Otome Game no Hametsu Flag shika nai Akuyaku Reijou ni Tensei shite shimatta LN - Volume 4 Chapter 1 Bahasa Indonesia
- Home
- Otome Game no Hametsu Flag shika nai Akuyaku Reijou ni Tensei shite shimatta LN
- Volume 4 Chapter 1 Bahasa Indonesia - Event yang Tidak Terduga
Bab 1: Event yang Tidak Terduga
Translator: Kaon Nekono
Sadar kalau sekarang sudah sore, aku mempercepat langkahku. Pasti mereka akan khawatir padaku karena terlalu lama. Aku segera berlari melewati jalan yang tadinya disibukkan oleh berbagai aktifitas. Kini jalanan itu lengang, sepi — karena sekarang, waktunya makan malam. Aroma lezat memenuhi rumah-rumah orang biasa yang kulewati.
Aku membenarkan genggamanku di tas yang berisi berbagai macam manisan, manisan yang banyak dijual di distrik kota. Sudah lama sejak aku terakhir melakukan hal semacam ini, jadi aku tahu dia akan sangat senang. Saat aku memikirkan orang yang akan sangat bahagia karena manisan yang kubawa ini, sebuah senyuman muncul di wajahku.
Aku pergi membeli manisan diam-diam. Biasanya, aku tidak akan pernah tiba-tiba melakukan hal semacam ini. Tapi ia sudah melewati banyak hal akhir-akhir ini, dan kupikir ini akan membuatnya senang. Karena itu aku datang kemari.
Tapi, tokonya jauh lebih berantakan dari dugaanku, dan acara beli membeli ini butuh waktu jauh lebih lama dari dugaanku. Aku mulai berjalan lebih cepat lagi, dan melewati jalanan dibawah langit yang kini berwarna oranye. Saat itulah semua terjadi.
Seseorang kini berdiri di hadapaku. Kalau menurut dugaanku, ia sepertinya keluar dari salah satu gang cabang dari jalan utama ini. Sebuah hood dan jubah menutupi tubuhnya, tapi sosok itu tidak terlihat mencurigakan. Bahkan, aku bisa melihat sedikit gaun di bawah jubahnya…
Seorang wanita, mungkin? Siapa gerangan? Sangat aneh kalau ia muncul disini dan saat ini, dengan kebetulan, bagai sengaja berpapasan denganku. Tidak… orang ini sengaja berdiri di sini. Bahkan, ia kini memelototiku dengan luar biasa mencurigakan.
“Sudah lama tidak bersua,”kata orang itu. Jelas sekali, suara seorang wanita. Tapi… itu suara yang tidak kukenali.
Wanita itu merespon dengan sangat dramatis sembari mendekat ke arahku. “Ya, kau tidak perlu mengatakannya, kan? menanyakan siapa aku… bagai kita benar-benar tidak saling kenal,”kata wanita itu, dan menurunkan hoodnya. Rambut panjangnya terurai lepas di punggung.
“!” Tekejut dan bingung; itulah emosi yang kurasakan saat aku memandangi wanita itu.
Wanita itu hanya tersenyum, ujung bibir merah carmine-nya menggulung. “Hei… ada sesuatu yang sangat kuinginkan. Kau mau membantuku, kan?”
Setelah mendengar suara dramatis wanita itu, aku merasa ekspresiku kaku. Aku sepertinya menunjukkan wajah berduka.
★★★★★★
Aku, Katarina Claes, adalah putri tertua Duke Claes. Aku memang seorang bangsawan, dan aku rasa tidak terlalu banyak putri bangsawan di kerajaan ini. Tapi walau kasta sosialku cukup tinggi, di dalamnya, aku adalah gadis yang normal.
Kalau ada hal yang aneh tentangku, pasti fakta kalau aku terjatuh dan kepalaku terbentur batu saat berusia delapan tahun, dan karena efek kekuatan benturannya, aku mengingat seluruh ingatan kehidupanku yang sebelumnya.
Kehidupanku sebelumnya… Aku terlahir dari seorang pekerja kantoran biasa, dan putri tertua di keluargaku. Aku akhirnya tumbuh menjadi gadis SMA otaku. Manga, anime, dan game adalah caraku menghabiskan hari-hariku, dan rasanya sangat luar biasa. Tapi hari-hari itu tidak berlangsung selamanya; karena kecelakaan yang sial, aku meninggal.
Setelah itu, aku direinkarnasi sebagai putri Duke Claes. Dari banyak orang yang bisa direinkarnasi, aku malah masuk ke tubuh Katarina Claes, panjahat yang luar biasa! Ia adalah tokoh antagonis di otome game yang kumainkan sebelum aku meninggal, Fortune
Parahnya lagi, tidak ada ending bahagia untuk Katarina! ia adalah penjahat yang hanya punya akhir buruk… diasingkan dari kerajaan kalau protagonis mendapat happy ending, dan dibunuh di bad ending. Tidak ada kemungkinan menang untuk tokoh ini.
Itulah kenyataan yang kusadari saat berusia delapan tahun. Karena itu aku berjuang keras, dan menyiapkan berbagai perlawanan untuk menghancurkan seluruh Akhir Kehancuran Buruk. Aku harus mempersiapkan sebanyak yang kubisa sebelum game dimulai — ketika upacara penerimaan murid baru di Akademi Sihir.
Aku menyimpan tujuan ini dipikiranku, niatanku kalau aku tidak akan kalah dari Akhir Kehancuran manapun itu, hingga aku mulai masuk ke Akademi Sihir musim semi tahun lalu. Aku tidak menyangka semua malah berakhir dengan Ending Pertemanan…
Protagonis game, Maria, sangat cantik, lembut, dan pandai membuat manisan. Ia akan jadi orang pertama yang dipikirkan pria kalau sedang mencari pasangan. Dia sangat mempesona. Tapi ketika timeline game berakhir saat upacara kelulusan tahun lalu, aku disambut oleh kenyataan yang tidak terduga — semua tokoh berteman, dan berakhir dengan Ending Pertemanan, dan aku bisa melewati upacara kelulusan hingga selesai tanpa masalah apapun.
Sungguh akhir yang mengejutkan dan mendadak. Karena itu, aku akhirnya tidak menggunakan satupun rencana yang sudah kusiapkan. Akhir Kehancuranku sudah lewat, begitu saja, dan hilang tertiup angin. Aku berhasil menyambut tahun kedua di akademi dengan aman.
Walau aku memang terlibat beberapa masalah setelahnya, semua berakhir aman, dan sebentar lagi aku akan lulus. Akhir-akhir ini, entah kenapa semua berjalan begitu damai, mengingat bagaimana gelagatku saat pertama kali tiba di akademi.
Karena saat ini kami sudah mendekati akhir tahun, pelajaran semakin berkurang, walau aku masih punya beberapa kelas hari ini. Bahkan nilaiku, yang awalnya naik turun, kini jauh lebih stabil, berkat teman-temanku yang berbakat.
Seluruh waktu yang kuhabiskan untuk mengkhawatirkan tentang diasingkan atau dibunuh di game sudah lama lewat, rasanya bahkan seperti masalah semacam itu tidak ada sejak awal. Semakin aku mendekati kelulusanku, aku dihadapkan dengan masalah baru…
“Nona muda, bunga dan surat untuk Anda datang, lagi,”kata Anne, dan menyerahkan barang itu.
Buket bunga itu sangat imut, dengan bunga merah muda sebagai bintang utamanya. Tapi ketika melihatnya, aku malah membuang napas. Buket ini adalah masalah baru yang kuhadapi akhir-akhir ini, setelah berhasil melewati Akhir Kehancuran.
“Toh kita nanti akan bertemu juga, kan? Tidak usah mengirim buket bunga dan barang lain segala…”
Anne tertawa kering saat ia memindahkan bunga itu ke vas. Walau aku tidak menerima barang lain semacam ini tiap hari, tapi bunga itu selalu muncul tiap hari, dan bisa terlihat jelas dari kamarku yang dipenuhi bunga.
Setelah mengambil surat yang dikirim bersama buket itu, aku menghela, jauh lebih keras dari sebelunya. Kurasa surat ini berisi prosa dan puisi untuk membuatku malu — karena, aku tidak punya pengalaman apapun soal cinta.
…Kenapa Geordo tiba-tiba jadi begini? Sosok yang mengirimiku surat ini, dan semua buket ini, tidak lain adalah Geordo Stuart.
Geordo Stuart aslinya adalah target cinta potensial di dunia Fortune Lover. Dia adalah pangeran ketiga kerajaan, dan jenius dalam bidang apapun. Karena itu, ia bosan dengan dunia ini, dan hidup sehari-hari berkawan kebosanan. Tapi, setelah masuk Akademi Sihir, Geordo akan bersimpang jalan dengan protagonis yang ceria, imut, dan polos serta sederhana, lalu jatuh cinta padanya. Setidaknya, seperti itulah jalan cerita yang sebenarnya.
Tentu saja tokoh antagonis akan muncul dan menghalangi cinta protagonis. Dan tokoh antagonis itu adalah aku, Katarina Claes. dalam cerita Fortune Lover, Katarina mendapat luka di dahi saat bermain dengan Geordo ketika mereka kecil. Menggunakan hal itu sebagai alasan, ia membujuk Geordo untuk bertunangan. Setelah menyadari kalau Geordo
menyimpan perasaan untuk protagonis, Katarina akan melakukan segala cara untuk menghalangi cinta mereka — termasuk pembullyan dan sabotase.
Akhirnya, seluruh dosanya akan dibongkar dan dia diusir dari kerajaan… atau dia akan menghunuskan pedang pada protagonis, hanya untuk dibunuh oleh Geordo. Ya, Katarina hanya punya Akhir Kehancuran.
Tapi jujur saja, aku tidak melakukan hal semacam itu pada Maria. Nyatanya, aku malah menakut-nakuti mereka yang mencoba membully Mariaku yang imut dan luar biasa ini. dan aku tidak menempel pada Geordo sama sekali! Aku bahkan beberapa kali meminta pertunangan ini dibatalkan!
Walau begitu, kalau semisal Akhir Kehancuranku datang mendadak suatu hari nanti, aku sudah mempersiapkan banyak hal. Lebih tepatnya, aku sudah menyiapkan peralatan bercocok tanam jika semisal aku diusir dari kerajaan. Dan ada juga ular mainan buatanku…
Tapi, walau tidak ada satu halpun yang menghalangi mereka, Maria dan Geordo tidak pernah bersatu. Dan akhirnya, aku juga tidak bisa membatalkan pertunanganku dengan Geordo — dan hingga saat ini aku masih berstatus sebagai tunangannya bahkan setelah naik ke kelas dua.
Dari apa yang aku tahu tentang plot Fortune Lover, Geordo hanya menjadikan Katarina sebagai tunangannya demi menolak berbagai gadis yang ingin menjadi istrinya. Karena itu aku curiga kalau Geordo sebenarnya jatuh cinta pada wanita lain selain Maria… dan kalau hal itu terjadi, peranku akan berakhir. Aku tidak pernah meragukannya. Nyatanya, aku selalu berdoa agar Geordo segera menemukan pasangannya! Itulah yang biasanya kupikirkan.
Tapi… sesuatu yang tidak terduga, terjadi akhir-akhir ini. Saat festival sekolah. Aku terlalu santai setelah berhasil melewati Akhir Kehancuran. Aku bahkan berpikir untuk menikmati segala hal di festival terkenal di akademi itu. Tapi aku malah bertemu masalah baru karena tiba-tiba diculik.
Walau aku memang diculik, tapi tidak ada perlakuan buruk padaku. Mungkin aku terlalu mengendurkan diri karena kesuksesanku, tapi aku benar-benar tidak punya sensor bahaya. Dari apa yang kudengar, aku ditidurkan dengan semacam obat. Ketika bangun, aku ada di ruangan dengan seorang pelayan yang lembut dan mumpuni. Aku diberi makan tiga kali sehari, dan boleh tidur selama yang aku mau. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
…Ini bukan hal yang bisa kukatakan pada temanku atau orang lain, karena mereka sangat khawatir padaku. Tapi aku merasa jauh lebih nyaman di kamar itu daripada di kamarku sendiri di Manor Claes.
Walau aku memang menikmatinya, tapi penculikan adalah tindak kriminal, dan segera saja, aku ditolong oleh teman-temanku keluar dari manor tempatku disekap. Saat itulah kejadian itu terjadi — Geordo menciumku setelah menyelamatkanku.
Itu adalah ciuman pertama dalam hidupku. Ya, kalau kehidupanku yang lalu ikut dihitung, berarti ciuman pertama dalam dua kehidupanku! Kejadiannya sangat mendadak, dan aku segera pingsan dan tidak memahami apa yang terjadi setelahnya.
Ketika aku bangun keesokan harinya, satu-satunya kesimpulan yang bisa kutarik adalah semua itu hanyalah mimpi. Karena, aku tidak lebih dari sebuah tamen untuk Geordo, yang berguna untuk menolak para calon potensialnya. Setidaknya, itulah yang kupikirkan, lalu… kenapa?
Ketika aku bertemu dengan Geordo lagi di akademi, ia menunjukkan ekspresi termanisnya, dan ia menciumku sekali lagi.
“Jadi kau kira semua itu mimpi? Tapi biar kuyakinkan lagi… apa yang baru saja terjadi, dan apa yang terjadi kemarin — keduanya bukanlah mimpi,” katanya, dengan senyum lembut.
“Ta-tapi kenapa?”
Aku masih terguncang karena Geordo memukulku dengan kenyataan.
“Kurasa kau masih menanyakan soal ciumannya, kan? tapi jelas saja, Katarina, karena aku sangat mencintaimu.”
Sungguh sangat tidak bisa dipercaya. Mengejutkan. Menggegerkan langit dan bumi. Aku tidak menyangka kalau gadis yang tidak pernah ditakdirkan bertemu cinta dalam hidupnya sepertiku, malah disuguhkan dengan pernyataan cinta… terlebih lagi, oleh target cinta dari otome game! Oleh seorang pangeran ala negeri dongeng!
Walau Geordo memang hanya gambar dua dimensi di layar, tapi ia selalu terlihat tampan bagi para pemain. Tapi bagi seorang Geordo tiga dimensi yang nyata melihatku dengan tatapan begitu, di depan wajahku! Wah! Wajahku selalu memanas kalau mengingatnya.
Ukh… aku harus gimana? Kalau aku protagonis yang populer di otome game, mungkin aku bisa menerima satu atau dua pernyataan cinta, tidak peduli berapa banyak orang yang mau mendekatiku. Tapi… aku tidak lebih dari seorang gadis polos di kehidupan sebelumnya — gadis yang tidak akan pernah sekalipun merasakan cinta. Ya, aku tidak punya poin sama sekali kalau soal kategori cinta.
Aku juga dilamar untuk pertama kalinya dalam kehidupan ini, dan kehidupan sebelumnya! Aku panik dan terguncang karena ini itu. Parahnya lagi, orang yang melamarku adalah pangeran yang tampan dan populer! Aku bisa merasa mentalku berguncang hebat.
“Ahh…”sekali lagi, aku membiarkan helaan napas panjang keluar dari mulutku.
“Tapi… kenapa malah aku?”
“Eh? Apa yang kau bicarakan, Kak?”
Aku terus bergumam sembari menyelesaikan persiapanku dan mulai berangkat ke akademi. Sebelum berangkat, Keith, adik angkatku yang baik dan lembut, selalu menungguku bersiap agar kami bisa berangkat bersama.
“Tentang Pangeran Geordo… aku tidak paham kenapa harus aku…”
“Ah, soal itu.”kata Keith, terdengar kesepian. Ekspresi di wajahnya kaku, yang cukup membuatku sadar kalau Keith bukan Keith yang biasanya.
“Maksudku, Pangeran Geordo… dia sangat populer, kan? jadi banyak gadis yang mau menikahinya.”
Memang benar, Pangeran Geordo sangat populer di kalangan para gadis di kerajaan. Tidak hanya karena ia pangeran ketiga yang tampan, tapi karena ia pandai, dan bisa olahraga. Terlebih lagi, kemampuan sihirnya juga luar biasa. Sangat tidak mungkin bagi seorang gadis melewatkan pria sempurna ini. Karena itu, Geordo selalu didekati oleh banyak gadis bangsawan lain, walau ia sudah punya Katarina Claes sebagai tunangan.
“Pasti dia punya banyak kandidat luar biasa yang bisa dipilih, kan?”aku melanjutkan. Karena, di game juga seperti ini. Geordo, hidup berkawan kebosanan dan cenderung tidak tertarik pada apapun hingga ia bertemu protagonis yang ceria dan polos, dan jatuh cinta padanya. “Kalau begitu, kenapa ia memilih orang sepertiku? Seseorang yang… biasa saja?”
Walau aku memang putri seorang duke, aku terlahir dengan wajah penjahat — aku tidak cantik atau manis juga. Aku juga tidak pintar dan kemampuan sihirku tergolong lemah. Aku juga tidak pandai berdansa, dan satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanya memanjat pohon dan memancing ikan. Sungguh… aku hanya seorang gadis normal.
“Apa yang Pangeran Geordo lihat dari diriku yang normal, biasa saja, dan polos ini…?”aku sungguh tidak bisa memikirkan alasannya.
“Kakak… mungkin kau harus mencari tahu definisi ‘normal’ di kamus,”respon adik angkatku dengan tatapan yang kosong.
“?”Apa maksudnya? Aku bisa merasa kalau ada tanda tanya yang melayang-layang di atas kepalaku.
“Selamat pagi, Katarina,”sebuah suara menenangkan memanggilku.
Ah, baru saja dibahas… aku berbalik, dan tentu saja, orang yang baru dibahas mendekatiku dengan senyuman yang luar biasa cerah. Tunangan Katarina Claes, dan pangeran ketiga kerajaan… Geordo Stuart.
“…Selamat pagi. Pangeran Geordo,”responku, masih bergemetar.
Geordo segera mendekatiku. “Aku sudah mengirim bunga dan surat hari ini. Apa barangnya sampai dengan selamat?”katanya, dengan jarak yang luar biasa dekat.
De-dekat! Dekat sekali! Keberadaan makhluk tiga dimensi yang indah ini terlalu berat untuk hati kecilku! Walau aku biasanya mengabaikan hal semacam ini sebelumnya, karena mengira kalau Pangeran Geordo hanya bingung soal mengukur jarak antar manusia, aku terbiasa hidup seperti itu. Tapi akhir-akhir ini aku tidak bisa mengabaikannya lagi.
“E-em… Pangeran Geordo, kau sedikit…” terlalu dekat. Bisa minggir sedikit? Adalah hal yang ingin kukatakan… tapi Geordo sudah mundur sebelum aku mengatakannya.
Sekarang kalau dilihat lagi, Geordo tidak mundur sendiri — tapi ditarik oleh tangan orang lain. “Pangeran Geordo. Bukankah kau terlalu dekat?”
Orang yang menarik Geordo adalah adik angkatku, Keith. Dia tersenyum cerah, secerah senyum Geordo. Ah, terima kasih, adikku tersayang. Berkatmu, keutuhan hatiku masih bisa terjaga… untuk saat ini.
“Keith. Katarina dan aku akan menikah suatu hari nanti. Jadi tidak masalah baiku untuk mendekatinya,”kata Geordo dan mengulurkan tangan dan meletakkanya di pipiku. Aku merinding merasakan ujung jarinya menyapu pipiku lembut, dan aku segera kabur ke jarak yang aman.
Setelah melihatnya, Keith mengeritkan alisnya. “Pernikahan apa? Kau malah menakutinya, kan? Kesini, Kak…”
Aku segera bersembunyi di belakang Keith, syukur saja ia berpikir cepat. Tapi adikku sayang… bukan itu yang membuatku takut…
“Ah… tapi, Katarina tidak takut padaku — sama sekali! Dia hanya menyadari keberadaanku.”
Rasanya Geordo seperti membaca pikiranku! Benar katanya. Aku tidak takut padanya, tidak… tapi aku tidak terbiasa dengan hal semacam ini, terutama soal cinta, jadi aku lengah. Hebat sekali Pangeran Geordo yang sempurna… dia benar-benar bisa melihat segalanya. Aku merasa agak merinding dengan kemampuan Geordo ini, walau sudah bersembunyi di belakang Keith.
“Tidak seperti seseorang yang bahkan tidak terdaftar di pikirannnya… tidak sedikitpun,”kata Geordo dengan senyuman manisnya.
Aku merasa Keith terguncang oleh kalimat itu. Terdaftar? Pikiran? Hmm? siapa yang dimaksud Geordo? Tapi melihat reaksi Keith… apa Keith mengenalnya?
Setelah melihat Keith, aku terkejut mendapati ekspresi sedih di wajahnya. “Em…” saat aku akan memanggilnya—
“Selamat pagi, Nona Katarina.”sapaan ceria itu berasal dari Mary Hunt, teman dekatku. Ia kemari dengan tunangannya, Alan Stuart. Suara cerahnya segera menghancurkan suasana aneh yang menggelantung sejak tadi.
“Selamat pagi, Mary, Pangeran Alan.”aku membalas sapaannya dengan senyuman. Mary merespon dengan lembut. Ah, senyumnya memang imut.
Mary adalah contoh paling sempurna dari seorang gadis bangsawan. Ia punya senyum sempurna dan aura elegan, baik di kalangan bangsawan maupun kalangan umum. Walau senyum yang ia tunjukkan pada kami cukup berbeda. Sebuah tatapan yang hangat.
Di sisi lain, Alan, yang mengekor di belakang Mary, hanya menjawab dengan “Iya.” Kalimat itu bukan sapaan, tapi inilah dia. Dia tidak seramah Geordo. Mungkin ia bisa mencomot sedikit sifat Geordo, tapi para fansnya lebih suka dia yang kurang ramah begini.
Aku sangat kebingungan karena situasi tadi. Hatiku yang masih perawan ini sangat pusing tujuh keliling. Tapi berkat kedatangan mereka berdua, suasananya berubah. Mary, yang sedari tadi tersenyum, kini tiba-tiba menunjukkan senyum formal seperti akan pergi ke acara penting.
“Wah, halo Pangeran Geordo. Apa tidak masalah buatmu berdiri disini sekarang? Aku ingat masih ada banyak pekerjaan menumpuk di ruang OSIS…”katanya pada Geordo. Walau Mary kelihatan seperti khawatir akan tugas OSIS yang menumpuk, suasana aneh itu kembali lagi.
“Ya memang banyak sekali pekerjaan. Tapi, aku hanya perlu mengerjakannya. Aku juga sudah menyelesaikan semuanya,”
“Oh begitu… syukurlah…”
Hmm. Apa ini? Mary memang tersenyum tapi, ada yang aneh.
“Walau begitu,”lanjut Geordo, “Entah kenapa pekerjaan di OSIS makin menumpuk akhir-akhir ini. Kira-kira kenapa ya?”
“Mungkin karena wisuda makin dekat?”
“Benarkah? Rasanya seperti seseorang membebankan semua pekerjaannya padaku, agar aku kehabisan waktu… bukankah begitu?”
“Oh hanya perasaanmu saja, Pangeran Geordo. Mungkin kebanyakan pekerjaan dan lelah membuatmu jadi berhalusinasi, kan? Bagaimana kalau istirahat saja hari ini?”
“Hmm. Bisa jadi begitu. Tapi, tidak peduli berapa banyak beban kerja yang ditumpuk di mejaku, aku tidak pernah melihatnya sebagai cobaan.”
“Ahaha. Luar biasa sekali, Pangeran Geordo. Kau semumpuni biasanya.”
Walau mereka tersenyum, tapi aura yang dipancarkan dari percakapan itu tidak mengenakkan.
“Selamat pagi, semua. Bukankah kita harus berangkat sekolah? Kalau telat bisa gawat…”kata Sophia yang panik dan agak mengantuk itu.
Dengan begitu, percakapan berakhir, dan kami berangkat ke kelas bersama.
Omong-omong, sepertinya Sophia memang ketiduran seperti dugaanku. Sepertinya dia begadang demi membaca novel lagi. Buku yang sekarang dia baca sepertinya bagus, jadi aku berencana meminjamnya.
Ketika sampai di sekolah, kami menunggu Maria, yang tinggal di asrama berbeda. Lalu kami pergi bersama-sama untuk menghadiri beberapa kelas yang tersisa sebelum wisuda.
“Kemarin, aku pergi ke Kemeterian dan bertemu dengan Nona Larna. Dia sangat ingin kamu ikut berkunjung lain kalin, Nona Katarina,”kata Maria ketika pelajaran selesai dan istirahat makan siang dimulai.
Maria Campbell: protagonis asli otome game, Fortune Lover, dan salah satu dari sedikit Pemilik Sihir Cahaya di kerajaan. Maria memutuskan untuk bekerja di Kementerian setelah lulus. Karena akhir-akhir ini pelajaran banyak berkurang, Maria jadi sering mengunjungi Kementerian.
Calon atasan Maria nantinya adalah Larna Smith, seseorang yang kukenal karena insiden beberapa bulan lalu. Aku tidak tahu siapa dia saat itu, tapi aku menghabiskan banyak waktu dengannya yang menyamar sebagai “Lana”. Dia sangat mudah diajak bicara, dan sepertinya dia juga orang yang berpikiran terbuka dan apa adanya. Aku tidak pernah tahu kalau dia adalah orang penting di Kemeterian!
Dari apa yang kudengar, Larna juga orang senior disana. Entah kenapa dia tertarik padaku, dan berkatnya aku juga bisa bekerja di Kemeterian setelah lulus. Bahkan, dia sendiri yang merekomendasikanku masuk.
Kalau aku wisuda seperti biasa, sangat mungkin kalau Geordo akan memaksaku untuk jadi pengantin resminya. Maksudku, bukan seperti aku tidak menyukainya. Tapi masalahnya adalah dia dari keluarga kerajaan, dan kalau aku menikahinya, aku juga akan jadi keluarga kerajaan! Jujur saja, mempertahankan status sosialku sebagai putri seorang duke saja sudah sangat merepotkan. Walau aku mencoba yang terbaik dalam posisiku, Ibu selalu berkomentar soal performaku.
Tidak butuh waktu lama bagiku setelah mendapat ingatanku kembali, untuk menyadari kalau aku tidak cocok untuk hal berbau bangsawan. Aku lebih cocok jadi petani, atau setidaknya penduduk kota biasa. Tapi aku, dari sekian banyak orang, menjadi keluarga kerajaan? Berdiri di puncak kerajaan…?
Beberapa waktu lalu, aku berpikir akan apa yang kulakukan jika suatu hari nanti Geordo menemukan orang yang sungguh ia sukai dan memutuskan untuk membatalkan pertunangannya denganku. Kebanyakan bangsawan berharap kalau putrinya segera menikah, tapi keluargaku berbeda. Ayahku memanjakanku seperti orang gila, dan ibuku malah masa bodoh. “Biar Katarina melakukan semua yang ia mau!”kata ayahku. “Kalau dia menikah, maka dia akan mempermalukan diri lebih jauh, jadi bukankah sebaiknya dia tinggal di rumah saja?”kata ibuku. Jadi mereka berdua tidak benar-benar mendorongku untuk segera menikah.
Karena itu aku selalu bahagia memikirkan apa yang bisa kulakukan setelah lulus tanpa peduli apapun, hanya untuk Geordo mendadak menyerangku dengan keromantisannya. Kalau begini, aku benar-benar akan menjadi keluarga kerajaan!
Untuk mencegahnya, aku harus mendapat posisi di Kementerian apapun yang terjadi. Orang yang memberitahu hal ini padaku adalah Rapahel, temanku yang kini bekerja di Kementerian. Tentu saja, kementerian adalah organisasi nomor dua terkuat di kerajaan setelah keluarga kerajaan. Jadi mendapat posisi di Kementerian akan memberiku beberapa perlindungan. Bahkan kalau pangeran mau menikahiku, aku tidak bisa diseret begitu saja ke istana.
Walau itulah yang harusnya kulakukan, dan satu-satunya jalan keluar dari keruwetan ini… Aku masih tidak yakin. Karena, kekuatan sihirku sangat lemah — sungguh, di tingkat paling bawah akademi. Mungkin, kalau setidaknya aku pintar, aku bisa bergabung di Kementerian sebagai peneliti atau akademisi, tapi nilaiku juga pas-pasan.
Apakah gadis yang normal, membosankan, dan polos sepertiku punya urusan sampai-sampai masuk ke Kementerian yang penuh keelitan? Walau di kehidupan sebelumnya aku sering dimarahi oleh orang tuaku karena kurang ajar dan tidak tahu diri, tapi ini keterlaluan menurutku. Aku bahkan tidak punya kemampuan atau kekuatan, dan hanya nyelonong masuk ke organisasi paling elit di kerajaan via kenalan… bahkan bagiku, rasanya salah.
Jadi aku belum merespon tawaran Larna, bahkan setelah ia jauh-jauh datang untuk mengundangku bergabung ke Kementerian. Tentu saja, aku tidak menyangka kalau aku tiba-tiba punya kekuatan setara dengan Maria, tapi aku ingin setidaknya punya satu kemampuan spesial yang membuatku bisa masuk Kementerian tanpa rasa malu.
Aku hanya bisa memikirkan sesuatu, sembari memberi Maria jawaban tidak jelas, walau ia sudah sepenuh hati menyemangatiku untuk bergabung ke Kementerian dengannya. Hanya tersisa beberapa bulan sebelum wisuda, dan jalan yang akan kuambil masih tidak jelas.
Sejak pernyataannya padaku setelah insiden, pendekatan romatis agresif Geordo tidak menunjukkan tanda berhenti. Dengan wajah tampannya, Geordo akan mendekatiku dengan elegan, lalu membisikkan cinta dan keinginannya untuk melakuukan sesuatu yang lebih intim denganku. Insiden ini menyebabkan wajahku berubah biru pucat sampai merah, dan saat itu terjadi, teman-temanku akan datang emnolong. Tapi sungguh, aku tidak punya ketahanan sama sekali kalau soal cinta, dan aku merasa kalau hati kecilku yang malang ini tidak akan sanggup lagi. Aku merasa kalau detak jantungku selama beberapa bulan ini jauh lebih banyak daripada detak jantung selama dua kali masa hidupku.
Jujur saja, kalau punya pangeran tampan yang hampir setiap saat mencoba mendekatiku dengan pendekatan agresif sangat… merepotkan. Untuk pemula tentang cinta sepertiku, bukankah lebih baik kalau kita mulai dari bertukar surat atau semacamnya?! Aku lebih suka yang begitu!
Hari ini juga seperti biasa. Pendekatan tanpa henti Geordo membuatku lelah, dan aku kini ada di kamar Keith. “Aku… s-sangat lelah,”keluhku. Setelah itu, aku merebahkan diri di sofa Keith, dan mencurahkan seluruh isi hatiku selama beberapa saat.
Tapi Keith hanya tersenyum pahit melihat kelakukanku. “Kakak sudah menyerah ya,”katanya, sembari menyodorkan manisan dan menuangkan teh yang kusuka.
“Mwa…kasih…”kataku, dengan mulut penuh manisan yang ia sodorkan. Biasanya, Keith akan marah karena sikapku yang tidak pantas. Tapi hari ini, ia hanya tersenyum dan memaafkan kelakuanku.
Aku sudah melakukan hal ini selama beberapa hari — menyelinap ke kamar Keith dan tidak melakukan apapun selain komplain sepanjang waktu. Tapi ia sama sekali tidak terlihat keberatan, dan malah mendengarkanku dengan sabar. Aku sungguh punya adik yang luar biasa.
Kalau diingat lagi, Keith selalu menutupi kesalahanku dan mendukungku sejak kecil. Dia selalu ada setelah aku dimarahi ibu, atau kalau aku gagal dalam pesta minum teh. Dia selalu bersamaku sampai aku ceria lagi.
Hal itu membuatku mengingat kakak laki-laki yang jauh lebih kasar di kehidupan sebelumnya. Setelah melihat adiknya sedih, dia biasanya menyemangatiku, walau caranya dengan melakukan gerakan pegulat profesional. Dia adalah kakak semacam itu. Bukannya aku tidak suka, tapi aku selalu berpikir, Mungkin kau harus memahami hati perawan, atau setidaknya berusalah paham, dasar bodoh!
Dibandingkan dengannya, Keith jauh lebih baik dalam memahami perasaan. Walau ia menemukan kesalahan padaku, dia tidak akan pernah menghadapiku dengan gerakan pegulat profesional. Malah, dia akan memberiku manisan dan teh yang aku sukai. Keith sangat lembut, penyayang, dan memahami orang lain — ia sungguh adik yang luar biasa. Dia tidak akan pernah kesulitan menikahi keluarga bangsawan lain. Ya, kurasa keluarga kami yang akan diambil pengantin oleh keluarga lain.
Keith pasti sangat populer di kalangan para gadis. Sebagai kakak angkatnya, aku sangat berharap, Keith menemukan pengantin yang cocok. Setidaknya, bukan yang seperti ibu… karena malah membuatku kepikiran. Contoh orang yang ideal adalah Maria yang manis dan baik.
Saat aku sedang memikirkan siapa yang akan dinikahi adik angkatku…
“Hei, kakak… kau benar-benar ingin membatalkan pernikahan dengan Pangeran Geordo?”tanya Keith dengan ekspresi serius di wajahnya.
“Tentu saja, Keith! Karena, kalau aku menikahi Pangeran Geordo, aku akan jadi keluarga kerajaan! Keluarga kerajaan! Aku akan berdiri di puncak kerajaan! Aku tidak mungkin memenuhi tugas itu!”
Bahkan Mary, yang harusnya merupakan contoh terbaik seorang gadis bangsawan, tidak punya pandangan kalau jadi keluarga kerajaan itu menyenangkan. Dia sering menceritakan betapa repotnya hal itu. Kalau Mary tidak bisa, aku yang begini pasti tidak bisa. Begitulah menurutku.
“Haha. Sudah kuduga. Pasti sulit bagimu untuk menjadi keluarga kerajaan.”senyum Keith, yang lebih ceria dari sebelumnya. Tapi, ekspresi seriusnya segera kembali. “Tapi… kakak, apa kau pernah… merasakan sesuatu tentang Pangeran Geordo…”
“?”
“Tidak. Tidak apa.”Keith berhenti bicara. Entah kenapa, ia terlihat sedih, seperti saat ia pertama kali tiba di Manor Claes. Hatiku sakit melihatnya.
Tapi, Keith segera kembali ke dirinya yang biasa dan mulai bicara lagi. Pembicaraan itu segera beralih ke aku yang komplain lagi, dan tidak lama kemudian, aku sudah melupakan rasa sakit di hatiku. Aku segera merasa lega dan kembali ke kamar.
Besok kami mulai libur singkat, dan aku memutuskan untuk kembali ke Manor Claes. setidaknya, aku bisa kabur dari pendekatan agresif Geordo untuk sementara. Sungguh melegakan.
Esok harinya, Keith dan aku kembali ke Manor Claes seperti yang direncakan. Aku segera mengenakan overall berkebunku, dan untuk pertama kali setelah sekian lama, aku pergi ke kebun untuk mengolah ladang.
Dulu, ibu selalu mencoba menjauhkanku dari kerja ladang. Sekarang, ia hanya mengatakan hal ini dengan ekspresi lelah: “Asal… tahan dirimu agar tidak mengeluarkan suara-suara aneh, dan… lakukan apapun sesukamu, Katarina.”
“Aku mengerti!” jawabku ceria, walau aku tidak terlalu yakin suara aneh apa yang dimaksud ibu. Apa aku tanpa sadar mengeluarkan suara aneh? Mungkin semacam “haa…” disini, atau “hyaaah!” disana…? Hmm. kurasa aku harus hati-hati.
Dengan begitu, aku mengambil cangkul dan.. “Tuu! Waa! Tuu! Waa!” aku memulai kegiatan berladangku seperti biasa.
Tentu saja, Geordo tidak muncul di manor hari ini. kurasa ia juga istirahat. Dan Keith segera pergi segera setelah kami tiba di manor, mengatakan kalau dia “ada perlu.” Karena itu, aku menghabiskan waktu dengan Kakek Tom dan Anne, dan mencurahkan seluruh jiwa dan ragaku ke ladang.
Dulu, Anne selalu menunjukkan wajah seperti “Seorang gadis bangsawan? Bekerja di ladang..?!” tapi mungkin karena Anne bersama denganku setiap kali aku bekerja di ladang, ia kini ikut membantuku — malahan, dia jadi lebih paham tentang agrikultur daripada aku.
Dia bahkan memberiku saran! “Ah, nona muda, masih terlalu awal jika ingin memanen itu. Mungkin deretan sana lebih baik,” katanya. Dia juga sangat mahir menanam bibit dan biji, dan memberiku berbagai informasi. Dia menyarankan berbagai pupuk dan peralatan berladang yang berbeda-beda. Aku merasa sangat terbantu.
Sudah lama aku tidak punya kesempatan melakukan hal semacam ini, dan aku segera tenggelam dalam kegiatan itu. Sebelum menyadarinya, matahari sudah terbenam. Sungguh lega rasanya, walau — ladangnya jauh lebih bersih, dan kami bisa memanen beberapa sayur mayur.
Aku memnanti dengan sabar akan hasil dari kerja kerasku, dan aku kini tengah berjalan menuju kamar Keith masih dengan mengenakan overall berkebunku.
“Hei, Keith! Aku membuat beberapa kemajuan di ladang, kalau mau kau juga… hmm?”aku hany mengetuk sedikit, dan pintunya terbuka. “Eh? Apa Keith belum pulang?” tidak ada siapapun disana — kamar itu kosong.
Kupikir karena Keith berangkat pagi, dia harusnya sudah pulang sekarang. Apa dia ada di tempat lain di manor? Aku segera mencari Sebastian (bukan nama aslinya), butler kami, dan bertanya, tapi Keith masih belum kembali.
Apa dia keluar untuk mengerjakan sesuatu yang butuh waktu lama? Agak mengecewakan, tapi mau bagaimana lagi. Aku segera berbalik untuk kembali ke ladang, hanya untuk berpapasan dengan ibu, yang baru saja keluar dari ruang minum teh. Saat mata kami bertemu, sikapnya berubah. Ibu yang beberapa saat lalu mengobrol dengan ceria bersama pelayan, kini menatapku dengan amarah seperti iblis.
E-Eh?! Kenapa? Apa yang terjadi? Hanya karena aku berpapasan dengan ibu? Aku segera terdiam karena tatapan ibu. Ibu segera membuang muka ke belakangku dan ekspresi marahnya makin menjadi.
Eh? Apa? Aku ikut berbalik, hanya untuk melihat kalau aku meninggalkan jejak lumpur dan tanah di belakang. Parahnya lagi, jejak lumpur itu ada sepanjang koridor dan ruangan lain. Aku, tentu saja masih memakai overall berkebunku… overall yang berlumpur dan kotor.
Gawat… sekali. Aku bisa merasakannya — bahaya predator puncak. Aku harus kabur dari sini, tapi sayang sekali, lawanku jauh lebih gesit. Sebelum aku bisa kabur, ibuku mencengkram kerah bajuku.
“Katarina… kau harus ikut… ke kamar ibu…”suaranya sangat menakutkan dan rendah, bagai menunjukkan kalau ibu adalah jelmaan neraka itu sendiri.
Dan begitulah aku membersihkan sisa tanah dari overallku, sebelum ditarik ibu ke kamarnya seperti tahanan. Ibu segera menceramahiku selama beberapa jam…
Setelah ceramah selesai, aku dilepas, dan sekali lagi berjalan ke kamar Keith untuk komplain, dan melaporkan hasil panenku. Karena matahari juga sudah terbenam, dia pasti sudah di kamar, kan?
“Keith…?”tidak ada jawaban. Kamar itu sehening dan setenang sebelumnya.
Hari itu, Keith tidak pernah pulang ke Manor Claes.
Hingga saat ini, Keith tidak pernah meninggalkan rumah seperti ini. Semua orang terkejut. Lalu, saat kami akan mengirim tim pencari, sebuah surat tiba di manor. Tertulis di kertas itu adalah…
Tekanan yang kubawa sebagai penerus nama Duke Claes terlalu berat. Karena itu aku pergi. Tolong jangan cari aku lagi.
Dari,
Keith
Isinya ditulis dengan tulisan tangan Keith. Setelah menerima surat itu, seluruh rumah jadi kacau balau.
“Saya tidak menyangkan kalau Tuan Keith kita yang sempurna tiba-tiba mengatakan kalau Beliau tidak sanggup meneruskan nama Claes… sangat tidak masuk akal.”
“Bukankan Tuan Keith juga membantu Duke Claes diam-diam? Tuan Keith sangat pintar — mereka juga sudah mempercayakan banyak tugas penting akhir-akhir ini.”
“Tuan Keith juga sepertinya tidak masalah dengan beban itu…”
Seluruh pelayan dan staff lain yang bekerja di manor mengatakan hal yang sama. Dan akupun begitu. Sudah satu dekade sejak keluarga Claes mengadopsinya, dan Keith selalu mumpuni dan cepat belajar. Ia bisa berbaur dengan kalangan bangsawan, dan selalu punya kemampuan sosial dan tata krama yang lebih baik dariku. Bahkan, Keith selalu dipandang sebagai pewaris Claes yang sangat cocok. Kenapa ia berpikir kalau tekanan mewarisi nama Claes membuatnya menderita?
Saat aku duduk di kamar, dengan tanda tanya yang hampir jelas terlihat di atas kepala, sebuah suara memanggilku. Ibuku. Ada apa gerangan? Apa ada informasi terbaru soal Keith?
“Katarina… ini soal Keith,”kata ibu dengan ekspresi serius saat masuk ke kamarku.
Benar dugaanku, ibu pasti punya informasi baru. Aku mendengarkan dengan fokus dan menujukkan ekspresi serius.
“Tentang surat Keith… aku curgia, hilangnya Keith sepertinya tidak berhubungan dengan beban mewarisi nama Claes.”
“…Tentu saja.”Hmm. Jadi ibu punya pemikiran sama denganku. Aku mengangguk paham.
“Jadi ibu memutuskan untuk bicara dengan beberapa pelayan mengenai hal ini, menanyakan beberapa pertanyaan, lalu…”
“Lalu?”ada semacam kekuatan di mata ibu. Aku mendekat tanpa menyadarinya.
“Sepertinya Keith merasa sedih dan tertekan akhir-akhir ini. Beberapa pelayan melapor kalau mereka melihatnya sendiri.”
“Keith… sedih? Tertekan?”aku tidak pernah melihat Keith seperti itu. Apa aku yang tidak sadar?
“Ya. Dan dari apa yang kudengar, dia hanya berekspresi begitu setelah bertemu dengan seseorang.”
“Eh?! Seseorang?” Tapi siapa? Siapa dia? Apa dia berhubungan dengan masalah Keith? Kalau begitu kita harus bicara dengannya… “Tapi ibu, siapa dia?”
“…Ya, begini…”dengan begitu, ibu terdiam, sebelum melihatku dengan tatapan tegas. “Siapa lagi kalau bukan KAU, Katarina!”deklarasi ibu membuatnya terdengar seperti salah satu detektif terkenal di televisi yang kulihat di kehidupan sebelumnya, di adegan ketika ia menunjuk pelaku asli tindak kriminal.
“…E-Eh?! A-Aku?”
Aku hanya terkejut saat ibu meneruskan penjelasannya, bagai membongkar kejahatan dengan deduksinya. “Ya kau, Katarina. Menurut berbagai testimoni yang kuterima dari pelayan, Keith selalu sedih setelah bicara padamu akhir-akhir ini.”
“Setelah bicara denganku…”walau aku memang sering komplain padanya akhir-akhir ini, memangnya dia merasa sedih? Kalau diingat lagi… hmm. Oh ya, ada satu hari, sebelum kami kembali ke manor, dimana Keith menunjukkan wajah sedih. “Ah, kalau diingat lagi…”
Sebelum aku bisa menyelesaikan kalimatku, ibu menghela napas dalam. “Benar dugaanku… jadi kau pelakunya.”seperti kalimat detektif di ujung cerita. Lalu…
“Alasan kenapa Keith kabur daru rumah tidak ada hubungannya dengan mewarisi nama Claes sama sekali. Alasannya kabur adalah… karena stress membereskan semua masalahmu selama ini!” teriak ibu, dengan suara yang sudah sampai puncaknya.
“E-Eh?! Membereskan masalahku?” Hmm. Kurasa Keith memang selalu menyanggah dan menolongku kalau aku berbuat salah, tapi… membereskan masalahku?
“Aku yakin dia merasa lelah, karena menjaga kakaknya yang tidak karuan selama ini. tapi tentu saja… karena Keith anak yang lembut. Karena itu dia hanya diam saja. Karena itu dia mengirim surat ini…”kata ibu penuh duka, dan memegangi kepalanya.
“…”Ya, mengesampingkan pernyataan soal ‘membereskan kesalahanku’, kurasa aku memang terlalu sering menerobos kamarnya akhir-akhir ini. Kalau memang itu penyebabnya, aku bisa mengerti. “…Aku harus bagaimana?”kalau Keith benar-benar lelah akan kelakuanku dan memutuskan untuk tidak pulang selamanya…
Melihatku yang lesu, ibu menatapku sedih, sebelum menggenggam erat tanganku. “Tidak ada gunanya menangisi nasi yang sudah menjadi bubur. Pertama-tama, kau harus minta maaf dengan sungguh-sungguh akan apa yang sudah kau lakukan selama ini. Dan kau harus memberi tahu adikmu, kalau kau akan bekerja keras dan tidak akan merepotkannya lagi. Kalau kau berkomunikasi dengan tulus padanya, lalu Keith yang lembut… pasti akan memaafkanmu.”
“…I-Ibu…”aku tergerak karena kata-kata ibu. Aku merasa air mata memenuhi mataku saat aku menggenggam balik tangan ibu. “Ibu, aku akan minta maaf ke Keith! Dan aku akan memberitahunya kalau aku akan bekerja keras dan tidak akan merepotkannya lagi!”
“Ya, berkeja keraslah, Katarina!”
Dan begitu, di suatu ruangan di Manor Claes, ibu dan anak yang tidak cocok satu sama lain itu bergandengan tangan, sembari berteriak penuh semangat.
Baiklah! Kita akan memulai analisa mendalam mengenai cara mengubah pikiran Keith agar dia mau kembali ke Manor Claes.
Ketua rapat: Katarina Claes.
Wakil rapat: Katarina Claes.
Sekretaris rapat: Katarina Claes.
“Kalau begitu. Topik utama rapat kali ini adalah metode yang digunakan untuk membujuk Keith pulang. Semuanya, mari kita dengar ide kalian.”
“Ya. tapi kalau ide… bukankah sudah cukup dengan mengikuti saran ibu? Seperti kata ibu, kita hanya perlu meminta maaf dan berjanji tidak akan membuat masalah lagi.”
“Memang itu dasarnya, tapi aku merasa kalau kita harus lebih tulus di situasi seperti ini.”
“Tulus?”
“Contohnya, kita bisa memberikan sesuatu padanya, karena sudah menyebabkan masalah selama ini?”
“Oh ho, sungguh saran yang bagus. Tapi apa yang harus kita berikan?”
“Aku belum memikirkannya!”
“Itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, Nona Claes.”
“Mungkin hadiah atau semacamnya? Atau kita mentraktirnya sesuatu?”
“Kurasa tidak masalah, tapi apa dia akan puas?”
“Hmm, kalau begitu bagaimana dengan bibit baru dan pupuk?”
“Itumah Katarina yang mau.”
“Kalau begitu… bagaimana kalau kupon untuk pijat pundak atau menggosok punggung saat mandi?”
“Ya, kalau begitu mah ayah yang senang, tapi entahlah kalau Keith. Hmm, menurutku itu ide yang buruk. Sesuatu itu harusnya kumpulan dari rasa terima kasih harian untuknya, yang ditunjukkan dengan sikap kita.”
“Oke, kalau begitu sudah diputuskan! Kita akan meminta maaf pada Keith ketika melihatnya, dan menunjukkan rasa terima kasih dengan sikap kita.”
“Dan berjanji kalau kita tidak akan merepotkannya lagi!”
“Ya, benar sekali. Contohnya, tidak lagi makan kebanyakan sampai sakit perut, atau mengobrak abrik manor dan merusak sesuatu. Kita harus bersumpah kalau kita akan lebih hati-hati akan hal semacam itu dan tidak membuat kesalahan lagi.”
“Sempurna sekali. Kalau begitu… ayo kita berangkat menuju Keith.”
“Benar sekali!”
“Jadi… dimana Keith?”
“!!”
“Mungkin kita harus mulai dengan mencarinya?”
“Sungguh saran yang bijak, Katarina Claes! kita hanya perlu mencarinya.”
“Ya. pertama-tama kita harus berangkat mencarinya. Kalau dia bersusah payah kabur dari rumah, sepertinya dia tidak ada di sekitar sini. Kita mungkin harus melakukan perjalanan panjang.”
“Perjalanan untuk mencari Keith! Rasanya seperti film tentang anak yang mencari Mamanya!”
“Ya, tapi kalau kasus kita ‘Mencari Keith’!”
“Jadi, tindakan pertama kita adalah berangkat mencari Keith. Setuju?”
“Setuju.”
Dan begitulah, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan mencari adik angkatku.
Beberapa saat setelah aku memutuskan untuk pergi mencari Keith, berita akan keputusanku ini segera bocor. Tak lama kemudian, beberapa orang muncul dan ingin mengikutiku.
Salah satunya adalah tunanganku, Geordo Stuart. “Aku harus ikut denganmu, Katarina. karena aku khawatir.” Aku tidak bisa menolaknya.
Selanjutnya Larna, orang kementerian yang entah bagaimana sampai bisa mendengar hal ini. “Bukankah ini kesempatan yang bagus? Biarkan aku ikut denganmu. Ini bisa jadi kesempatan bagus untuk melatih staff Kementerian baru juga.” Walau aku terkejut mengetahui kalau pekerja Kementerian juga melewati ujian serupa, mendapat Larna sebagai bala bantuan akan sangat membantu perjalanan, jadi aku menerima tawarannya.
Ada juga staff baru yang tadi disebutkan oleh Larna — Maria dan Sora. Orang yang kini bernama “Sora” itu adalah Rufus, orang yang sama dengan yang menculikku beberapa saat lalu. Walau ia menggunakan Ilmu Hitam untuk menculikku, ia menangis tersedu-sedu dan membuat dirinya sebagai korban yang malang. “Tuanku yang menyuruhku melakukannya!” katanya. Sekarang ia ada di bawah pengawasan Kementerian. Walau Sora bukan tipe orang yang akan menangis dan bilang kalau dia diancam, dilihat dari sikapnya ketika menculikku…
Bagaimanapun, itulah anggota kami — Geordo, Larna, Maria, Sora (Rufus), dan aku — berangkat untuk melakukan perjalanan mencari Keith.
“Kalau diingat lagi… ada sesuatu yang ingin saya tanyakan, nona muda,”kata Anne setelah selesai memepersiapkan perbekalanku. Dia hampir selesai menata rambut dan pakaianku. Walau Anne biasanya menemaniku kemana-mana, ia tidak ikut kali ini. “Saya khawatir ketika Anda pergi sedniri,”katanya dengan nada cemas.
Hilangnya Keith belum dipublikasikan, dan kami bertekad mencarinya dengan kelompok kecil. Walau begitu, kami cukup menarik perhatian. Larna, salah satu dari individu paling kuat dan mumpuni di Kementerian, ikut dengan kami. Apalagi, kami juga punya Pemiliki Sihir Cahaya dan Pemilik Sihir Kegelapan. Dan tentu saja, pangeran yang bisa melakukan apapun. Tim pencari ini terlalu overpower. Jadi aku tidak terlalu khawatir.
Aku menenangkan Anne dengan fakta itu, tapi ia masih khawatir. “Saya khawatir akan kegiatan sehari-hari Anda, Nona…”
Jujur saja, aku merasa bisa mengurus diriku sendiri. Tapi Anne sepertinya tidak setuju. “Anda tidak bisa merapikan rambut sendiri, tidak juga menyeterika lipatan di gaun Anda! Apa maksudnya Anda bisa mengurus diri Anda sendiri, nona muda?!”
Maksudku… rambutku memang agak bergelombang. Tidak masalah kalau sedikit berantakan. Dan kalau gaunku, beberapa lipatan di sana sini juga tidak berpengaruh. Aku baik-baik saja! “Aku akan melakukannya dengan benar…”kataku pada Anne. Tapi…
“Nona muda, yang ada maksud dengan ‘benar’ itu… sangat tidak sesuai di kebanyakan situasi…”respon Anne. Sungguh pelayan yang luar biasa tegas!
Bahkan Geordo, yang seorang putra mahkota saja tidak ditemani siapapun. Kalau Anne ikut memang rasanya aman, tapi jujur, kalau aku sendiri yang membawa pelayan, rasanya aku seperti anak manja. Kalau bisa, aku ingin pergi tanpa ditemani pelayan.
Penyelamatku adalah Maria. “Kalau begitu, aku yang akan membantu Nona Katarian bersiap,”kata Maria dan tersenyum bagaikan Dewi.
Setelah mendengar tawarannya, Anne segera setuju, dan menjawab, “Mohon bantuannya, Nona Maria.”sungguh perbedaan luar biasa dari sikapnya yang tadi!
Walau perbedaan sikap Anne saat bicara dengan Maria dan saat bicara denganku sangat tidak ideal, aapun itu, dengan bantuan Maria, aku bisa menghindari penampilan manja. Walau begitu, Anne masih banyak membantuku bersiap sebelum berangkat.
“Pertama-tama, Nona muda… apakah Anda sudah memutuskan kemana akan mencari?”
“Eh? Kemana?” aku melongo bagai ikan mas.
“Anda berangkat mencari Tuan Keith, kan? Kalau begitu Anda pasti sudah menetukan kemana akan mencari, atau mungkin lokasi?”
“…Eh?”aku membeku seutuhnya mendengar pertanyaan Anne.
“…Em, nona muda… jangan-jangan Anda sama sekali belum memikirkan kemana akan mencari? Melihat semangat Anda dan niat mencari Anda, dan setelah semua persiapan ini… Apa jangan-jangan Anda sejak awal tidak memikirkan kemana akan mencari?”
“…”
“…Nona muda.”
Ah, Anne… tolong jangan lihat aku dengan mata itu. Aku juga sekaget dirimu. Dalam kegiranganku melakukan perjalanan mencari Keith, aku benar-benar lupa menentukan arah tujuan kami.
Jujur saja, kami tidak punya satu petunjuk apapun kemana perginya Keith. Mungkin dia pergi ke barat? Timur? Utara? Selatan? Aku tidak tahu. Kalau begitu kemana dia pergi…? Hmm. Aku harus bagaimana? Tanggal keberangkatan juga makin dekat.
Apa yang harus kulakukan?!
Penyelamat selanjutnya yang muncul adalah bintang utama dari Kementerian, Larna. Ia segera menarikku keluar dari jurang pikiran.
Walau kami berencana untuk segera berangkat, aku tidak tahu kemana harus mencari. Aku sudah memberitahu Larna, yang tertawa keras setelah mendengarnya. Ia lalu tersenyum seperti kucing dan berkata, “Sangat kau sekali, Katarina.”
Lalu ia berkata, “Kalau begitu, aku punya sesuatu yang spesial untuk kasus ini.”ia pergi, dan memintaku menunggu beberapa saat. Ketika ia kembali, ia memegang sesuatu seperti boneka. Rambutnya berwarna coklat, matanya bulat seperti manik-manik. Boneka beruang?
“Emm… Nona Larna. Boneka itu untuk apa?”
Larna menjawab dengan senyum yang sama sekali lagi. “Ini alat sihir — alat yang bisa kita gunakan untuk menemukan Keith.”
“Alat… sihir?” itu bukan kalimat yang pernah kudengar sebelumnya.
Larna memberiku penjelas sembari memeluk boneka itu. Sepertinya, alat sihir adalah subjek utama penelitiannya. Ia bisa membuat banyak alat seperti ini, tapi mereka tidak terlalu stabil. Sepertinya, dia masih ada di tahap prototipe.
“Kalau ada banyak kemajuan di bidang pembuatan alat sihir, saat itulah kami bisa mengubah sihir menjadi alat atau objek…”kata Larna dengan mata yang berbinar.
Setelah itu, Larna menceritakan tentang alat sihir dengan berapi-api, hingga mencapai titik konsep filosofi. Aku hanya bisa mengangguk dan merespon dengan “Oh…begitu.”
Saat Larna terus melanjutkan penjelasannya, aku melihat boneka beruang di sampingnya… bergerak. E-Eh? Aku mengucek mata dan melihatnya lagi… hanya untuk bertatap mata dengan boneka beruang itu! padahal tadinya kepala boneka itu tertunduk… bukankah bonekanya tadi menghadap bawah?! Kenapa sekarang malah melototiku?
“K-Kenapa?!”teriakku, terkejut.
Larna segera mengikuti arah pandanganku. “Ah, iya. Aku mau menceritakannya,”katanya, dan sekali lagi mengangkat boneka beruang itu. “Ini alat yang diminta orang aneh— maksudku, orang yang sangat penting di kerajaan ini. Alat sihir ini digunakan untuk mencari seseorang.”
“Alat sihir untuk… mencari? Seseorang?”
“Ya, benar sekali. Kau hanya perlu memikirkan sesuatu yang sangat disayangi oleh orang yang hilang, dan kau akhirnya bisa mengendus jejaknya. Sangat berguna untuk penelitian Ilmu Hitam juga, tapi…”penjelasan Larna berhenti disitu.
Dari apa yang kupahami, aku hanya perlu membayangkan sesuatu yang sangat penting untuk Keith, dan dengan telepati menyampaikannya pada boneka itu, dan dengan ajaibnya, boneka itu akan menunjukkan dimana keberadaan Keith. Menurut Larna, tingkat kesuksesannya masih perlu dipertanyakan, tapi karena kami tidak punya petunjuk apapun, alat ini jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.
Lebih penting lagi — “Em, Nona Larna… bukankah bonekanya bergerak?”
Walau Larna terus bicara, boneka itu sedikit bergerak dalam pelukan Larna, bergerak kesana kemari. Aku terus menyadarinya.
“Ah, iya. Karena alat ini digunakan untuk mencari seseorang. apa gunanya kalau tidak bisa bergerak dan menunjukkan jalan?”
“Eh?! Boneka ini yang akan menunjukkan jalan ke Keith?”
“Benar sekali,”kata Larna bagai memperjelas kalau itulah satu-satunya jawaban.
Boneka yang menunjukkan jalan…? Ya, aku masih mengira-ngira bagaimana bisa mainan seperti itu bisa membantu pencarian. Tapi boneka beruang menunjukkan jalan…? “Em. Kenapa harus boneka?”tanyaku dengan ekspresi serius. Apakah ada makna lain dari semua yang sudah kusaksikan ini?
“Ah. Ya karena imut,”jawab Larna biasa.
Eh?! Cuma itu saja? Hanya karena imut? Apa keimutannya menambah manfaat lain? aku memandangi boneka yang ada di tangan Larna dengan tajam. Aku terus memikirkannya sejak Larna membawanya kemari… Apa boneka ini benar-benar imut? Aku merasa… kalau boneka itu tidak imut sama sekali.
Mungkin sangat ironis bagi orang sepertiku yang punya wajah penjahat, tapi, beruang ini… kelihatan… jelek. Kebanyakan boneka memang imut, tapi ada sesuatu yang aneh di wajahnya. Sesuatu yang mengganjal. Memang dimana boneka ini dibeli? Aku tidak mengatakan apa yang kupikirkan, tapi…
“Ah, aku membelinya di toko oleh-oleh di kota. Bisa dibilang cinta pada pandangan pertama,”kata Larna, sembari tersenyum riang.
Ahem… menurut selera masing-masing, kurasa.
Bagaimanapun, kurasa kami akan menggunakan boneka yang aneh ini untuk mencari keberadaan Keith. Demi menentukan lokasinya, aku membutuhkan sesuatu yang berharga bagi Keith. Jadi aku kembali ke manor dan mulai mencari sesuatu yang memenuhi syarat.
Tapi, hmm… apa yang sangat Keith sayangi? Aku selalu bersamanya selama ini, tapi tidak bisa membayangkan apapun. karena itu, aku memutuskan untuk bertanya pada pelayan yang biasa melayani Keith.
“Apa yang Tuan Keith sayangi? Hmm… mungkin sesuatu yang ada di dalam peti kayu?”seorang pelayan menyerahkan sebuah peti kayu besar dari kamar Keith. Peti itu penuh hiasan yang indah. Hmm, aku tidak pernah melihat peti ini sebelumnya.
“Biasanya, sangat tidak sopan mengeluarkan barang semacam ini tanpa Izin Tuan Keith, tapi kita sedang menghadapi situasi genting…”
“Terima kasih. Aku yang akan meminta maaf pada Keith, jadi jangan khawatir.”
Peti itu cukup berat. Aku meletakkannya di meja dan membuka tutupnya. “Eh? Ini…” aku mengingat semuanya. Isinya adalah hadiah ulang tahun yang aku berikan pada Keith setiap tahun. “Wow… bahkan yang ini juga sudah lama!” di antara barang itu ada secarik kertas dengan tulisan kekanak-kanakan berisi: “Tiket yang bisa mengabulkan keinginan apapun!” melihat dari tulisannya, sudah jelas kalau aku yang menulisnya. Tapi jujur saja, aku tidak ingat.
Dia bahkan menyimpan hal semacam ini… sungguh menyentuh. Keith sungguh menyayangi kakaknya!
Karena aku tidak bisa memutuskan barang mana yang paling baik, aku akhirnya membawa peti itu ke Larna.
Ketika aku menemui Larna lagi, aku bertemu satu orang lagi di ruangannya.
“Wah halo, Nona Katarina Claes.”
Aku ingat orang dengan senyum santai itu. Dia adalah Jeffry Stuart, pangeran pertama kerajaan, dan kakak dari Geordo dan Alan. Ehh? Kenapa pangeran pertama disini…? walau aku ragu dan kaget, aku masih bisa memberikan sapaan yang sangat sopan seperti yang sudah diajarkan padaku.
Bagai membaca ekspresi bingungku, Pangeran Jeffery yang masih tersenyum itu melihatku dan berkata, “Sebenarnya, aku yang meminta Larna mengembangkan alat sihir tertentu untukku, dan aku disini untuk mengecek progresnya.”
“Alat sihir?” aku bahkan tidak pernah mendengarnya hingga akhir-akhir ini. Tidak sepertiku, Pangeran Jeffery sepertinya cukup tahu hingga meminta Larna membuatkannya. Luar biasa sekali keluarga kerajaan… Tapi apa yang diminta oleh Pangeran Jeffery? Dari apa yang sudah Larna ceritakan padaku, ada banyak macam alat sihir.
“Alat seperti apa yang Anda minta?”tanyaku pada pangeran.
Tapi Larna yang menjawabnya. “Ah, alat untuk mencari orang hilang.”
“Orang hilang… Hm? Jadi maksudnya…”walau aku tidak setajam pisau di laci, aku segera memahami maksudnya. Alat sihir untuk mencari orang… bukannya itu alat yang aku pinjam besok? Beruang burik itu!
“Iya. Alat yang akan kita gunakan untuk perjalanan besok,”kata Larna masih terdengar santai.
Eh? Apa tidak masalah bagiku meminjam sesuatu yang diminta pangeran pertama? Bukannya malah merepotkan? Aku mulai panik.
“Ah, tidak perlu khawatir, Nona Katarina. Aku sudah mendengar masalahnya,”kata Jeffery terdengar sesantai biasanya. “Aku juga tidak sedang terburu-buru. Kita juga tidak tahu apakah alatnya benar-benar berfungsi atau tidak. Jadi gunakan ini sebagai percobaan, dan kalau memang berhasil, aku akan menggunakannya.”
“…Benar begitu? Terima kasih banyak, Pangeran Jeffery.”
Pangeran itu hanya melambaikan tangan. Dia tidak terlihat marah padaku yang meminjam alatnya. Sepertinya tim pencari kami bisa menggunakannya sebagai percobaan tanpa halangan.
Pangeran Jeffery sungguh tidak terlihat seperti keluarga kerajaan. Geordo dan Alan juga tidak terlalu kaku, walau Alan cukup sombong waktu kecil dulu. Walau begitu, tidak ada satupun dari mereka yang sesantai aura Pangeran Jeffery.
Aku sudah bertemu dengannya saat festival sekolah, dan menurut Anne, Pangeran Jeffery sepertinya cukup mumpuni, dan punya banyak fraksi politik. Tapi aku tidak punya image itu setelah bicara langsung dengan orangnya. Aku tiba-tiba sadar kalau sedang memandanginya.
“Hmm?”dia menjawab dengan senyum yang bersahabat dan seriang biasanya.
“E-Em… kalau saya boleh bertanya, Pangeran Jeffery, untuk apa Anda meminta alat sihir itu?”aku tidak bisa memberitahunya kalau dia tidak kelihatan seperti keluarga kerajaan, jadi pertanyaan lain yang keluar dari mulutku. Tapi aku tiba-tiba sadar kalau itu bukan pertanyaan yang harus dilayangkan pada orang yang baru kukenal. Mungkin itu untuk misi rahasia demi takhta. Aku merasa tidak enak hanya dengan memikirkannya.
“Hmm! Ya, begini… aku hanya ingin tahu dimana posisi orang yang sangat aku cintai sepanjang waktu!”
“O-orang yang sangat Anda cintai?”
“Ya, Orang yang paling kucintai di dunia! Aku ingin mengetahui posisi mereka… kapanpun.”
“…Apakah… itu untuk misi kerajaan?”
“Tidak juga! Malah tidak berhubungan sama sekali. Alat ini untuk penggunaan pribadi.”
…Jadi tidak berhubungan dengan kerajaan, toh. Walau begitu, ada alasan dibalik kalimatnya. Untuk mengetahui posisi orang yang dicintainya sepanjang waktu… bukankah itu membuatnya seperti seorang penguntit? Hmm. Tidak… aku tidak boleh memikirkan dalam-dalam soal hal ini. Aku merasa seperti bisa melihat sesuatu yang menyeramkan dibalik pribadi pangeran yang riang gembira ini.
Aku segera menghapus pikiran itu dan mengubah topik. “Kalau begitu… atas izin Anda, Pangeran Jeffery, kami yang akan menggunakannya lebih dulu.”
“Tentu saja! Pakai saja, pakai saja,”jawab pangeran, dengan senyum bahagia di wajahnya.
Setelah mendapat izin pangeran, aku menyerahkan peti kayu yang jauh-jauh kubawa dari Manor Claes pada Larna, hanya untuk melihatnya meninggikan suara setelah membuka tutupnya. “Apa-apaan… semua ini?”
Aku rasa dia terkejut, karena tidak tahu apa maksudnya. “Semua ini adalah hadiah yang kuberi pada Keith. Sepertinya ia menyimpan semua hadiah dariku.”
Mendengar kalimatku, Pangeran Jeffery, yang sedang mengintip isi peti di sebelah Larna, juga kelihatan ingin mengatakan sesuatu. “Ini… luar biasa,”katanya, terdengar kagum. “Dia sangat menjaga hadiah darimu sebanyak ini… hadiah-hadiah ini pasti sangat berharga untuk adikmu.”
“Menjaga?”aku bertanya, tidak yakin apa maksudnya.
Ia tersenyum penuh makna. “Tentu, Nona Katarina. Itu artinya ia sangat menyayangimu.”
“Ya… dia sungguh menyayangi kakaknya,”responku dengan senyuman, hanya untuk direspon dengan tatapan aneh Pangeran Jeffery dan Larna. Hmm? Apa aku mengatakan hal yang aneh?
Menurut Larna, objek berharga yang diperlukan boneka mainan itu bisa digunakan setiap saat, atau setidaknya sesuatu yang bisa dibawa kemana-mana. Dengan persyaratan itu, kami menyingkirkan beberapa hal dari peti. Akhirnya, kami memilih sapu tangan rajutan yang kuberikan pada Keith dulu.
Jujur saja, aku benar-benar lupa, tapi Keith menjaganya dengan baik. Bahkan tersimpan dengan luar biasa baik; hingga tak ada satu nodapun. Kami memutuskan untuk memberikannya pada boneka beruang itu.
“Bagaimana boneka itu mengingat barangnya?”tanyaku.
Larna hanya menunjukkan senyum penuh percaya dirinya padaku sembari menyerahkan sapu tangan itu pada boneka beruang. “Tunggu dan lihat.”
Boneka beruang yang mendapat kemampuan bergerak setela menjadi alat sihir itu, segera mengangguk dan menerima sapu tangan itu. Ia mendekatkan sapu tangan ke hidunganya — yang berupa semacam kancing atau apapun itu, dan — ia mulai mengendusnya.
Eh?! Bonekanya mengendus seperti anjing? Tunggu, memangnya boneka punya indera penciuman?! Aku hanya bisa melihat, tercengang, saat beruang itu melakukan tugasnya. Ia menyerahkan kembali sapu tangan itu pada Larna dan mengangguk, bagai memberi isyarat kalau ia paham apa yang harus ia lakukan.
“Em… Nona Larna. Apakah dia benar-benar bisa membantu pencarian kita…?”
“Ya, sempurna. Baiklah, Alexander, beritahu kami dimana Keith berada.”
“Eh…? Alexander?”
“Ya, nama boneka beruang ini. Menurutku sih, namanya sangat keren.”
“Ah… begitu…” aku tidak paham lagi apakah Larna mau boneka yang imut atau yang keren. Apapun itu, namanya tidak cocok dengan boneka jelek ini!
Aku menahan perasaanku saat Alexander di boneka beruang, berdiri dan menunjuk ke arah timur ruangan.
“Oh, Alexander! Kerja bagus!”kata Larna yang takjub.
Perlahan, aku melihat boneka beruang itu lagi, karena tidak yakin akan kelakuannya… hanya untuk melihatnya menatapku, dan bagai mengejekku, ia “Mendengus sombong.”
…Entah kenapa, aku merasa kalau Alexander si boneka jelek dan aku tidak akan bisa akur.
Bagaimanapun, sekarang setidaknya kami punya arah tujuan, seperti yang ditunjukkan oleh si Boneka Jelek (aku sungguh tidak mau memanggilnya “Alexander”), rencana kami kurang lebih sudah ditentukan, dan kami bersiap untuk memilik jadwal yang pas.
Semua yang diperlukan tinggal menunggu kedatangan Larna dan Sora dari Kementerian di gerbang akademi. Mary, Alan, Sophia, dan Nicol juga berkumpul disini.
Hikss. “… Aku harap bisa ikut denganmu juga, Nona Katarina…”kata Mary dengan wajah kesepian.
“Kali ini, kita tidak bisa apa-apa, kau tahu kan?”kata Alan, tunangan Mary, sembari menawarkan kalimat penghibur.
“Aku juga, Nona Katarina…”Sophia juga sepertinya sangat sedih. Dia ditenangkan oleh Nicol, yang berdiri di belakangnya.
Aku sebenarnya juga ingin membawa semua orang, tapi itu malah membuat kelompok kami jadi terlalu besar. Dan juga…
“Sangat tidak masuk akal kalau seluruh anggota OSIS tiba-tiba menghilang bersamaan di saat sibuk begini.”mendengar kalimat Nicol, ekspresi Sophia berubah menjadi keyakinan, dan alis Mary mengerut.
“Benar kata Tuan Nicol. Di waktu yang sibuk ini, ketika wisuda sudah semakin dekat… dan Ketua OSIS malah pergi! Tidak bisa dipercaya,”kata Mary sembari menyamakan pandang dengan Geordo.
Tapi Geordo hanya merespon, “Tapi, kebanyakan pekerjaanku sudah selesai. Karena Nicol bersama kalian — kalaupun ada sesuatu, aku yakin dia pasti bisa membantu. Kalian sudah sangat siap.”ia terdengar riang. Di sisi lain…
“M-Maafkan aku… harus pergi di saat sibuk seperti ini…”kata Maria meminta maaf.
Mary mulai malu melihatnya. “Ah, tapi keberadaanmu sangat dibutuhkan dalam hal seperti ini! Tolong jangan meminta maaf…”katanya setengah mati.
Setelah bebas dari cengkraman Mary, Geordo segera mendekatiku, dan menggenggam erat tanganku. “Aku pasti akan melindungimu, Katarina.”katanya sembari menawarkan senyum tipis.
“…O-Oke…”Kenapa dia mendekatnya cepat sekali? Pikirku sambil menjawabnya dengan santai. Aku menyadari perubahan ekspresi Geordo. Hmm? ada apa?
“J-jangan-jangan…”entah kenapa Geordo yang selalu tenang dan mumpuni, kelihatan sangat terguncang.
Nicol mengusik dengan sikap tenangnya. “Dia sudah lupa, sepertinya. Dia hanya memikirkan keselamatan Keith sekarang.”
“?” Apa maksudnya?
“Benar katamu… karena, ada satu kali insiden ketika dia lupa kejadian terbaru dan menganggapnya mimpi — tapi aku tidak menyangka… kalau separah ini…” Entah kenapa, pundak Geordo merosot.
Mary mendengarkan pembicaraan ini sepanjang waktu dari samping. Dia yang sebelumnya bad mood, entah kenapa segera tersenyum lebar. Dan ada aku, Katarina Claes, dengan tanda tanya yang melayang jelas di kepala.
“Ah, tidak ada apa-apa, Nona Katarina. Tidak perlu dipikirkan.”Maria segera menunjukkan senyum manisnya padaku.
Bagaiamana aku tidak perlu memikirkanya? Ya… tapi Maria bilang tidak masalah, jadi aku biarkan saja.
Tidak lama kemudian, Larna dan Sora tiba.
“Senang bertemu dengan Anda lagi, Nona Katarina.”orang yang mengatakannya sembari menunduk adalah pria berambut biru yang terlihat sangat playboy. Aku tidak pernah bertemu Sora lagi sejak insiden penculikan itu. Ia masih tersenyum seperti biasa, tapi aku menyadari satu perbedaan — ia kini bicara formal padaku.
“Ya, senang bertemu denganmu juga—”
Saat aku menjawabnya, Geordo berdiri di antara kami, dan berdiri di depanku. “Ah, Tuan Sora, ya? senang bertemu denganmu.” Ia menyapa Sora dengan senyuman pangeran negeri dongengnya.
“Oh, cukup panggil saya Sora, Pangeran Geordo. Saya yang sangat senang bertemu dengan Anda.”jawab Sora dengan sopan… tapi entah kenapa, aku bisa merasa tekanan memenuhi udara. Mungkin cuma khayalanku?
“Maaf membuat kalian menunggu! Karena semua sudah datang, sepertinya kita harus berangkat,”kata Larna, tanpa memedulikan tekanan di udara.
Setelah berpamitan dan melambaikan tangan, aku mengucap salam perpisahan dengan teman-temanku, dan kelompok kecil kami berangkat untuk mencari Keith.
★★★★★★
Ketika aku terbangun, aku kini berada di kamar yang tidak kukenal. Aku tidak bisa menggerakkan tangan maupun kaki. Dari apa yang kulihat, aku ditali, dan kini diletakkan di kasur. Sudah jelas itu bukan situasi yang normal.
Aku ingat kalau aku mengikuti seorang wanita yang mengajakku ke gang… dan ingatanku segera terhenti segera setelahnya. Setelah itu, ingatanku rancu. Mungkin sesuatu terjadi… mungkin juga tidak. Aku tidak ingat apapun.
Aku segera menyesal karena mengikuti wanita tidak jelas itu. Sejak awal, dia sangat mencurigakan. Aku pikir aku sudah mengerti hal itu sejak dulu. Kurasa karena aku selalu hidup bahagia selama ini. Karena aku selalu bersama kakakku, dan dipengaruhi olehnya… aku mulai kurang mencurigai orang-orang.
Bagaimanapun… menyesali pilihanku tidak akan membawaku kemanapun. Pertama, aku harus memastikan keadaan. Saat aku melihat sekeliling, satu-satunya pintu di kamar itu terbuka. Seorang pria yang tidak pernah kulihat sebelumya mulai masuk.
Setelah sadar kalau aku sudah bangun, matanya menyipit dan berjalan ke arahku perlahan. “Sudah lama tidak bertemu.”pria itu berjalan ke kasur dan melihatku dengan senyuman yang berbelit. Rambut acak-acakan, dan daging yang sepertinya tidak akan pernah habis di tubuhnya — hingga di titik wajahnya tertimbun oleh daging. Kulitnya mengkilap karena lemak di bawah kulitnya, dan aku bisa melihat kalau bajunya tidak muat.
Pria ini… aku tidak ingat pernah bertemu dengannya. Karena itu kupikir lebih baik diam dan melihat apa yang akan ia lakukan. Mungkin itu membuatnya marah. Dan wajah pria itu berubah masam.
“Ya, diam saja sesukamu. Kurasa kau tidak mau mengatakan apapun pada bangsawan yang lebih rendah darimu!”ia segera menyemburkan kemarahannya, dan hal itu membuatku mengingat masa lalu. Ingatan masa kecil… tentang seorang bocah yang dibesarkan di tempat yang sama denganku.
“…Thomas?”
Sesaat setelah mengatakannya, rasa sakit terasa di wajahku. Pria itu, kini dengan wajah yang merah, sepertinya memukulku.
“Be-berani-beraninya… orang sepertimu… memanggil namaku seenaknya! ORANG SEPERTIMU!” orang yang dipanggil Thomas itu mengangkat kepalannya sekali lagi dan memukulku. Walau ia terlihat jauh berbeda dengan masa kecilnya… ya, dia bertingkah seperti biasa.
Dengan tangan dan kaki yang terikat, aku hanya bisa menahan pukulan itu. Ah, sungguh sensasi yang nostalgia. Dulu, aku selalu bisa menahannya. Dan terus menahannya. Aku akan menutup hatiku dan menunggu sampai badai lewat. Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini. Aku tidak pernah merasakan hal semacam ini sejak masuk ke Manor Claes.
Saat aku memikirkan masa lalu dalam kebingungan dan melihat ke arah Thomas, yang masih memukuliku dengan membabi buta… aku sadar kalau ada seorang wanita berdiri di belakangnya. Rambut hitamnya terurai lepas. Sepertinya ia seusia denganku.
Sosoknya langsung menarik perhatianku. Bukan karena ia cantik, atau manis, atau semacamnya. Tapi karena ia tersenyum. Ia tersenyum sembari melihat pria berwajah merah itu terus menghujani pukulannya ke tubuhku.
Senyum polosnya membuatku merinding. Aku merasa luar biasa takut — tidak pada pria yang memukulku, tapi wanita yang tersenyum melihatku. Mungkin dia merasakan pandanganku, jadi ia segera bertukar pandang denganku. Mata itu sangat polos, seperti anak kecil.
Ah… apa aku bisa bebas? Apa aku bisa bertemu dengannya lagi? Pikirku… saat senyuman gadis yang sangat kucintai di dunia ini terbayang dalam kepalaku.
Melchan11
…………………….