Kisah Kultivasi Seorang Regresor - Chapter 410.5
[Postingan penulis] Regressor’s Tale of Cultivation Chapter 410 (Sebelum Revisi)
Ini adalah blogpost yang dibuat oleh Tremendous setelah ia sepenuhnya menulis ulang bab terakhir dari regresi ke-19, Chapter 410. Sebagai konteks, Chapter 410 awalnya memiliki akhir yang sangat sinis terhadap regresi ke-19, yang sangat memecah belah dan memicu reaksi keras dari masyarakat. Tremendous sendiri juga sangat tidak puas dengan bagaimana akhir cerita itu berakhir, dan kemudian mengambil cuti sehari untuk merombak Chapter 410 menjadi versi terkini yang telah kalian baca.
Versi revisi berakhir dengan tema yang jauh lebih penuh kemenangan, dan menyertakan beberapa poin plot di masa mendatang. Menurutku, hampir semua orang lebih menyukai versi revisi daripada versi aslinya (termasuk saya), Tapi menurut Aku versi aslinya dapat memberikan sudut pandang yang menarik untuk perkembangan di masa mendatang. Menurutku, akan menarik juga untuk membaca regresi ke-20 dengan mengingat akhir cerita aslinya, dan menebak bagaimana ceritanya seharusnya mengalir.
Sebagai catatan tambahan, ada juga informasi menarik dalam versi asli mengenai Governing Immortals (yang secara teknis, sekarang bukan kanon, karena bab ini ditulis ulang). Informasi tersebut adalah bahwa Great Mountain Supreme Deity pada dasarnya adalah salah satu Governing Immortals terkuat di luar sana, termasuk Heavenly Venerable. Governing Immortals yang mampu mengusir mereka adalah Cahaya, Netherworld, dan semacam Governing Immortals yang tidak memiliki perasaan. Terimalah itu sesukamu, dan biarkan spekulasimu menjadi liar!
Halo para pembaca yang budiman.
Ini Tremendous.
Sebagai Permulaan, mengenai akhir regresi ke-19.
Untuk memberikan pemikiranku pada Chapter 410, aku ingin mengklarifikasi bahwa konten chapter itu tidak ditulis dalam kondisi pikiran yang tepat.
Baik sebelum maupun sesudah revisi.
Sebelum revisi, Aku dibanjiri pekerjaan, dan Aku hampir tidak punya waktu untuk menulis novel. Alhasil, konten pra-revisi Chapter 410 ditulis tergesa-gesa di HP-ku saat sedang bekerja.
Oleh karena itu, versi asli Chapter 410 mengandung beberapa kesalahan kontinuitas, dan penghormatan yang terlalu kuat pada Reincarnated Swordmaster.
Mengenai bagaimana kita sampai pada versi revisi, Aku sedang tidak enak badan hari itu, karena Aku minum kopi setelah berpantang beberapa saat.
Ketika kondisiku sedang dalam titik terburuk, Aku mengunggah bab tersebut dan kemudian memeriksa bagian komentar – respons yang diterima sangat antusias, paling tidak itulah yang ku katakan.
Sejujurnya, bahkan saat menulis, Aku punya perasaan tidak enak, “Apa tidak apa untuk merilis bab ini sebagaimana adanya?”
Dan benar saja, reaksinya sangat memecah belah, dan Aku tak dapat menahan diri untuk tidak lebih memerhatikan respon negatifnya.
Saat itu, Aku sudah dalam kondisi yang buruk, Tapi ketika Aku melihat komentar pembaca yang menunjukkan kekurangan di Chapter 410, dan kesalahan kontinuitas yang ku sadari setelah membaca ulang (seperti situasi absurd di mana Heavenly Venerable of Time secara pribadi memanjakan Seo Eun-hyun sepanjang 190 ribu tahun) …
Kemarahanku meledak.
Marah pada diriku sendiri.
Aku pernah mendengar dari suatu tempat bahwa otak manusia hanyalah pabrik hormon.
Aku diberitahu bahwa reaksi burukku terhadap kafein disebabkan oleh efek hormon tersebut.
Tapi pada hari itu, Aku menyadari bahwa itu sama sekali tidak benar.
Ya, kafein memperburuk kondisiku, Tapi begitu kemarahan melandaku, tidak peduli seberapa buruk perasaanku – energi mengalir deras ke seluruh tubuhku.
Kemarahan mengalahkan kondisi yang diperburuk oleh kafein.
Maka, dalam keadaan setengah gila, Aku mengumpat di blog ku dan, setengah gila, begadang semalaman menuliskan versi revisinya.
Awalnya, versi revisi direncanakan memiliki panjang 50 ribu karakter.
Namun setelah direvisi, ternyata jumlahnya menjadi 200 ribu karakter (tepatnya, sekitar 199 ribu karakter…).
Meskipun pada dasarnya ada 4 bab dalam 1, apa bedanya? Kalau tidak, itu akan menjadi Yuan Li lagi.
Dalam kondisi yang tidak sehat itu, Aku mengirimkan seluruh potongan tulisan itu ke PD ku dan mulai bekerja keesokan harinya, terus-menerus terobsesi dengan Apa revisinya cukup baik.
Bahkan saat mengerjakannya, Aku terus berpikir, “Sial, bagaimana kalau pembaca juga tidak menyukai revisi ini? Bukankah alurnya terlalu lambat?”
Pikiran itu terlintas di benakku berkali-kali, tak terhitung jumlahnya.
Jadi, versi revisi diunggah sekitar waktu makan siang (Awalnya, ada masalah dengan pengunggahan di Munpia karena, tampaknya, karakter “Servant (僕)” dari “Time’s Servant” diperlakukan sebagai ‘karakter spesial’ dalam sistem dan menyebabkan sebagian bab terpotong. Mengapa 僕ketika semua hanja lainnya baik-baik saja…).
Dan Aku merasa agak lega setelah mengonfirmasi reaksi positif para pembaca.
Sejujurnya, versi revisi Chapter 410 sedikit campur aduk.
Bukan dalam artian Aku menjiplak novel orang lain, Tapi karena Aku mengambil beberapa perkembangan plot di masa mendatang dan memaksakannya.
Secara khusus, dua frasa terakhir dari Phenomena Extinguishing Mantra diambil dari Chapter 411, 412, dan seterusnya.
Dalam beberapa hal, Kupikir bab ini paling dekat dengan pertarungan Yuan Li.
Ini sedikit berbeda dari kisah Kim Yeon, di mana Aku mengubah alur ceritanya sepenuhnya.
Untuk pertarungan Yuan Li, aku menyalakan kekuatan hidupku untuk menuliskan bab-bab selanjutnya sekaligus, dan untuk Chapter 410, aku membakar kekuatan hidupku lagi untuk menarik beberapa poin plot dari bab-bab selanjutnya.
Karena itu, pertarungan Yuan Li dan bab ini tidak mengubah jalan cerita, tidak seperti Kim Yeon. (Kalau dipikir-pikir, Aku seharusnya tetap pada pendirianku dengan alur Kim Yeon, meskipun Aku menerima beberapa reaksi keras…)
Tetap saja…
Untungnya, masih banyak hal yang harus diungkapkan ke depannya, jadi Kurasa Aku tidak kehilangan banyak, dan Aku lega karena pembaca tampaknya lebih menyukainya.
Hal ini khususnya berlaku untuk Heavenly Venerable of Time, yang awalnya ku tulis tidak dalam kondisi pikiran yang baik. Aku sangat senang bisa menunjukkan versi asli Heavenly Venerable of Time, yang ku tulis dengan pikiran yang sehat(?), setelah mempertimbangkan umpan balik pembaca.
Heavenly Venerable of Time telah memberiku kesadaran besar.
Waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.
Bersamaan dengan penyesalan “Aku berharap Aku telah menyiapkan lebih banyak bab cadangan dan meluangkan waktu untuk revisi,” Aku menyadari bahwa karena waktu tidak pernah kembali, Aku perlu mulai menimbun sekarang. Dalam hal itu, Aku sangat berterima kasih pada Heavenly Venerable of Time.
Dan sebagaimana diajarkan oleh Heavenly Venerable of Time, waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.
Oleh karena itu, meskipun Aku menghapus versi asli chapter 410, itu tidak mengubah fakta bahwa chapter tersebut telah direvisi.
Jadi, sesuai dengan ajaran Heavenly Venerable of Time, Aku akan memposting versi pra-revisi Chapter 410 di blog.
Ini bukan hanya untuk mencocokkan tema Regressor’s Tale of Cultivation, bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali, Tapi juga untuk merefleksikan diriku sendiri, seperti halnya pemberitahuan permintaan maaf yang ku posting untuk pertarungan Yuan Li.
Jadi, di bawah ini adalah Chapter 410 dari Regressor’s Tale of Cultivation, sebelum direvisi.
Chapter 410 – Regressor (回歸者) (Sebelum Revisi)
Brrr-
Tu-det, tu-det, tu-det…
Tubuhku gemetar.
Mungkin karena aku baru saja mencapai titik ini di akhir hidupku,
Aku dapat merasakan tubuhku hancur, karena telah mencapai batas yang ditentukan.
Apa aku akan mati saja sekarang dan kembali ke masa sebelum aku naik ke Alam Bright Cold. Apa hubungan yang kubuat dengan kawan-kawanku, serta Wuji Religious Order, akan kembali hilang?
Ataukah aku membuat perjanjian dengan Heavenly Venerable of Time, dan kembali ke masa saat rekan-rekanku masih hidup?
[Putuskan dengan cepat. Tidakkah kau kekurangan waktu?]
Namun.
Aku menunjukkan kontradiksi dalam kata-katanya dengan napas tertahan.
“… Bahkan jika aku kembali ke masa itu, Apa ada yang bisa kulakukan?”
Pemilik Gunung Agung akan menungguku.
Sekalipun aku kembali ke masa lalu, Pemilik Gunung Agung benar-benar tak tertandingi.
Jika akhirnya sudah ditentukan sebelumnya, apa yang bisa ku lakukan bahkan jika Aku mundur?
[Jika kau kembali, Cahaya akan merasakan Otoritasku, melacak penyebabnya dan segera menaklukkan Gunung Agung. Itu bukan akhir bagi kelompokmu.]
“…!! L-Lalu…”
Suara Heavenly Venerable of Time bergema di seluruh dunia yang hanya berhembus abu.
[ Namun… Aku hanya akan mengembalikanmu ke titik tepat setelah Ordo mu dihancurkan.]
“…!”
[Namun, rekan-rekanmu akan tetap hidup.]
Aku menggertakkan gigiku.
“Kontrak macam apa itu! Kalau begitu, kenapa aku harus menandatangani kontrak seperti itu…!”
[… Bahkan aku tidak dapat membatalkan ‘semua’ tindakan Great Mountain Supreme Deity.]
“…Apa…? Bukankah kalian adalah Heavenly Venerable … di puncak Governing Immortal…?”
Yang Su-jin senantiasa menyapa Heavenly Venerable dengan sebutan kehormatan, namun merujuk langsung pada Supreme Deity dengan gelar mereka.
Berdasarkan pengamatan itu, tanpa sadar aku berasumsi bahwa Heavenly Venerable berada satu tingkat di atas Para Supreme Deity.
[Kau salah paham…]
Chiii-
Otakku terbakar di bawah informasi yang begitu banyak, Tapi aku tetap mendengarkan perkataannya.
[Ada Supreme Deity yang melampaui Heavenly Venerable. Di Alam Immortal, dari makhluk yang disebut Governing Immortals, hanya [Cahaya] dan [Yang Tertua] yang dapat dengan tepat mengusir Great Mountain Supreme Deity … Tidak, satu makhluk lagi … Hm, baiklah … Dari semua makhluk hidup, hanya kekuatan keduanya yang mampu melakukan ini.]
“…”
Swiish-
Abu dan awan debu berkumpul di hadapanku, dan di balik itu aku dapat melihat sebuah penglihatan.
Itu adalah rekan-rekanku.
Pemandangan rekan-rekanku yang tertawa dan berceloteh di Wuji Religious Order saat mereka menuju Alam Ancient Force.
Perkataan Heavenly Venerable of Time terngiang di telingaku.
[Kau tahu kebenaran ini. Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali lagi.]
Chiiii-
Aku dapat merasakan kepalaku berdenging hebat.
Apa karena dia adalah Dewa Waktu?
Dia menarik perhatian pada Esensi dasar waktu, yang sangat ku pahami.
[Waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Apa kau, kebetulan, ingin aku mengirimmu sedikit lebih jauh ke belakang? Sebelum Kau bahkan memprovokasi tindakan Great Mountain? Dalam hal itu, Apa rekan-rekanmu akan menjadi orang-orang yang sama yang Kau kenal? Rekan-rekan yang Kau kenal dan ingat hanya ada pada waktu tertentu sebelum mereka dibantai. Tidakkah kau mengerti bahwa kemampuan untuk memutar balik waktu bukanlah sebuah berkah?]
“…”
[Kembali dengan pertimbangan bahwa akan ada beberapa kawan yang gagal bertahan hidup.]
“…”
Tubuhku bergetar tak wajar.
Dia benar.
Aku tahu lebih dari siapa pun bahwa bahkan jika Aku mengalami Regresi, mereka tidak akan benar-benar kembali.
Para kawan pada saat ‘tepat sebelum pembantaian’, adalah kawan-kawan yang sangat ku rindukan.
Akan tetapi, Heavenly Venerable of Time tidak akan dengan gamblang memberiku tawaran ini, kecuali Dia memang orang bodoh.
Tepat sebelum pembantaian, berarti mereka akan dibantai segera setelah aku kembali.
“… Kalau aku tidak bisa menyelamatkan Ordo, Apa ada alasan bagiku untuk kembali? Aku bahkan tidak dijamin akan selamat …”
Kugugugugu!
Ruang itu bergetar.
Seolah seluruh dunia tertawa terbahak-bahak.
[Tidak perlu khawatir. Selama Otoritasku diaktifkan, Cahaya tidak akan menunda lebih lama lagi dan segera mengusir Gunung Agung. Kelangsungan hidupmu tidak menjadi masalah…]
Sesaat aku menatap Kertas Kuno Hitam di hadapanku.
Ketentuan kontrak kami tertulis di Kertas.
Istilah-istilah yang akan digunakan oleh Heavenly Venerable of Time untuk mengembalikanku ke tempat yang mereka anggap tepat, dan aku akan memberi tahu Takdirku kapan pun aku menyadarinya di masa mendatang.
“… Ini konyol.”
Aku menutup mataku.
“Apa kau benar-benar berpikir… aku akan terpengaruh dengan istilah-istilah seperti itu?”
Heavenly Venerable of Time tetap diam.
Sebaliknya, jantungkulah yang berdetak cepat.
Dug Dug Dug Dug Dug Dug…
Jantungku berdetak berbahaya.
Kenangan Yang Su-jin memperingatkanku.
Bahwa aku tidak boleh percaya pada Governing Immortals, karena hanya ada satu yang layak dipercaya.
Bahwa aku tidak akan pernah mengungkapkan Takdirku…
Kalau aku menuruti kata-katanya, aku tidak akan pernah membocorkan Takdirku dalam kondisi apa pun.
Namun…
“Ordo… Buatlah agar Ordo tetap bertahan!”
Meski Heavenly Venerable of Time berkata itu mustahil, aku tetap berharap.
“Kembalikan semuanya, bukan hanya rekan-rekanku, tapi juga Ordoku dan para pengikutku!”
Selama ratusan ribu tahun, Aku hidup agar Aku dapat mengingatnya.
Sehingga Aku tidak dapat melihat mereka?
Tidak mungkin!
Juga.
[Jika aku melakukan itu, Apa Kau akan menerima kontraknya?]
Dug Dug Dug Dug Dug Dug…
Sebuah bayangan Yang Su-jin berteriak di telingaku.
Jangan melakukannya.
Tidak ingin mengungkap Takdirku!
Namun …
Tis Tis Tis…
“Apa Kau akan… melakukan… itu…?”
[Jika itu keinginanmu.]
Aku bersujud.
Aku menangis tersedu-sedu
Mustahil bagi Aku untuk menolak tawaran ini.
Ini adalah orang yang bernama Seo Eun-hyun.
Aku hampir memohon padanya, untuk segera memutar balik waktu.
“Lalu…!”
Aku.
Aku penduduk Bumi dari masyarakat beradab.
Aku bukan sekedar binatang biasa.
Oleh karena itu, Aku tidak akan pernah melupakan anugerah yang telah ku terima.
Aku harus kembali pada mereka.
Dengan cara apapun!
Suatu penglihatan tentang Heavenly Venerable of Time melintas, seolah-olah dia sedang tertawa.
Dan…
Chiii-
Colorless Glass Sword menangis.
“…”
Ziiing-
Sekali lagi Colorless Glass Sword menangis.
Yang kukira membuat kepalaku berdenging, ternyata adalah suara tangisan Colorless Glass Sword.
Penampakan seorang wanita berpakaian putih berkelebat di hadapanku, tengah membelai seekor rusa berwarna hijau giok.
Tidak.
Aku salah lihat.
Norigae berwarna hijau giok.
Dia tersenyum lembut.
—Lalu, Apa saat-saat yang kita lalui bersama juga hanya penderitaan?
Ziiing-
—Apa yang kuberikan padamu juga kutukan?
Ziiiiing-
Entah mengapa, bunyi kata-katanya dalam penglihatan itu langsung menusuk ke dalam dadaku, bahkan tanpa sepengetahuan Heavenly Venerable of Time.
Mungkin, Aku hanya berhalusinasi.
Namun, meski ini hanya ilusi, air mataku berhenti mengalir setelah mendengar kata-katanya.
“…”
Aku tidak bisa membiarkan dia pergi.
Tapi Aku harus melepaskannya.
Sepanjang hidupku, aku telah kehilangan hal-hal yang paling berharga bagiku, berkali-kali hingga tak dapat kuhitung.
Sejujurnya, Aku kelelahan sekarang.
Aku tidak ingin merasakan sakit.
Aku ingin berhenti kehilangan segalanya, berkali-kali.
Namun …
Aku tahu.
Begitu jelas.
Aku tahu itu, sepenuhnya.
Itulah mengapa aku tidak membawanya, dan hanya memberinya Norigae!
Aku memandang ke arah Heavenly Venerable of Time.
Aku mengangkat kepalaku ke arah langit yang tandus dan berdebu, dan bertanya.
“Wahai Heavenly Venerable of Time. Pemilik Metode Temporal dan Dewa Kalender. Aku bertanya satu hal padamu.”
[Berbicara.]
“Kau bilang padaku waktu tidak akan pernah kembali.”
[Benar. Namun, aku akan memberimu keajaiban yang mustahil dengan mengorbankan banyak hal. Aku akan mengembalikan waktu yang tidak dapat kembali.]
“… Lalu.”
Aku melotot ke langit yang suram, yang kini telah menjadi lubang berdebu, lalu meraung.
“Bukankah waktu yang akan kau berikan kembali, juga berbeda dengan waktu yang ku tahu?”
[…]
“Kau bilang memutar balik waktu bukanlah berkah… Aku mengerti maksudmu. Tidak, aku tahu itu! Itu sebabnya… aku menolak.”
Tidak apa jika tidak dikembalikan.
Itu sebenarnya tidak masalah.
Lagipula, waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali.
Orang-orang yang akan kutemui setelah kembali, bahkan jika mereka adalah kawan-kawanku sebelum pembantaian, mereka bukanlah orang-orang yang kukenal.
Itu karena mereka sudah mati.
Bukan hal yang mudah untuk memutar kembali waktu yang telah berlalu.
Itu juga akan menjadi penghinaan bagi rekan-rekanku.
Ada yang bertahan sampai akhir, ada yang turut berduka cita atas Kim Yeon, ada yang dimakan, dan ada yang hancur bersama kutukan mereka.
Dan ada seseorang yang memintaku untuk mengingatnya, dan mengatakan dia akan menjagaku bahkan saat aku meninggal.
Tindakan rekan-rekanku pada saat itu, saat yang singkat itu.
Kalau saja waktu diputar kembali ke masa sebelum saat itu, maka kawan-kawan itu, meski hanya terpaut 1 detik, mereka bukanlah orang-orang yang ku kenal.
Mana yang lebih bernilai, satu detik atau seratus ribu tahun?
Mereka sama saja!
Itu karena keduanya adalah waktu yang tidak dapat diulang kembali!
Itulah sebabnya, mustahil untuk memutar kembali waktu dan benar-benar menghidupkan kembali rekan-rekanku.
Kalau begitu, Aku tidak membutuhkannya.
Jika aku ingin memastikan kelangsungan hidup mereka sepenuhnya, aku harus kembali ke titik saat kami keluar dari Alam Ancient Force.
Namun, mereka tidak akan menjadi kawan-kawan yang sama, tanpa ingatan tentang pembantaian itu.
Mereka akan menjadi entitas yang ‘berbeda’, dan Aku tidak ingin mempermalukan waktu mereka.
“Tidak perlu bagimu untuk memutar balik waktu. Terima kasih atas niat baikmu.”
Aku menyingkirkan Kertas Kuno Hitam yang ada di hadapanku dan membungkuk hormat pada Heavenly Venerable of Time.
Kemudian.
Thump-
Akhirnya, umurku telah berakhir.
‘Ah… Ini dia.’
Aku mungkin akan menyesali hal ini.
Tidak, Aku sudah agak menyesal.
Kalau saja bukan karena pilihan bodohku tadi, aku mungkin akan bersatu kembali dengan kawan-kawanku.
Aku sungguh, sungguh merindukan mereka.
Aku sangat merindukan mereka, sungguh menjengkelkan!
Kalau saja aku kembali ke masa lalu 10 detik yang lalu, aku mungkin akan mengangguk tanda setuju terhadap tawaran Heavenly Venerable of Time.
Tapi itu tidak akan terjadi.
Waktu, ia tidak kembali.
Aku memejamkan mata, dan merasakan Domainku perlahan menghilang.
Aku mengasimilasi Colorless Glass Sword dengan jiwaku, dan bersiap untuk memulai regresi.
Nah, itu adalah Regresiku yang ke dua puluh.
[Itu tidak boleh.]
Deeeeng-
Bunyi lonceng brahma terdengar dari suatu tempat.
Dang-
[Sudah…]
Aku merasa pusing.
Mau muntah.
Kepalaku bisa meledak kapan saja.
Dari [atas], makhluk raksasa memperlihatkan kehadiran mereka.
: : Ritualnya telah dimulai. : :
Dewa Metode Kalender mulai menindasku, sepenuhnya menyingkapkan kehadiran mereka yang telah tertahan.
Dang-
Deng-
Terdengar suara bergema, seperti roda gigi berputar atau suatu mekanisme rumit sedang bergerak.
: : Kau harus kembali ke titik waktu tersebut. : :
‘Apa yang…’
Creack-
Seluruh tubuhku tersebar ke dalam pusaran cahaya dan bayangan.
Ia melebur menjadi bentuk yang melambangkan waktu.
: : S e t u j u i K o n t r k n y a : :
Kehadiran makhluk dari [Atas] bangkit, dan rasanya jiwaku sedang hancur.
Aku harus menyembah dan menaati yang agung taattaattaattaattaattaat!!!!!
Di hadapanku, ada secarik kertas yang indah.
Entahlah, kurasa aku harus membubuhkan sidik jariku di kertas itu.
Tidak, itu bukan pikiran.
Sebuah naluri, takdir-
Ziiiiing-
Aku berpegang teguh pada benang akal yang paling samar melalui getaran Colorless Glass Sword yang terhubung dengan jiwaku, dan menghentikan tanganku meraih Kertas Kuno Hitam.
Meski aku akan mati, aku berkeringat dingin.
: : T e k a d L u a r B i a s a : :
Tapi aku tahu.
[Sesuatu] yang terhubung dengan Colorless Glass Sword memberiku kekuatan, namun bagi makhluk dari [Atas], itu tak lebih baik dari seekor serangga yang menggeliat.
: : Bagaimana dengan Kau yang mengingat rahmat Heavenly Venerable Sal Tree? : :
Saat itulah.
Pupupu!
Ratusan juta [Bunga] bermekaran di sekujur tubuhku!
Satu kata dari Heavenly Venerable of Time itu, dengan paksa mengambil [Kebenaran] dari pikiranku, ingatanku, dari sejarah!
“ Kuaaaaaah!!!”
Kebenaran satu itu, yang tanpa sadar telah menghalangi persepsiku, kini muncul dari satu kata dari Heavenly Venerable of Time!
[Pria tua yang membawa keranjang bunga]!
Orang tua yang pertama kali muncul selama pertarunganku dengan Aliansi Besar, di awal Regresi ini, kebenaran tentang dia membanjiri pikiranku!
” Huuuuuah!!! Huuuuuuh!!!”
Orang tua itu perlahan mendekatiku.
Orang tua itu mengamatiku dari atas bahuku.
Orang tua yang berbicara padaku.
Orang tua yang menunggangi punggungku seperti hantu di Kerajaan Penglai, yang tidak pernah turun!
Orang tua yang menghalangi Hong Fan saat melarikan diri dari Alam Ancient Force, seolah-olah dia adalah kawanku!
Pikiranku dipenuhi dengan informasi tentang [The One]!
Selamatkan aku!
Tolong.
Seseorang.
Dari taman bunga ini.
Taman bunga yang bayangannya mengarah ke barat.
Seseorang bawa aku keluar!
Aku akan melakukan apa saja!
: : S e t u j u i K o n t r k n y a : :
“Hu, huaaaah!”
Aku mengulurkan tanganku,
Dalam keadaan linglung, dengan bunga-bunga mekar dari bola mataku, aku mengerang kesakitan dan mengulurkan tangan ke depan.
Pada saat itu.
Shuaaaaah-
Bunga-bunga yang mekar dari mataku mulai membusuk.
Mereka mulai mengalami pelapukan.
Menjadi debu.
Di ambang kematian, aku nyaris tak mampu melihat sekelilingku.
Dari berbagai titik di tahta, yang tampak
Di galaksi ini yang tampaknya diatur oleh Heavenly Venerable of Time, [Bunga] dan [Kegelapan] yang tak terhitung jumlahnya melonjak keluar dari berbagai titik di singgasana.
: : Heavenly Venerable Sal Tree. Ketahuilah bahwa aku tidak memanfaatkanmu. Wahai Yang Tertua. Aku memintamu untuk menenangkan diri. : :
Deng-
Suara lonceng brahma berbunyi lagi.
Sekarang Aku mengerti apa suara lonceng brahma itu.
Star Vein!
Kosmos beresonansi saat Star Vein bergeser di seluruh Heavenly Domain.
Deng Dang Duang!
Resonansi tersebut berbunyi seperti dentingan roda gigi mekanik, dan saat resonansi ini berkumpul dan mencapai puncaknya, saat itulah suara lonceng brahma ini berbunyi.
Aku langsung mengerti.
Bahwa ini bukan sekedar bunyi lonceng brahma, Tapi Otoritas dari Heavenly Venerable of Time, dengan sendirinya.
Kugugugugugu!
Seolah-olah langit dan bumi terbalik.
Dari jauh, tepian kosmos mulai diwarnai kegelapan, menampakkan 10 bayangan raksasa.
Di ujung yang berlawanan, taman bunga yang cemerlang tengah mekar.
Creak Crack!
Tubuhku berderit karena dipaksa bergerak.
Aku tidak punya cara untuk menolaknya.
Tanganku, melawan keinginanku, bergerak menuju kertas hitam di hadapanku.
Kemudian.
: : S e l e s a i ! : :
Suara Heavenly Venerable of Time bergema di seluruh kosmos, penuh kegembiraan.
Deng-
Suara lonceng brahma berbunyi untuk terakhir kalinya.
Dunia mulai berbalik.
‘Ahh… Jadi begitulah adanya.’
Di dunia yang berputar kembali, aku menyadari bahwa segala sesuatu telah terjadi sesuai dengan keinginan Heavenly Venerable of Time.
Pada akhirnya, Apa tidak ada artinya bagi manusia biasa sepertiku untuk melawan?
Itu dipaksakan padaku, Tapi kontraknya disegel.
Sepertinya jika aku tidak memberikan persetujuanku, maka akan ada lebih banyak lagi pembatasan yang diberikan pada Heavenly Venerable of Time, Tapi kontrak adalah kontrak.
Aku dapat merasakan kontrak dari Heavenly Venerable of Time mengikat paksa di leherku.
Aku tertawa.
Jika memang begini, apa gunanya perlawanan, dan apa pentingnya kemauanku?
Berkali-kali aku ditindas oleh makhluk-makhluk yang kuat.
Dulu, para seniman bela diri; di waktu lain, para kultivator Qi Refining Bintang 3; kemudian Qi Building, kemudian Core Formation, kemudian Nascent Soul, Heavenly Being, Four-Axis, Integrasi, Star Shattering…!
Mereka yang berada di alam atas terus menerus menindasku yang berada di bawah, dan kini bahkan Governing Immortals pun menginjakku!
Tidak, Surga!
Takdir sedang mempermainkanku!
Surga yang telah ku teriakkan berkali-kali!
Aku menyadarinya pada saat itu.
‘Ah… Jadi begitulah.’
Aku tidak lebih dari sekadar boneka dari Heavenly Venerable of Time.
Tapi itu tidak berakhir di sana.
Saat aku mendapatkan kembali ingatanku yang tersembunyi melalui perintah lisan Heavenly Venerable of Time, aku menyadari.
Aku juga boneka dari Heavenly Venerable Sal Tree, dan boneka dari Dewa Netherworld.
Ya, sama seperti yang Seo Hweol katakan, dunia ini tak lain hanyalah sandiwara Takdir, dan kita hanyalah bonekanya.
Kehendak bebasku hanyalah sebuah konsep yang tak berarti dan tak bermartabat.
Jadi, apa yang harus ku lakukan di dunia ini?
Saat aku meninggal, air mata kesedihan dan frustrasi bercampur dengan kepahitan atas semua yang telah kutanggung mengalir deras.
“Aku sudah tahu… sejak lama.”
Saat memasuki tahap Four-Axis, Aku mengerti.
Four-Axis mampu bergerak relatif bebas antara Alam Tengah dan Alam Bawah.
“Bahkan jika aku menyelidiki Ascension Gate… aku tidak akan bisa kembali ke Bumi, kan?”
Jika itu mungkin, Yang Su-jin pasti sudah kembali.
Tujuanku adalah kembali ke Bumi dan memutus siklus regresi.
Namun sekarang, Aku telah menyadarinya.
Tidak, lebih tepatnya, Aku akhirnya menerima kebenaran yang ku ketahui selama ini.
“Aku, kami, sudah terikat dengan dunia ini!”
Kami sudah menjadi boneka dunia ini.
Boneka tidak dapat kembali kecuali tuannya mengizinkannya.
Aku adalah budak orang-orang diatas,
Budak yang berkuasa dan budak Waktu.
Aku adalah hamba para Supreme Deity, para Biksu Surgawi, dan para Dewa Surgawi.
Mungkin aku telah memimpikan hal yang mustahil tercapai, yang tidak pantas bagi seorang budak.
Jadi, aku akan meraih mimpi baru.
Apa yang benar-benar ku inginkan adalah memutus siklus Regresi.
Tapi Apa kembali ke Bumi, yang juga merupakan jalan yang tidak pasti, benar-benar cara untuk menghancurkannya?
Tidak!
Aku tidak akan lagi berpegang teguh pada tujuan yang tidak pasti seperti itu.
Aku akan menemukan jawabanku sendiri!
Aku akan mengakhiri siklus Regresi ini dengan caraku sendiri.
Jadi, apa metodenya?
Sederhana.
Begitu sederhana, namun begitu jauh sehingga Aku menghindarinya.
Kupikir itu hampir mustahil.
“Aku akan menjadi lebih kuat!!!”
Aku akan tumbuh lebih kuat.
Aku akan bangkit.
Aku akan lebih memahami dunia ini, lebih banyak berkultivasi menantang Surga, hingga akhirnya aku mencapai puncak dunia ini!
Jika Aku tidak dapat menemukan cara untuk mengakhiri siklus regresi,
Aku akan menjadi makhluk yang [tidak akan pernah mengalami Regresi lagi untuk selamanya]!
Ya, aku akan meraih kehidupan abadi (永生)!
Ditipu oleh Heavenly Venerable, aku tersenyum saat membuat tekad terakhirku di penghujung hidupku yang tersiksa.
Aku juga akan mencapai puncak dunia.
Bukan untuk memutus siklus Regresi, Tapi untuk memastikan agar Aku tidak mengalaminya lagi.
Aku akan berdiri di suatu tempat di mana tak seorang pun kecuali Surga, tak ada Heavenly Venerable atau Supreme Deity, yang berani mengejek atau memperbudakku!
Ya, aku adalah budak Surga dan boneka dunia ini.
Sebagai boneka, aku telah meninggalkan impianku untuk pulang.
Pulang ke rumah adalah kemewahan yang hanya dapat ku impikan setelah memutus siklus Regresi.
Jika memutarbalikkan waktu adalah takdirku, maka biarlah itu terjadi.
Aku akan mengalami Regresi lagi dan lagi, lalu suatu hari nanti!
Aku akan duduk di tempat di mana tidak ada Governing Immortals yang mengejekku, ataupun Surga sendiri, yang akan mampu membuatku kembali!
Di akhir neraka yang paling menyedihkan, aku akhirnya menerima kutukan yang disebut Regresi, dengan senyum yang bengkok.
Aku bukan Seo Eun-hyun, penduduk Bumi dari masyarakat beradab.
Aku adalah Regresor (回歸者) Seo Eun-hyun.
Itulah Regresiku yang kedua puluh.