D*ncok, Kenapa kau lahir! Apakah kau tidak merasa bersalah kepada orangtua mu? Oh tidak-tidak, ibu mu juga seorang p*lacur, kan?!”
Seorang laki-laki paru baya berhasil melimpahkan semua hinaan kepada yura. Bahkan ia Juga mendorong nya dengan kasar. yura menggigit bibirnya.
Dor!
Tembakan pertama meleset. Segera yura menembak lagi, lagi, dan lagi. Sebelum 3 detik berlalu dia berjalan 2 langkah dan menembak lagi. Garis bidik bergoyang-goyang.
Pria itu tetap meneriaki nya. Bau mulut yang menyengat. Perasaan Yura menjadi kacau. ‘Apakah 42 itu kelipatan 7, ya?’ Yura merenungkan hal itu. Pikirannya menjadi kosong. Saat sedang Menembak. Menyisakan perasaan tidak yakin. Dia pindah.
Tanda berikutnya. Pupil yang Bergetar dia menelusuri seluruh tanda dengan cepat.
‘19? Tidak. 25? Tidak. 63?…. 7 di kali 9. Benar. Tembak. Tembak? Meleset? Lagi…ah, 3 detik!’
Gyoul menghitung jumlah poin sambil bergerak dengan mencocokkan langkah wanita itu. Karena Cara pemotongan dimulai dengan 100 poin. poin di potong setiap kali tembakan meleset. Poin dipotong setiap 1 detik saat berhenti lebih dari 3 detik. Menembak angka yang tidak tepat juga di potong. Walaupun tidak menembak angka dengan tepat di potong. Yura dua kali berhasil melakukannya. Jumlah poin menjadi 79 poin.
*Clack.* Amunisi yang sudah habis. Yura mencabut magazine, lalu mengambil magazine yang sudah di siapkan dengan tangan satunya lagi.
“Ah!”
Saat itu Terjatuh. Yura ingin menangis. Gyoul memotong 5 poin ketika melihat hal itu terjadi. Dia langsung memungut magazine secara terburu-buru, saat pria yang sangat bau itu terus mengumpat seperti air terjun.
Dia yang tidak leluasa, pada akhirnya meninggalkan dua buah angka yang harusnya dia tembak dan melompat ke tanda berikutnya
Walaupun begitu dia sedikit demi sedikit menjadi lebih baik. Jika dibanding kan dengan yang pertama kali dia lakukan, poin akhir dia adalah 0 poin.
“47 poin?”
“Ya. Kamu mendapatkan 47 poin dalam waktu 1 menit 19 detik . Kerja bagus.”
“Ha…”
Yura meringkukkan badan dan memegangi wajahnya. bahu nya bergetar dengan lemah. Sig. Dia menghapus air mata dengan ujung jarinya. Lalu pria paruh baya yang telah melontarkan umpatan yang dimiliki , meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
“A… Maafkan aku. Dek yura. Kau tahu kan saat itu aku tidak sungguh-sungguh melakukan nya?”
“Aku tahu. Anda juga lelah melakukan hal itu. Jika sedikit melewati hal itu maka aku akan baik-baik saja. Meskipun awalnya tidak sih…..”
Gyoul duduk di samping Yura. Dan memberikannya sapu tangan. Dia menerimanya tanpa berkata apa-apa. Lalu membersihkan area mata dengan sapu tangan tersebut. Paru baya juga membantu pelatihannya, setelah melihat itu dia duduk di samping Gyoul.
“Eg, ehem!” paruh baya itu berdeham. Gyoul mengambil sesuatu di kantong sambil tersenyum. Satu bungkus rokok muncul. Kemudian meletakkan nya di bawah. Lalu Memberikannya kepada pria paru baya itu. Paru baya itu mengambil satu batang rokok sambil menghela napas. Kemudian Gyoul membantu menyalahkan nya.
*Sheep* ujung rokok itu tampak terbakar di mata. Setelah ia menghentikan nafasnya sesaat selagi menghisap rokok, pria paru baya itu meludahkan luda dengan ekspresi mengkhawatirkan. Kemudian dia menggerutu.
“Aku kemari karena katanya dapat rokok gratis, jika tidak ada ini aku tidak akan melakukannya. Karena disuruh siapin banyak umpatan, aku sempat mempertanyakan ada apa sih… Meskipun Orang yang paling kesulitan adalah dek yura namun, sejujurnya aku takut kalau yura tiba-tiba menembaki ku.”
Sebagian bercanda dan sebagian kata tulus. Rokok nya perlahan-lahan mulai habis. Gyoul tidak menanggapi nya. Yang dibutuhkan sekarang adalah ketenangan. Beberapa menit berlalu, yura yang air mata nya suda kering akhirnya bertanya.
“Kenapa Kamu melakukan pelatihan ini?”
Setelah mengatakan itu, yura langsung menambahkan
“I-itu, bukan nya aku membenci itu. Hanya penasaran… Pistol, aku rasa lebih penting untuk melatih tembakan dengan tepat dari jarak jauh….”
Setelah itu dia terbatuk. *uhuk uhuk*
karena angin yang tiba-tiba berbelok arah. Dan tak dapat menahan asap rokok jadi dia terbatuk. Ketika melihat hal itu Paru baya itu sedikit menjauh dengan ekspresi canggung.
Membuat senyum lembut, Gyoul berbicara.
“Ini adalah Latihan yang mempertahankan kemampuan untuk menilai dan kemampuan untuk tenang saat tertekan. Yura kamu itu kan seorang ketua militer. Kamu akan menjadi pemimpin pasukan jika di masukkan ke peleton. Jika kamu menjadi kacau di pertarungan yang sesungguhnya, bukan hanya kamu yang akan terkena bahaya tapi seluruh pasukan mu juga. Aku ingin mencegah hal itu terjadi. “
“Jadi gitu…”
Yura yang membasuh muka hingga kering. Dia menyimpan sapu tangan itu dan berkata akan mengembalikannya setelah mencucinya.
Kemudian dia Bangun sambil berteriak dan Menampar kedua pipinya. *plak* dan merasa sakit sendiri. Sepasang bola mata yang berkaca-kaca memiliki arti lain dengan yang tadi. Paru baya itu mengeluarkan senyuman.
Melepaskan sikap dingin dan berpura-pura tidak tahu, Yura berbicara.
“Aku ingin melakukannya dengan sungguh-sungguh. Berikutnya apa?”
Dia berlari dan berguling dengan sungguh-sungguh. dia juga beberapa kali melakukan latihan menembak berulang kali. Dan berhasil bertahan dengan baik. Gyoul menggunakan [detection] untuk melihat potensinya, Dan juga perasaan yang ingin memenuhi harapan, membuat pengaruh [Instruction] semakin kecil.
Saat senja, Yura menjadi sangat kelelahan. Gyoul mengatakan akan membantunya berjalan. Dia menolaknya. alasannya dia tidak mau terlihat lemah oleh orang di sekitar. Yang dia lebih pedulikan pandangan organisasi lain daripada anggota sekutu. Ini Adalah bukti bahwa dia memahami dengan baik peran nya.
“Oh, Nampaknya sesuatu terjadi?”
Paruh baya yang berada di depan mereka mengeluarkan suara terkejut.