Baca Light Novel LN dan Web Novel WN,Korea,China,Jepang Terlengkap Dan TerUpdate Bahasa Indonesia
  • Daftar Novel
  • Novel China
  • Novel Jepang
  • Novel Korea
  • List Tamat
  • HTL
  • Discord
Advanced
  • Daftar Novel
  • Novel China
  • Novel Jepang
  • Novel Korea
  • List Tamat
  • HTL
  • Discord
Prev
Next

Kisah Kultivasi Seorang Regresor - Chapter 498

  1. Home
  2. Kisah Kultivasi Seorang Regresor
  3. Chapter 498
Prev
Next

Chapter 498 – Serangga

‘Siapa…?’

Aku menatap kosong ke arah lelaki tua yang sedang memegang sekeranjang bunga, yang muncul di sampingku pada suatu saat, tidak mampu memahami siapa dia.

Seluruh dunia diselimuti kegelapan.

Seo Ran yang berdiri di hadapanku hancur berkeping-keping.

Bukan hanya Seo Ran.

Bunga buruk yang mekar di dadaku bahkan sedang menghancurkan diriku sendiri.

Bunga yang tidak menyenangkan itu melahapku.

Aku sedang dikonsumsi oleh bunga yang tidak menyenangkan ini, yang dikenal sebagai [Annihilation Flower].

Kemudian…

Saat aku menjadi satu dengan Annihilation Flower, aku akhirnya mengerti.

Makhluk yang telah melampaui batas dan batasan True Immortal.

Mengenai rencana para Governing Immortal!

Aku dapat merasakan dunia hancur.

Namun, pemusnahan ini tidak sama dengan [Akhir] yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu.

Jika [Akhir] yang khas adalah ketika gaya tarik alam semesta mencapai puncaknya, menyebabkan segalanya berkontraksi dan terkompresi menjadi cahaya dan panas…

Kalau begitu kehancuran yang ditimbulkan oleh [Annihilation Flower] ini benar-benar tak lain hanyalah kegelapan hitam murni!

Ini bukan Akhir yang sebenarnya, Tapi lebih kepada tindakan ‘melapisi’ konsep [Kematian] pada dunia!

‘Ah… semuanya… telah berakhir…’

Aku mengerti.

Sekarang, saat segala sesuatu dalam tubuhku diserap oleh Annihilation Flower dan akarnya, aku menjadi pemusnahan (滅亡) itu sendiri dan mulai memahami.

Rencana yang disusun oleh makhluk di depan mataku.

Dan… rencana yang telah disusun oleh [mereka yang bersama-Nya].

Kiiiiiing!

Segala sesuatu di Alam Kepala menghilang.

Lautan Luas, Treading Heaven Desert, Barat, Timur, Utara—semuanya.

Yang tersisa hanyalah kegelapan pekat dan…

Matahari dan Bulan tergantung jauh di langit!

‘Apa itu… wujud sejati dari Matahari dan Bulan di Alam Kepala?’

Hal ini persis seperti yang diuraikan dalam buku harian astronom Ras Sea Dragon, Jeon Hyang.

Matahari dan Bulan di Alam Kepala berada pada tempatnya.

Hanya saja, ketika Alam Kepala masih utuh, aliran Yin dan Yang dalam energi spiritual Langit dan Bumi menciptakan ilusi optik, sehingga tampak seolah-olah siang dan malam silih berganti.

Matahari dan Bulan di Alam Kepala… hanya ada pada posisi yang seakan-akan menghadap seluruh Alam Kepala dari arah sedikit ke selatan.

‘Ah… begitu.’

Aku ingat bagaimana gelombang cuci otak Seo Hweol menembus langit di [ujung selatan] Alam Kepala dan ‘melarikan diri.’

Tempat Seo Hweol melarikan diri…

[Dahi (眉間)].

Orang tua pembawa keranjang bunga di sampingku mengeluarkan seruan kecil.

“Sungguh menakjubkan. Kupikir itu hanya perjuangan serangga yang putus asa… tapi, berhasil? Ha, hahahahaha!”

Perjuangan serangga yang putus asa.

Seo Hweol lolos melalui dahi.

Dan…

Perasaan ‘pikiran menjadi jernih’ di saat-saat terakhir.

Mantra yang dilemparkan ke Istana Sea Dragon yang ‘menjernihkan pikiran’…

‘Ah… sekarang aku mengerti.’

Akhirnya, Aku mengerti apa tujuan sejati Seo Hweol.

Ini bukan tentang cuci otak Alam Kepala.

Alam Kepala bukanlah [makhluk] yang bisa dicuci otak oleh seseorang seperti Seo Hweol.

Saat aku menatap Matahari dan Bulan di hadapanku, aku menjadi semakin yakin.

Ketika Seo Hweol menguasai seluruh Sun and Moon Heavenly Domain, hanya ada satu hal yang ingin ia peroleh sambil memanipulasi seluruh dunia.

Untuk membangkitkan Alam Kepala.

Aku teringat fenomena beberapa saat yang lalu ketika dunia berubah menjadi putih.

Kupikir itu hanya akibat dari Akhir.

Tapi… tidak demikian.

Kekuatan pemusnahan yang diberikan padaku oleh Annihilation Flower membisikkan kebenaran.

Fenomena sekarang ini bukanlah sesuatu yang sederhana seperti ‘Akhir.’

Itu hanyalah…

Proses ‘kebangkitan’ Alam Kepala.

Bila Alam Kepala merupakan makhluk ‘hidup’, maka entitas hidup ini saat ini tidak memberikan pengaruh apa pun dan hanya sekadar berada dalam keadaan ada.

Keadaan seperti itu sering disebut sebagai ‘bermimpi’ oleh banyak makhluk.

Seo Hweol menenangkan pikiran Alam Kepala untuk sementara waktu, dalam upaya untuk ‘membangunkan’ makhluk yang sangat ingin dicapai oleh tubuh utama kelima Alam Tengah.

Dan…

Ketika makhluk yang bermimpi terbangun, makhluk dalam mimpi itu akhirnya menghilang.

Pemandangan dunia yang berubah menjadi putih beberapa saat yang lalu.

Fakta bahwa Aku mampu sepenuhnya ‘menyerap’ Ras Candle Dragon saat Aku maju ke tahap Sacred Vessel.

Dan akhirnya… klaim yang dibuat Seo Hweol dalam buku harian Jeon Hyang.

Klaimnya bahwa hanya melalui Ascension kita dapat memiliki martabat.

Ya, mungkin…

Karena makhluk dalam mimpi hanya dapat memperoleh martabat saat melangkah keluar dari mimpi, Seo Hweol mungkin telah memilih untuk memimpin semua orang menuju Ascension kolektif.

Aku tenggelam dalam pikiran, merenungkan gagasan-gagasan tersebut.

Pria tua pembawa keranjang bunga itu membuka matanya lebar-lebar.

Menatap melampaui kegelapan.

Dia tampak tercengang saat menatap dahi Matahari dan Bulan.

“Serangga itu… telah datang [berhadapan langsung]…!”

‘Seo Hweol… sedang melakukan sesuatu… dengan Alam Kepala yang telah bangkit…’

Apa dia sekarang menghadapi sesuatu yang mutlak?

Jika begitu, maka…

Apa yang sedang dilihatnya?

Setelah itu, Aku melihat cahaya cemerlang di ujung selatan dunia.

Thunk—

Itulah akhirnya.

 

* * *

 

‘…Hah?’

Aku merasakan sesuatu yang aneh.

Cerah.

Langit berwarna biru, dan bumi berwarna hijau.

Dari jauh, aroma laut tercium ke arahku.

‘…Ini… bagus…’

Meski tubuhku telah dilenyapkan oleh Annihilation Flower, aku masih bisa merasakan semua indra.

Entah mengapa, rasa kantuk menyergapku, membuatku ingin segera tertidur.

‘…Tapi, ada yang aneh…’

Mengapa aku tiba-tiba ada di tempat seperti ini?

‘Aku terjun ke Lightning Sacred Sea untuk menyelamatkan Jeon Myeong-hoon…berakhir di Alam Kepala dan… Seo Ran dan Seo Hweol…’

Tiba-tiba, Aku menyadari sesuatu yang aneh.

‘…Siapa Seo Hweol?’

Triiiing-

Entah mengapa Canvas of Myriad Forms and Connections bergetar hebat.

Aku merenung sejenak tentang nama ‘Seo Hweol’, yang baru saja terlintas di pikiran, dan akhirnya, Aku mengerti.

“Seo Hweol… hanya sejenis cacing tanah biru. Kenapa aku mencari sesuatu seperti itu?”

Aneh.

Canvas of Myriad Forms and Connections bergetar hebat bagaikan orang gila.

Tapi Aku tidak bisa mengerti.

Entah mengapa, pikiran tentang ‘cacing tanah biru’ menolak untuk meninggalkan pikiranku.

Cacing tanah biru.

Bahan obat yang secara kolektif disebut sebagai ‘Seo Hweol.’

Cacing yang sedikit dan tidak penting yang digiling dan ditambahkan ketika Kultivator dalam tahap Qi Refining meramu pil, kadang-kadang disebut sebagai ‘Seo Hweol.’

Tidak, tidak, itu tidak benar…

Ini adalah kesalahpahamanku.

‘Seo Hweol’ hanyalah nama panggilan yang ku berikan pada salah satu ‘cacing tanah biru’ itu.

‘…Mengapa aku memberi nama panggilan pada cacing?’

Aku tidak ingat.

Sejak awal, Aku bahkan tidak dapat mengingat asal usul nama ‘Seo Hweol.’

Aku tidak tahu logika apa yang mengarahkanku memberi nama seperti itu.

Yang pasti ‘Seo Hweol’ adalah istilah [yang tidak ada].

‘Saat ini… daripada membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tak penting, aku perlu fokus pada Canvas of Myriad Forms and Connections yang tiba-tiba bergoyang… Orang tua dengan keranjang bunga ini, dan… diriku sendiri, yang telah menjadi Annihilation Flower.’

Lalu, aku melihat pria tua yang membawa keranjang bunga itu gemetar hebat di sampingku.

Dia menatap langit seolah dihinggapi rasa merinding.

‘…? Apa…?’

Tepat saat itu.

Tiba-tiba dia berteriak keras.

[Ingat!]

Chiiii!

Raungannya terus terngiang dalam pikiranku.

Bersamaan dengan itu, disertai guncangan seakan-akan menghantam bagian belakang kepala, Aku merasakan [sesuatu] yang mengerikan muncul di kepalaku.

Canvas of Myriad Forms and Connections menjadi stabil.

Dan…

Dengan satu kata itu saja aku mengingat kembali semua yang telah ku [lupakan] sampai sekarang!

Nama dari True Immortal yang kutemui di lantai terbawah Serving Command Ark di masa lalu, Bong Myeong!

Black Dragon yang ku temui melalui Black Dragon True Blood, nama Yu Hao Te yang diungkapkan oleh Black Dragon, dan momen pertemuan itu!

Dan…

Pada siklus yang ke-19, [pria tua pembawa keranjang bunga yang menunggangi pundakku sepanjang waktu]!

Segala sesuatu tentang [Sal Tree Heavenly Venerable] kembali membanjiri!

Dan…

Ziiiiiing!

Kwarururung!

Aku jadi tahu siapa ‘Seo Hweol’.

‘Ah… ahhh…’

Rasa sakit yang brutal dan menyiksa terasa seakan-akan merobek otakku.

Aku gemetar ketakutan karena sensasi telah mempelajari sesuatu yang [seharusnya tidak ku ketahui]!

Baru saja!

Tepat pada saat itu!

Keberadaan [Seo Hweol] telah lenyap dari dunia!

Itu dihapus sepenuhnya dari sejarah, ditulis ulang (改變) menjadi tidak lebih dari sekadar nama panggilan untuk ‘cacing tanah biru!’

Sebuah kebenaran mengerikan yang tidak akan pernah ku ketahui seandainya Sal Tree Heavenly Venerable tidak mengungkapkannya padaku!

Seo Hweol…

Telah dikeluarkan karena ia mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak ia ketahui.

Tanpa seorang pun mampu menyadarinya, hanya dalam sekejap!

Sal Tree Heavenly Venerable membuka mulutnya.

“Meskipun telah meledakkan semua kekuatan yang terkumpul di Annihilation Flower selama seratus juta tahun… pintunya masih tetap tertutup. Mereka memasuki Audience Chamber ini tanpa apa pun kecuali otoritas bawaan mereka. Salt Sea, Vast Cold… Keduanya, apa-apaan…”

Nada yang seolah-olah meratapi sesuatu.

Namun aku, yang menderita penderitaan karena terus menyimpan kenangan akan [keberadaan yang terhapus], merasa sulit untuk menafsirkan arti kata-katanya.

Kugugugugu!

Kemudian, saat aku gagal mendapatkan kembali akal sehatku…

Sal Tree Heavenly Venerable mengangkatku, yang telah menjadi Annihilation Flower.

“Aku jadi paham bahwa kekuatanku sendiri tidak akan cukup. Dan… seperti yang Kau katakan, Aku tahu bahwa cahaya itu berbahaya.”

Masih menatap ke arah ujung selatan, dia menoleh ke kanan dan berbicara pada seseorang.

Kupikir Aku tahu siapa orang itu.

“Makhluk itu sangat teliti, jauh melampaui imajinasi. Mungkin semua tindakan kita adalah bagian dari ramalan mereka. Namun… kali ini akan berbeda. Kali ini, kita tidak berusaha menentang surga (逆天).”

Sal Tree Heavenly Venerable melampaui ruangwaktu dengan entitas yang merasuki Jeon Myeong-hoon untuk berbicara.

“Ramalan Gunung Agung telah membawamu ke tempat ini. Bekerja samalah. Karena kekacauan telah dimulai.”

Kurung, kurururung!

Setiap kali dia mengucapkan kata-kata, energi jahat (凶氣) yang keluar dari tubuhku yang berubah menjadi Annihilation Flower mewarnai sekelilingku.

Seolah-olah akan memusnahkan dunia lagi.

“Radiance Eight Immortal tidak bisa datang ke sini. Jangan hiraukan Lightning Sacred Sea… karena peran Annihilation Flower tidak berakhir hanya dengan mengetuk pintu Audience Chamber!”

 

* * *

 

Heavenly King Heavenly Domain.

Atau lebih tepatnya…

Di tempat yang ‘dulunya’ adalah Domain Heavenly King, delapan raksasa cahaya dengan sikap putus asa berdiri gemetar karena malu saat mereka melihat domain yang runtuh.

: : O HEAVENLY VENERABLE! : :

: : APA ITU ULAHMU!!?? : :.

Delapan raksasa itu bersama-sama melotot ke luar reruntuhan Heavenly Domain Heavenly King ke Sun and Moon Heavenly Domain, yang sekarang sedang diciptakan kembali setelah Akhir.

Di sana, satu gerakan yang dilepaskan oleh Sal Tree Heavenly Venerable menyelimuti Alam Kepala dalam kehancuran, menggunakan kehancuran itu sebagai koordinat untuk membuka ‘jalan’ langsung menuju [keberadaan yang terhubung dengan Annihilation Flower].

Radiance Eight Immortal, yang telah bersiap untuk menghentikan Great Mountain Supreme Deity di Heavenly Domain Heavenly King, secara kolektif menggertakkan gigi karena marah dan gemetar karena geram.

[Seo Eun-hyun, yang telah menjadi Annihilation Flower].

Dan keberadaan yang terhubung dengannya.

Sang Pemilik Gunung Agung yang telah menyaksikan babak penutup Perburuan Supreme Deity mulai mengerahkan kekuatannya dengan benar.

 

* * *

 

Ujung Timur Alam Kepala.

Di suatu tempat di mana sebuah lubang kecil terbentuk di penghalang dimensi akibat aktivasi Annihilation Flower, seseorang masuk.

“Kugh…”

Dia adalah Hong Fan, yang telah menurunkan kultivasinya ke tahap Integrasi dan masuk.

Melangkah ke tanah paling timur, Hong Fan, mungkin tidak terbiasa dengan indranya yang dibatasi pada tahap Integrasi,

Mungkin karena tidak terbiasa setelah melintasi batas yang begitu luas,

Dia memegangi kepalanya dan terhuyung di tempat sejenak.

Selama waktu ini, Hong Fan secara tidak sengaja menginjak dan menghancurkan cacing tanah biru yang baru saja merangkak keluar dari bawah tanah.

“Hmm…!”

Setelah menenangkan diri, Hong Fan mengangkat kaki yang telah menginjak cacing tanah biru itu.

Cacing biru itu tergeletak hancur dan mati.

Melihat ini, Hong Fan berlutut sejenak, seolah merasa menyesal.

“Ah…! Maafkan aku, serangga kecil. Itu bukan niatku… Tapi sayang… kau bisa saja tetap terkubur di lubangmu dan hidup. Kenapa kau menjulurkan kepalamu keluar dari sana? Anak yang menyedihkan…”

Seolah bersimpati, Hong Fan mengubur kembali cacing tanah biru yang telah dihancurkan itu ke dalam tanah dan membangun gundukan kecil di atasnya.

“Jika ada kehidupan selanjutnya, maka jangan keluarkan kepalamu dari lubang. Kau bisa terinjak dan mati. Bahkan jika kau keluar… cepatlah kembali ke dalam. Agar tidak ada yang menginjakmu…”

Setelah berdoa sebentar agar cacing tanah biru terlahir kembali di surga (極樂), Hong Fan mendapatkan kembali keseimbangannya dan melihat ke arah yang jauh.

Tempat dari mana kekuatan pemusnahan yang luar biasa berasal.

Tap-

Hong Fan dengan ekspresi keras, menggunakan teknik penyusutan tanah menuju kekuatan pemusnahan.

 

* * *

 

“Jalannya sudah dibangun.”

Kugugugugu!

Sekali lagi, Alam Kepala menghadapi kehancuran.

Bersamaan dengan itu, Aku merasakan perubahan signifikan dalam daya tarik yang terpancar dari Sal Tree Heavenly Venerable.

Kekuatan tarik Heavenly Venerable menggeser poros ruangwaktu.

Di seluruh dunia, Aku dapat merasakan jalinan waktu dan ruang terdistorsi secara liar.

Pada saat yang sama, Aku melihat sekilas Yeong Seung (令升) yang berkedip-kedip di balik langit.

Yeong Seung, yang ditingkatkan oleh otoritas Sal Tree Heavenly Venerable, mengaktifkan sesuatu.

“Silakan datang! Western Heaven (西天), Great Mountain (太山), Liberation (解放)!”

Tepat pada saat itu, di luar aliran waktu yang terdistorsi, ‘jalan’ yang terhubung ke Annihilation Flower terungkap.

Di luar Alam Kepala yang memusnahkan, [seseorang] mulai muncul.

‘Ah… jadi begitulah…’

Sosok orang tua pembawa keranjang bunga itu mulai berangsur-angsur berubah bentuk dan berputar.

Dari sudut pandangku, hanya beberapa detik yang berlalu, Tapi mungkin karena distorsi ruang-waktu yang disebabkan oleh Sal Tree Heavenly Venerable dan Yeong Seung…

Entitas yang muncul dari keretakan tampaknya telah menghabiskan waktu ribuan, puluhan ribu tahun.

Malaikat Maut yang tak terhitung jumlahnya muncul, dan dari celah yang gelap dan dalam, [Yang Tertua] turun.

Monster yang telah mengumpulkan kekuatan dan Otoritas melalui gunungan mayat yang tak terhitung jumlahnya dan lautan darah—[yang terhubung denganku], Great Mountain Supreme Deity muncul.

Dan di belakang mereka, meski sosoknya tidak terlihat jelas, [makhluk yang agak familiar] muncul.

Dari pria tua yang selama ini memelukku, keluarlah bunga-bunga beraneka bentuk dan warna dari matanya, hidungnya, mulutnya, dan telinganya.

Ia mulai berubah menjadi dewa raksasa aneh (怪神), yang seluruhnya terdiri dari hamparan bunga.

: : Ular datang. : :

Suara orang tua itu bergema.

Aku merasakan seluruh jiwaku hancur karena beban kehadiran mereka.

Keberadaan dan massa entitas-entitas ini mendistorsi realitas itu sendiri.

Sal Tree Heavenly Venerable membebaskanku saat itu juga.

Seolah memanggil entitas besar ini ke tempat ini adalah akhir dari peranku.

Para makhluk agung yang dipanggil ke sini tak lagi memperdulikanku.

Di antara mereka, Sang Pemilik Gunung Agung tampak melirik ke arahku sekilas, namun seakan memutuskan hal itu tidak penting saat ini, Dia mengalihkan pandangannya.

Akan tetapi, hanya dari tatapan itu saja, aku dikejutkan oleh gelombang kejut yang dahsyat dan aku terlempar ke kejauhan.

Dalam sekejap, aku terlempar dari Alam Kepala dan memasuki Alam Astral yang baru tercipta sembari aku memperhatikan punggung mereka.

Di garis depan, dewa aneh dari ladang bunga berbicara.

: : Akhirnya, tibalah saatnya untuk mendobrak pintu. Untuk menghemat waktu… : :

Dengan kata-kata itu, makhluk agung itu mulai mengerahkan kekuatannya.

Di bawah Otoritas mereka, seluruh Sun and Moon Heavenly Domain yang baru tercipta, tidak, bahkan di luar Sun and Moon Heavenly Domain, gemetar di bawah Otoritas mereka yang luar biasa.

Mauuuu—

Entah kenapa, [Yang Tertua] nampaknya melirik sedikit ke arahku.

Dari dalam kegelapan yang begitu pekat sehingga bahkan untuk melihatnya saja sulit, [Yang Tertua] melakukan ‘sesuatu’ padaku.

Aku langsung mengerti apa yang telah dia lakukan.

Dia telah melarang (禁) kematianku!

‘…Jadi begitu.’

Walaupun aku tidak yakin tentang yang lainnya, aku dapat mengatakan bahwa setidaknya makhluk ini jelas menyadari Regresiku.

Maka, di bawah Otoritas mereka, dunia berubah, dan cahaya yang menyilaukan menerangi segalanya.

Itulah akhirnya.

Hwiiiiiii—

Aku yang sekarang tinggal sehelai kelopak bunga yang telah terkuras habis kekuatannya, hanyut tak berujung di jagat raya, tak mampu mati.

 

* * *

 

Tahun pertama masih bisa ditanggung.

Tapi… dua tahun berlalu, lalu tiga tahun, lalu sepuluh.

Dalam kondisi sebagai kelopak bunga ini, aku sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa.

Ketidakberdayaan total (無力)!

Namun, aku dapat merasakan kewibawaanku berangsur-angsur kembali.

Di pinggiran Underworld, Otoritasku sebagai Sacred Master Sacred Vessel mulai kembali.

Dalam wujud kelopak bunga tunggal ini, jika aku dapat terhubung dengan pinggiran Netherworld setelah memulihkan seluruh otoritasku, aku dapat memperoleh kembali kekuatanku.

Tapi…

Aku tidak punya cara untuk melakukannya.

 

* * *

 

Seratus tahun berlalu.

Aku memutuskan untuk melaksanakan ritual kemajuan Sacred Vessel untuk Suku Bumi dengan membagi kesadaranku sekarang juga.

Lagipula, Immortal Art diaktifkan oleh hati.

Sambil melafalkan Mantra Sempurna, aku membayangkan diriku yang ‘terbalik’ dalam keadaanku seperti kelopak bunga saat aku memecah-mecah pikiranku.

 

* * *

 

Seribu tahun berlalu.

Dalam waktu subjektif, rasanya seperti sepuluh juta tahun.

Apa karena aku sudah menjalani ritual peningkatan Sacred Vessel Suku Surga?

Ritual kemajuan Sacred Vessel Suku Bumi telah selesai 99%.

Meski terbatas pada bagian dalam kelopak bunga yang sangat kecil ini, Aku menciptakan ras, membentuk dunia, dan mengembangkan peradaban melalui pikiran-Ku (念想).

Peradaban yang muncul dalam pikiranku akhirnya bersatu menjadi satu dan kembali padaku, menjadi ‘aku’ sekali lagi.

Dengan merebut kembali tubuhku dan menjalankan versi sederhana dari ritual kemajuan Sacred Vessel Suku Bumi, aku kini dapat maju ke tahap Sacred Vessel Kultivasi Ganda Surga dan Bumi.

Meski kemampuanku dalam menggunakan Immortal Art telah meningkat, aku masih jauh dari menemukan cara untuk memulihkan tubuh dan otoritasku.

Karena Underworld telah melarang (禁) kematianku, aku tidak dapat memasuki Underworld, apalagi pinggirannya.

Untuk mengatasinya, Aku harus memperoleh kekuatan yang cukup kuat untuk menghancurkan larangan Heavenly Venerable of the Underworld atau menemukan sesuatu yang mampu mengabaikan larangan tersebut sepenuhnya.

 

* * *

 

Sepuluh ribu tahun berlalu.

Aku melayang melintasi berbagai sudut alam semesta, kadang kala dimangsa oleh Para Star Shattering Esteemed One dan dibuang sebagai kotoran saat berkelana di dunia.

Karena Aku tidak bisa mati, Aku tidak terlalu khawatir.

Aku mencoba apa saja untuk menemukan cara agar bisa terhubung dengan Netherworld.

Aku mencoba meraihnya melalui Immortal Art, namun setiap Immortal Art yang dapat ku gunakan terhenti oleh larangan Heavenly Venerable.

Dengan Immortal Art saja, aku tidak akan pernah bisa mendapatkan kembali kekuatanku.

Menyadari hal ini, Aku mencari metode lainnya.

Aku bergantung pada para Esteemed One Star Shattering yang asli, menjadikan mereka parasit dengan Immortal Art milikku, mengambil alih kendali atas mereka, dan menguji metode milikku.

Aku bahkan mencoba menciptakan boneka atau perangkat mekanis melalui parasitisme.

Aku mengaktifkan setiap ritual dan mantra yang ku tahu.

Sebagai jalan terakhir, aku bahkan mempersembahkan sebuah ritual pada Sword Spear Heavenly Lord.

Akan tetapi, Sword Spear Heavenly Lord tidak memberikan tanggapan sama sekali.

Aku pun berusaha mencari kawan-kawanku, namun semenjak Sal Tree Heavenly Venerable dan Yeong Seung mendistorsi waktu dan ruang, aku tak lagi bisa mengakses Alam Tengah dari Alam Astral.

Aku mencoba mendistorsi ruangwaktu menggunakan Immortal Art untuk naik, Tapi… dalam keadaan tanpa kekuatan spiritual, Qi, atau gaya tarik, pergi ke Alam Tengah terasa sangat jauh.

Bahkan dengan melakukan hal itu dengan membimbing para Esteemed One Star Shattering bawaan akan menghasilkan hal yang sama.

Mungkin karena adanya masalah dengan ruangwaktu itu sendiri, karena bahkan dengan kekuatan Esteemed One, Ascension terlalu sulit.

Setelah menyadari betapa sulitnya bertemu dengan kawan-kawanku, aku terjerumus ke dalam keinginan bunuh diri yang ekstrem.

Namun, tidak ada cara bagiku untuk mati.

Karena aku tidak sepenuhnya bebas menggunakan Immortal Art, aku menghabiskan sebagian besar waktuku dalam keadaan tak berdaya sebagai kelopak bunga belaka, merenungkan bagaimana caranya agar bisa lolos dari kondisi ini.

 

* * *

 

Seratus ribu tahun lagi berlalu.

Sekarang, umurku tiga ratus ribu tahun.

Baru pada saat inilah Aku menemukan caranya.

Tidak lain dan tidak bukan adalah energi kematianku (死氣).

Meskipun kematianku terlarang, kekuatan kematian yang terkumpul dalam jiwaku tetap utuh.

Untuk mendapatkan kembali kekuatanku di dunia ini di mana segalanya telah lenyap, aku mencari cara untuk memanfaatkan energi kematian ini.

Menggunakan Phenomena Extinguishing Mantra untuk mendorong daya tarik ke puncaknya dan kemudian menyebabkannya meledak dapat melarutkan energi kematian untuk sementara. Itulah kebenarannya.

Maka dari itu, Aku mulai mencari cara untuk menangani energi kematian melalui Phenomena Extinguishing Mantra.

Waktu mengalir tanpa henti sekali lagi.

Lalu, saat aku mencapai usia tepat 320.000 tahun…

Hasil dari imajinasi, perenungan, keraguan, dan rekonstruksi metode penanganan energi kematian yang tiada henti adalah…

Aku sadar bahwa aku mulai gila.

Suatu hari, sebuah lingkaran (圓) muncul di depan mataku.

Itu adalah lingkaran yang pernah digambar Hyeon Gwi.

Sebelumnya, lingkaran ini membuatku takut. Pemandangan Hyeon Gwi yang tanpa ampun menghancurkan lingkaran dan kekosongan yang membentang di luarnya sangat mengerikan sampai-sampai aku tidak berani memegang pedangku.

Tapi…

Tiba-tiba Aku merasakan sesuatu yang aneh.

Saat itu, tarian Hyeon Gwi sangat mengerikan dan menyeramkan bagiku.

Namun, karena beberapa alasan, tarian itu tidak lagi terasa menakutkan.

Mengapa Aku begitu takut pada hal seperti itu? Pertanyaan seperti itu terlintas di benakku.

Sejak saat itu, Aku mulai merenungkan alasannya.

 

* * *

 

Aku berusia 330.000 tahun.

Rasa waktuku tampaknya mulai memudar di beberapa titik.

Sudah lama tidak mengenakannya, Tapi sekarang benar-benar terasa seperti Aku telah melampaui era saat Aku mengenakan topeng manusia.

Waktu tidak lagi terasa seperti aliran yang samar dan tak berujung.

Tepatnya, waktu tidak lagi membuatku takut.

Tidak…

Aku tidak lagi takut terhadap hal lainnya.

Apa karena puluhan ribu tahun Kultivasi tertutup paksa?

Aku merasa seolah-olah telah membuka mataku terhadap ‘sesuatu.’

Apa ‘sesuatu’ itu, Aku tidak dapat memahaminya dengan jelas.

Namun… ketika Void Perception mulai beresonansi, aku bertanya-tanya apa itu mungkin berhubungan dengan apa yang Hyeon Gwi tunjukkan padaku.

Aku tak henti-hentinya merenungkan dan merenungkan lagi tarian Hyeon Gwi.

 

* * *

 

Berapa banyak waktu yang telah berlalu…?

Ah, ya.

Sebentar lagi umurku akan menginjak 400.000 tahun.

Hampir dua ratus ribu tahun telah berlalu.

Dii-

Aku mengedipkan ‘mataku.’

Ketika aku sadar, tiba-tiba aku mendapati diriku berada di dalam sebuah ‘tubuh’.

Dan… di depan mataku berdiri makhluk yang familiar.

Aku memahami bahwa makhluk ini telah memberikanku tubuh untuk sementara.

“…Kau datang untuk menemuiku, Hyeon Gwi.”

Itu adalah gadis berpakaian bela diri hitam, Hyeon Gwi.

Dia berdiri terbalik di angkasa, wajahnya tanpa ekspresi dan cekung saat bertemu pandang denganku.

“Apa alasanmu datang mencariku?”

“…Karena sepertinya kau telah menyelesaikan sesuatu yang menarik, aku datang untuk memberimu kesempatan untuk menunjukkannya.”

“Aku masih terlalu malu untuk mengungkapkannya.”

“Tunjukkan sekarang. Ini sudah hampir selesai, dan yang tersisa hanyalah penyempurnaan. Bahkan jika Kau menamainya dan menggunakannya sekarang, itu tidak akan memalukan. Aku ingin beradu argumen dengannya.”

“Kukuk…”

Entah mengapa Aku tidak dapat menahan tawa.

“Bahkan Kau yang berada di puncak Seni Bela Diri… adalah Suku Hati selama ini.”

“Aku hanya mencarimu karena kau tampaknya paling cocok untuk latihan sebelum menghadapi Underworld.”

“[Yang Tertua]… telah pergi ke Alam Kepala. Apa menurutmu Dia akan kembali?”

Saat aku menjadi Annihilation Flower dari Sal Tree Heavenly Venerable, aku mulai memahami semua rencana dari Heavenly Venerable dan Governing Immortals.

Bahkan tindakan gila yang dilakukan oleh Great Mountain Supreme Deity…

Aku mengerti perang macam apa yang mereka lancarkan dan apa sebenarnya yang mereka rencanakan.

Jadi, jika Underworld tidak ada pada akhirnya, apa yang disebut ‘latihan’-nya tidak ada artinya.

Akan tetapi, mendengar perkataanku, Hyeon Gwi hanya mencibirku.

“Jangan khawatir. Underworld selalu kembali.”

“Maaf?”

“Kau tidak perlu tahu. Jika saatnya tiba, tanyakan langsung pada Underworld.”

Sururuk…

Kegelapan berkumpul di tangannya, menyatu menjadi pedang.

Aku mengamatinya sejenak sebelum diam-diam memanggil Colorless Glass Sword.

Tubuh yang ku huni sekarang bukanlah tubuh utamaku, melainkan inkarnasi yang diciptakan Hyeon Gwi.

Terlebih lagi, komunikasi dengan tubuh utamaku, yang berada di pinggiran Netherworld, tetap terputus.

Namun, tampaknya Hyeon Gwi telah menggunakan kekuatannya untuk membuatku setidaknya bisa memanggil pedangku.

Untuk sesaat, aku menatap pedang itu. Kemudian, seperti yang dia katakan, aku mempersiapkan teknik pedang tunggal yang telah kupelajari selama ratusan ribu tahun.

“Bisakah Kau memegang pedang itu sekarang?”

“Aku bisa.”

Woo-woong!

Dia dengan santai menggambar sebuah lingkaran di kehampaan dengan pedangnya.

Berbeda dengan terakhir kali saat tariannya menggambar sebuah lingkaran, ini hanyalah tindakan santai menggambar lingkaran secara kasar di kehampaan.

Namun, Aku merasa seolah-olah Aku akan kewalahan oleh Kehendak Bela Dirinya yang terpancar dari tindakan sederhana itu.

Tapi…

Itu saja.

Aku hanya tersenyum tipis dan mengangkat pedangku.

Hyeon Gwi menyeringai, membiarkan pedangnya tergantung longgar.

“…Kau sudah menjadi orang baik. Sekarang, tunjukkan padaku. Setelah belajar selama ratusan ribu tahun, jawaban apa yang kau peroleh?”

Cheok!

Aku mengambil kuda-kudaku.

Ini adalah teknik pedang tunggal.

Namun, itu melampaui apa pun yang telah ku kumpulkan sejauh ini.

Ini adalah gerakan paling sederhana, yang dikenal di antara banyak pendekar pedang sebagai ‘dorongan.’

Colorless Glass Sword dan All Heaven Swords bergabung.

Dua pedang yang bersatu menjadi satu garis.

Ujung pedang itu menjadi titik.

Dengan titik tunggal ini, Aku akan melakukan ‘dorongan’.

Hyeon Gwi tersenyum muram.

Ekspresinya tidak mungkin ditafsirkan.

Tatapan yang dipenuhi dengan emosi seperti ‘menyambut’, ‘kasihan’, ‘simpati’, ‘kegembiraan’, ‘kesenangan’, ‘depresi’, dan ‘kesakitan’.

“Melalui puluhan ribu tahun kesendirian dan ketidakberdayaan, Kau telah menyadari tempat itu.”

Sururuk…

Pedang kegelapan mulai menyatu dengan lengannya.

Pedang itu bukan pedang biasa.

Hanya sebuah bentuk yang menyerupai pedang, itu adalah gabungan dari Seni Bela Diri!

Entah mengapa, dia menatapku dengan tatapan yang tampaknya dipenuhi rasa kasihan yang tulus.

“Selamat karena telah melihat sekilas Domain keputusasaan yang sesungguhnya. Sekarang, serang aku.”

Saat berikutnya, pedangku pun ikut ternoda oleh kegelapan.

Tidak, semua hal tentangku langsung berubah menjadi gelap.

Aku menjadi kematian.

Suatu pikiran pernah terlintas di benakku.

Kalau aku bisa memampatkan tenaga kematian dengan Phenomena Extinguishing Mantra lalu meledakkannya, bisakah aku tidak memanfaatkannya?

Saat aku merenungkan ini, pikiranku tiba-tiba beralih ke seni bela diri Hyeon Gwi.

Sambil mempertimbangkan lingkarannya dan penggunaan energi kematian,

Aku merasakan kesadaranku menyentuh suatu alam tertentu.

Itu adalah… kematian.

Di luar apa yang disegel oleh Heavenly Venerable of the Underworld dengan nama siklus kelahiran kembali.

Domain kehancuran total.

Aku menyaksikan kematian sesungguhnya yang terjadi di sana.

Bahkan Kekosongan Intardimensi dari Heavenly Venerable of the Void hanyalah tiruan dari kematian sejati ini, sebuah jalan untuk memudahkan makhluk hidup mendekati kematian sejati.

Itu bukanlah kekosongan sejati (空).

Apa itu kekosongan sejati (空)?

Apa itu kematian sejati?

Kematian adalah kemurnian.

Keadaan primordial dari ketiadaan absolut.

Kebenaran mutlak yang berlaku sama pada semua hal!

Kematian adalah istirahat, dan pada saat yang sama, kedamaian, dan kemurnian yang luar biasa.

Namun… hanya setelah dua ratus ribu tahun menyendiriku nyaris tidak melihat sekilas kebenaran itu.

Aku tidak dapat mencapai tempat itu.

Namun… sekarang Aku mengerti.

Hanya dengan mencapai ‘kemurnian’ itulah aku dapat menghancurkan larangan Heavenly Venerable dan merebut kembali kematian.

Lalu, apa yang harus ku lakukan untuk mencapai tempat itu?

Untuk mencapai Ranah kemurnian itu, Aku memampatkan segalanya.

Seluruh hidupku (生).

Seluruh kematianku (死).

Seluruh hatiku (心).

Seluruh sejarahku dan seluruh masa depanku—semuanya!

Menjadi satu dorongan.

Aku mengorbankan segalanya demi mencapai Ranah kemurnian.

Untuk mencapai ‘kematian sejati’,

Melalui wilayah Underworld, wilayah Sungai Asal, wilayah Eastern Heaven Flower Field, dan wilayah Kekosongan Interdimensi,

Aku melubangi semuanya!

Aku mengelilingi tubuhku dengan energi kematian, yang terkondensasi hingga terasa mencair.

Apa identitas energi kematian ini?

Aku telah merenungkan hal ini cukup lama, dan akhirnya Aku mengerti.

Energi kematian ini justru merupakan jejak perlawanan terhadap takdir dalam sejarah hidupku yang tak terhitung jumlahnya.

Jejak yang ditinggalkan oleh perlawananku terhadap takdir kematian dan perjuanganku yang tiada henti melawan tarikan kekuatan telah mengkristal menjadi energi kematian ini.

Momen-momen yang tak terhitung jumlahnya ketika Aku kalah oleh daya tarik.

Jejak-jejak itu terkumpul dan menjadi belenggu bagiku.

Bekas-bekas kekalahan itu telah menjadi energi kematianku, mencoba sekali lagi mengikatku pada takdir kematian dan menarikku dengan paksa menuju kekalahan.

Tapi…

Kali ini, aku tidak melawan daya tarik kematian itu.

Sebaliknya, Aku menerimanya.

Aku dapat merasakan energi kematian menyeretku menuju kematian.

Tentu saja, berkat larangan Heavenly Venerable, aku tidak mati. Namun, rasa sakit yang mirip dengan kematian menyelimutiku.

Seribu momen kematian berkelebat di depan mataku bagaikan lentera yang berputar. [i]

Semua siksaan itu menimpaku sekaligus!

“Ambil ini.”

Pedang Hyeon Gwi diturunkan ke arahku.

Aku tidak melawan kekuatan kematian.

Sebaliknya, aku mematuhinya dan menambahkan kemauanku sendiri pada kekuatan itu.

Seluruh daya tarik dan hatiku, dengan rumus Phenomena Extinguishing Mantra, menyatu menjadi satu titik dan ditambahkan pada kekuatan kematian.

Paaaatt!

Dalam keadaan itu Aku mendorong!

Untuk sesaat, tubuhku melampaui kehidupan.

Melalui mataku, aku melihat dimensi Sungai Asal, Eastern Heaven Flower Field, Kekosongan Interdimensi, dan Underworld.

Kemudian…

Di luar itu semua.

Menuju kematian sejati.

Menuju Ranah ‘kemurnian,’ aku menusukkan pedangku.

Aku tidak lagi melihat Hyeon Gwi di depan mataku.

Aku hanya…

Dorongan menuju Puncak Seni Bela Diri.

Severing Mountain Swordsmanship.

Gerakan Ke-34.

Mematuhi seluruh daya tarik kematianku, memampatkan seluruh kekuatanku dan menambahkannya — semua untuk satu dorongan!

Kunlun (崑崙)!

Aku menyaksikan kemurnian mutlak.

Meski hanya melalui lubang yang lebih kecil dari titik kecil, aku melihat kemurnian itu.

Pasasak!

Saat berikutnya, pedangku hancur dan tubuhku terluka parah.

Teknik tunggalku dipatahkan oleh serangan tunggal Hyeon Gwi.

Seringai.

Namun, Hyeon Gwi tersenyum.

Di tangan kanannya, sebuah lubang kecil telah ditusuk.

“Ceroboh.”

Dia menawarkan kritiknya.

Aku hanya tersenyum diam sebagai balasannya.

Untuk pertama kalinya dalam ratusan ribu tahun, aku mampu memegang pedang lagi.

Itu saja sudah cukup.

“Tapi itu layak untuk dilihat.”

Menyimpulkan evaluasi singkatnya, dia menghancurkan jantungnya sendiri di tempat dan meninggal.

‘…Jadi begitu…’

Aku mengerti caranya dia mengakhiri hidupnya dengan begitu mudahnya.

Itu bukan bunuh diri.

Itu hanyalah…

Meninggalkan daging dan melangkah lebih jauh.

Suatu metode untuk mendekat tanpa batas ke Ranah kemurnian dan memindahkannya ke tempat lain.

Baginya, kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti—itu hanya bagian dari Seni Bela Diri.

Bila Kupikir yang terbaik yang dapat ku lakukan adalah menciptakan sebuah lubang kecil yang mampu melihat sekilas Ranah kemurnian dengan seluruh kekuatanku, jurang antara dia dan Aku sangatlah lebar.

Tapi aku tersenyum.

Pasasak…

Larangan Heavenly Venerable tidak dapat menghentikanku yang telah melampaui Ranah kematian untuk sementara.

Aku mendapatkan kembali semua otoritasku.

Pada saat yang sama… dengan seluruh tekadku terkuras, aku dapat merasakan ragaku dan jiwaku terjatuh ke dalam wilayah terdalam Underworld.

‘Ah… apa mereka sudah kembali?’

Aku dapat merasakannya.

Jauh di dalam Underworld, karena suatu alasan, aku merasakan kehadiran [Yang Tertua].

Akan tetapi, setelah kehabisan tenaga dalam bentrokan baru-baru ini dengan Hyeon Gwi, aku tidak punya kekuatan untuk melawan.

Entah karena alasan apa, [Yang Tertua] tampaknya tidak begitu bersemangat menarikku masuk.

Aku hanya terjatuh, tenggelam semakin dalam ke wilayah Underworld.

Aku tidak berpikir Hyeon Gwi akan banyak membantuku.

‘…Apa begini caranya aku… diabadikan menjadi taksidermi?’

Itu merupakan perjalanan yang panjang dan penuh peristiwa.

Aku menutup mataku dan terjatuh semakin dalam ke tempat yang dalam dan semakin dalam.

Di luar wilayah Underworld.

Di tempat di mana Sun and Moon Heavenly Domain berada, karena suatu alasan, kini terdapat [tiga] Alam Tengah tambahan yang tampaknya telah terkoyak dan hancur seperti serangga.

Selain itu…

Alam Kepala, mungkin hanya imajinasiku saja, tampaknya telah tumbuh sedikit lebih besar.

Pasrah untuk diawetkan selama-lamanya, aku jatuh tak berdaya bagaikan serangga ke kedalaman yang terdalam.

Itulah Regresiku yang ke-999.

 

 

 

[i] Lentera yang berputar merupakan metafora untuk banjir kenangan yang cepat.

Prev
Next

Comments for chapter "Chapter 498"

MANGA DISCUSSION

Leave a Reply Cancel reply

You must Register or Login to post a comment.

Dukung Kami

Dukung Kami Dengan SAWER

Join Discord MEIONOVEL

YOU MAY ALSO LIKE

Dunia Setelah Kejatuhan
April 15, 2020
27
Toaru Majutsu no Index: New Testament LN
June 21, 2020
Enaknya Jadi Muda Gw Tetap Tua
March 3, 2021
Low-Dimensional-Game
Low Dimensional Game
October 27, 2020
  • HOME
  • Donasi
  • Panduan
  • PARTNER
  • COOKIE POLICY
  • DMCA

© 2025 MeioNovel. All rights reserved