Kisah Kultivasi Seorang Regresor - Chapter 409
Chapter 409 – Dewa Waktu.
Dewa Waktu.
Thump-
Heavenly Venerable of Time!
Begitu mendengar kata-kata itu, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhku dan aku merasakan jiwaku bergetar.
Kemudian, aku segera bersujud di hadapan Heavenly Venerable of Time.
“Bagus sekali. Kau tahu sopan santun-”
Tepat setelah itu.
Aku segera mengayunkan All Heaven Sword ke wajah Heavenly Venerable of Time.
Swoosh!
Kugwagwagwagwang!
Bersamaan dengan tubuh Dewa Waktu, seluruh paviliun terpotong menjadi dua.
“…Apa maksudnya ini?”
Heavenly Venerable of Time bertanya sambil tersenyum tipis.
Aku pun tersenyum lemah sembari mengangkat All Heaven Swords.
“Kupikir Dewa yang agung sedang memberikanku ujian. Apa Aku salah?”
Alasannya aku langsung menebas Heavenly Venerable of Time.
Tidak, alasan Aku memotong tubuh inkarnasi itu sederhana.
Tttttttss —
Tubuhku perlahan-lahan menjadi lebih muda.
Pada saat yang sama, tubuh inkarnasi Heavenly Venerable of Time perlahan-lahan menua.
Apa artinya ini?
Heavenly Venerable of Time, melalui beberapa metode, tengah membalikkan waktu tubuh fisikku.
Baiklah, jika hanya itu saja, hal itu tidak akan menjadi masalah.
Masalah sesungguhnya adalah Heavenly Venerable of Time juga membalikkan ‘ingatan’ku.
Kalau bukan karena Canvas of Myriad Forms and Connections, Aku mungkin telah melupakan sepenuhnya penderitaan puluhan ribu tahun yang ku tanggung di Heavenly Domain yang baru.
“Menguji, katamu? Aku hanya ingin memberimu kelegaan.”
“Bagaimana melupakan kenangan bisa dianggap kelegaan?”
“Kau tampaknya sedang berjuang karena rasa sakit yang Kau alami selama bertahun-tahun, jadi aku mencoba. Apa itu tidak menyenangkanmu?”
Saat itulah barulah aku menyadari jawaban mengapa Heavenly Venerable memanggilku setelah membuatku mengembara selama seratus ribu tahun.
Kenanganku sangat berharga bagiku.
Sungguh, seratus ribu tahun itu begitu panjang, begitu mengerikan, dan begitu sepi.
Tapi itu juga bagian dari hidupku.
Tahun-tahun itu penuh dengan derita, namun karena tahun-tahun penderitaan itulah, rasa sakit dan keputusasaan hari itu telah cukup terhapus dan membentuk siapa Aku saat ini.
Waktu yang berlalu memang sulit, Tapi Aku tidak menyesalinya.
Aku menundukkan kepalaku pada Heavenly Venerable.
“Terima kasih telah mencerahkanku.”
“Heh heh. Beruntungnya kau akhirnya mengerti.”
Aku hendak meminta maaf karena telah menebas tubuh Heavenly Venerable.
Tapi saat itu,
Ttttttt —
Aku menyadari waktuku kembali berputar balik.
Tubuh fisikku semakin muda, dan ingatanku memudar.
Pengembangan tubuh fisikku pun menurun.
Kalau bukan karena Canvas of Myriad Forms and Connections, aku tidak akan pernah sadar kalau ingatanku hilang.
Aku menatap Heavenly Venerable dan bertanya.
“…Apa orang rendahan ini dihukum karena merusak tubuh Heavenly Venerable ?”
“Tidak.”
“…Lalu mengapa Kau melakukan ini?”
“…”
Dewa Waktu tidak menjawab.
Sebaliknya, Dia menunjuk ke arahku, dan kecepatan tubuhku tumbuh lebih muda dan ingatanku menghilang pun semakin cepat.
Kultivasiku perlahan-lahan menurun.
Kenangan mulai menghilang.
Aku dapat merasakan kenangan 190.000 tahun terakhir terkuras keluar dari dantian atasku dalam sekejap.
Aku mengernyitkan alisku.
“Wahai Heavenly Venerable, mohon redakan amarahmu.”
Namun, terlepas dari permohonanku, Dia tidak mengernyitkan alis dan terus memutar balik waktuku lebih cepat. Akhirnya, aku merasa bahkan ingatan tentang kawan-kawanku yang diserang oleh Pemilik Gunung Agung mulai memudar.
Maka, kupejamkan mataku dan sekali lagi kuayunkan All Heaven Sword.
Boo-woong!
Koo-woong!
Paviliun berguncang saat inkarnasi Heavenly Venerable of Time sekali lagi ditebas.
“…Mengapa Kau melakukan ini? Kumohon, aku dengan rendah hati meminta untuk berhenti mengujiku.”
Tapi tidak ada yang berubah.
Heavenly Venerable of Time seketika memulihkan tubuh-Nya dan terus membalikkan waktuku.
Pada akhirnya, aku melotot ke arah Heavenly Venerable dan menggeram.
“Tidak peduli Apa Kau adalah Heavenly Venerable of Time, aku tidak akan membiarkanmu mereduksi hidupku menjadi ketiadaan…! Hentikan sekarang!”
Itu berhamburan.
Itu menghilang.
Meskipun tubuhku semakin muda, kenangan, dendam, kesedihan, kebahagiaan, keputusasaan, dan harapanku,
Semua kegembiraan, kemarahan, kesedihan, kesenangan, cinta, kebencian, dan keinginan, semua adegan yang dipenuhi dengan emosi, segalanya lenyap dari pikiranku!
Kalau bukan karena Canvas of Myriad Forms and Connections di luar sana, Aku bahkan tidak akan menyadarinya!
Aku menggertakkan gigi dan berteriak.
“Hentikan!!!”
Shukang —
Sekali lagi aku menebas inkarnasi dari Heavenly Venerable of Time.
Aku takut pada lawan di hadapanku.
Entah Apa Dia sanggup menangkapku dan menjadikan satu detik berlangsung selamanya, menyiksaku tanpa batas waktu.
Setelah melihat Dewa Gunung Agung menghancurkan alam semesta, aku tidak dapat membayangkan batas kemampuan makhluk ini.
Tapi meski begitu.
Untuk manusia bernama Seo Eun-hyun, waktu yang kuhabiskan selama ini terlalu berharga.
Tidak peduli meskipun lawannya adalah dewa, aku tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang akan membalikkan hidupku dan menghapusnya seolah-olah itu tidak pernah ada!
Dengan mata melotot ke belakang, aku mengayunkan All Heaven Swords dengan liar.
Kugugugugu!
Paviliun itu runtuh.
Dunia retak.
Namun seiring berjalannya waktu, kultivasi Aku terus menurun.
Satu-satunya hal yang tidak pudar adalah tingkat seni bela diri yang dipertahankan oleh pencerahan yang ada dalam Canvas of Myriad Forms and Connections!
“Hentikan ini sekarang!”
Tahun-tahun yang dihabiskan di Alam Ancient Force.
Kenangan bersama Wuji Religious Order.
Kenangan yang tak terhitung jumlahnya yang terbentuk setelah jatuh ke Alam Nether Ghost.
Saat Aku bergabung dengan Asosiasi Kultivator Agung dan menjadi seorang Kultivator Agung.
Saat-saat ketika aku berhadapan dengan Hon Won dan Seo Hweol, menggunakan kekuatan Gunung Garam!
Mereka semua runtuh secara bertahap.
Dan kebocoran memori terus berlanjut hingga awal siklus ini.
‘M-Mungkinkah…?’
Kalau begini terus, Apa Aku akan kehilangan ingatan dari regresi sebelumnya juga?
Sama seperti yang kupikirkan,
Kemudian,
Pasasat!
“…!”
Berdasarkan urutan waktu yang ku alami, ingatan dari sebelum regresi ke awal siklus ke-19, dan ingatan dari siklus ke-18, seharusnya sudah hilang.
Tapi mereka tidak melakukan itu.
Sebaliknya, kenangan itu mulai terhapus kira-kira dalam urutan spasial sejak Jeon Myeong-hoon dan Aku naik.
Kenangan kenaikan bersama Jeon Myeong-hoon pada siklus ke-17 menghilang.
Ingatan tentang pemblokiran Kesengsaraan Surgawi Pemilik Hukuman Surgawi menghilang.
Tapi…
Woo-wooong —
Kenangan pertemuan dan perbincangan dengan sisa-sisa Yang Su-jin di Puncak Shattered Heaven tidak pudar.
Seolah-olah kenangan itu tak tersentuh, bahkan oleh Heavenly Venerable of Time.
Ingatan dan kultivasiku terus berkurang, hingga akhirnya aku kembali ke masa siklus pertama, saat aku hanya seorang seniman bela diri kelas dua.
Akhirnya, sampai pada titik awal siklus pertama.
Peristiwa di Ascension Path.
Kebingungan yang kurasakan saat membuka mataku di sana.
Dan akhirnya…
Tsutsutsutsutsutsu —
‘Hah… apa ini?’
Ada memori yang sepenuhnya putih.
Aku tidak bisa memastikannya.
Kemudian, tubuh Heavenly Venerable of Time tiba-tiba meledak.
Pukwak!
“…!?”
Tidak, bukan hanya tubuh-Nya.
Seluruh paviliun yang telah dipanggil-Nya hancur berkeping-keping secara tiba-tiba, dan kita dikembalikan ke Tahta Galaksi tempat kami semula berada.
Gugugugugugu —
Namun bukan itu masalah sebenarnya.
Cahaya putih murni!
Cahaya mendidih ke segala arah, dan seluruh wilayah yang tampaknya menjadi milik Heavenly Venerable of Time bergetar hebat.
Dengan tubuhku yang kini tak ada bedanya dengan tubuh manusia biasa, aku mencoba melawan dengan All Heaven Swords, namun aku tak dapat berbuat apa-apa.
Kenangan putih itu juga tak sepenuhnya hilang dari pikiranku.
Sebaliknya, waktu terus berputar.
Suatu hari kami sedang menuju Workshop dengan mobil SUV.
Saat Jeon Myeong-hoon menyerahkan tugasnya padaku.
Peristiwa di perusahaan.
Universitas, dinas militer, awal masuk universitas, sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, sekolah dasar, taman kanak-kanak…
Dan bahkan masa bayi.
“…”
Aku bahkan sudah lupa cara menghubungkan diriku dengan Colorless Glass Sword.
Ah…
Tapi apa itu Colorless Glass Sword?
‘Baba… Aba…’
Dunia ini cerah.
Itu bagus.
Agak dingin.
Kurasa aku mengompol.
Aku lapar.
Ibu, Ayah.
Aku mau susu.
…
Hangat.
Aku akan segera memasuki dunia.
Kasih sayang ibu mengalir ke dalam diriku melalui tali pusar di perutku.
Aku harus segera meninggalkan perut Ibu…
…
Thump-
Thump-
Thump-
Thump-
Thump-
…
…
…
…
Paaaaatt!
Jiiiiing!
[Aku!]
Aku terhubung dengan Colorless Glass Sword.
Aku tidak ingat apa pun.
Ingatan tubuh fisikku kembali ke tingkat janin, bahkan sebelum terbentuknya sperma dan sel telur, dan kembali sepenuhnya ke ketiadaan (無).
Namun, aku masih memiliki Colorless Glass Sword.
Untuk sesaat, aku kehilangan pegangan pada Colorless Glass Sword.
Tapi pada saat ini,
Tubuh fisikku telah lenyap sepenuhnya, dan satu-satunya yang tersisa adalah harta dharma kelahiranku yang terhubung dengan jiwaku, Colorless Glass Sword.
Kenanganku tersimpan dalam Colorless Glass Sword, dalam Canvas of Myriad Forms and Connections.
Ya, inilah yang membuktikan keberadaanku.
Sejarah gemilang yang tertanam di pedangku, inilah yang membuktikan aku!
Saat ini, akulah Colorless Glass Sword.
[Seo Eun-hyun!!!]
Aku menjadi pedang.
Pedang yang dapat memotong dan memutuskan segalanya, Tapi tidak dapat memutuskan dirinya sendiri. Pedang tumpul itu.
Di dalam Colorless Glass Sword, aku mengumpulkan tekad seluruh hidupku dan melepaskan serangan penuh dari Seated Detachment, Standing Oblivion.
Di dalam Colorless Glass Sword, aku menyalurkan kehendak seumur hidup dan memeras semua hal dari Seated Detachment, Entering Hope, melepaskan satu serangan yang mencakup semuanya.
Mungkin inkarnasi Heavenly Venerable of Time telah lenyap, karena Dia tidak terlihat di mana pun. Dunia ini, yang penuh dengan galaksi dan dipenuhi cahaya, membuat mustahil untuk mengetahui di mana sesuatu berada.
Tapi aku tak peduli. Aku hanya memotong.
Colorless Glass Sword, All Heaven Sword, dan keinginanku—semuanya terhubung menjadi satu.
–Potong!
Paaaatt!
Hidupku.
Sejarahku.
Canvas of Myriad Forms and Connections, yang memuat semua itu, memancarkan kabut, membentuk Three Great Ultimate.
Dalam Three Great Ultimate, aku menjadi sebilah pedang, yang siap menghancurkan seluruh dunia dengan satu serangan.
Sebuah gerakan yang masih belum tuntas, hanya sedikit lebih disempurnakan.
Serangan tunggal ini, dengan hanya nama sementara Akumulasi (積), membagi seluruh dunia.
Sejarahku yang terakumulasi, terakumulasi, dan terakumulasi.
Oleh karena itu, serangan tunggal tersebut diberi nama Akumulasi.
Aku benar-benar tidak bisa membiarkannya hilang!
Akan tetapi, tampaknya itu tidak cukup, karena tidak terjadi apa-apa.
Tampaknya ada sedikit keretakan di ruang tersebut, Tapi hanya itu saja.
Heavenly Venerable of Time tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh retakan kecil itu.
Walau demikian, tanpa rasa khawatir, aku tanpa ragu melakukan gerakan pedang dari awal hingga akhir.
Aku tahu, aku tidak bisa menimbulkan kerusakan berarti.
Jadi, Aku hanya bisa melakukan apa yang ku bisa!
Dan pada saat terakhir gerakan pedangku,
Pada saat terakhir itu, aku merasakan sesuatu tersangkut di ujung pedangku.
Pada saat berikutnya,
Patah!
“…”
Sayangnya, Aku kembali ke tempat Aku memulai.
Begitu juga lingkungan sekitarnya.
Heavenly Venerable of Time dan Aku sama-sama kembali ke paviliun tempat kami semula berada.
“…Mengapa Kau melakukan ini?”
“Kemalangan (厄) pada dasarnya adalah penderitaan.”
Dia tertawa sambil meminum teh yang muncul entah dari mana.
“Untuk mengembalikannya padamu, tidak ada cara lain selain melakukannya dengan rasa sakit.”
“…!”
Aku menatap ujung pedangku.
Pecahan terakhir Colorless Glass Sword telah kembali ke ujung pedangku.
Canvas of Myriad Forms and Connections dipulihkan sekali lagi.
Untuk pertama kalinya dalam 190.000 tahun, aku menghela napas lega dan menjatuhkan diri ke kursiku.
“…Terima kasih.”
Jujur saja, aku tidak percaya pada Heavenly Venerable of Time.
Dia mengaku telah mengembalikan Colorless Glass Sword padaku disertai kemalangan, Tapi tidak diragukan lagi ada tujuan lain di baliknya.
Tanpa ragu, Aku bertanya pada-Nya.
“Namun, selain dari ungkapan rasa terima kasihku, Apa itu benar-benar untuk mengembalikan milikku?”
“Benar. Tentu saja ada tujuan lain.”
“Apa itu?”
Dia menyeringai.
“Jika aku memberitahumu, Apa kau akan mampu mendengarkannya?”
“…”
“Yah… mengingat kau cukup gila untuk mengayunkan pedangmu bahkan dalam wewenangku, kurasa kau tidak akan menjadi gila.”
Heavenly Venerable of Time mengangguk dan segera mulai berbicara.
“Aku mencoba menatap langsung ke Pemilik Cahaya. Karena tubuh utama mereka pasti berada di luar ————, jika aku bisa menemukan koordinat itu, aku mungkin bisa menjadi seperti Mereka.”
“…?”
Apa hubungannya memutar balik waktuku dengan Pemilik Cahaya yang tiba-tiba disebutkan?
Namun, meskipun itu tampaknya seperti informasi yang tidak penting, Aku segera menyadari bahwa jiwa, Domain, dan tubuh fisikku menguap menjadi cahaya.
Patah!
Heavenly Venerable of Time menjentikkan jari-jariNya, dan tubuhku kembali normal, meninggalkan aku dalam kebingungan total.
‘Apa ini? Aku bahkan tidak berhadapan langsung dengan Governing Immortal, hanya mendengar beberapa informasi, tapi kenapa?’
Mengapa tubuhku tiba-tiba mulai menghilang?
Heavenly Venerable of Time tersenyum pahit dan menyeruput teh-Nya.
“Pada akhirnya, Aku tidak dapat menemukan mereka. Seperti yang diharapkan, mereka teliti dari awal hingga akhir.”
“…”
Aku ingin bertanya lebih banyak, Tapi memilih untuk tidak bertanya.
Mendengar beberapa baris informasi saja hampir melarutkan tubuhku.
Jika aku mengetahui rinciannya lebih lanjut, aku mungkin akan kena kutukan bahkan hingga tak bisa pulih, seperti saat aku menatap langsung ke Pemilik Hukuman Surgawi.
Sebaliknya, Aku mengubah pertanyaannya.
“Apa sebenarnya yang Kau inginkan dariku?”
Itulah pertanyaan yang paling ingin Aku ketahui.
“Hmm…”
Heavenly Venerable of Time menyeruput tehnya lagi.
Dan kemudian, pada saat berikutnya.
“…!”
Tubuhnya tiba-tiba mulai membusuk dengan cepat.
Tubuhnya, tidak hanya keriput, Tapi juga penuh nanah dan membusuk, berubah menjadi mayat yang membusuk. Pakaiannya tiba-tiba rusak menjadi compang-camping, dan tehnya berubah menjadi air yang busuk. Paviliun yang dulunya merupakan surga taman persik yang indah tempat kami berada kini menjadi reruntuhan.
Seakan-akan waktu bergerak cepat, membuat segalanya hancur.
Tis Tis…
Matanya membusuk seluruhnya, yang tersisa hanya rongga mata Heavenly Venerable of Time.
Slurp-
Mayat itu, yang kini tinggal kulitnya yang membusuk, menyeruput air busuk itu dan berbicara.
“…Apa yang ku inginkan tidak ada artinya. Apa yang Kau inginkan jauh lebih penting.”
“…Maaf?”
Buk, buk…
Dagingnya mulai terkelupas berkeping-keping.
“Kami tidak punya banyak hal untuk ditawarkan pada mu. Hanya beberapa baris informasi, paling baik? Namun, dengan itu, kami tidak akan pernah bisa secara langsung mengganggu ceritanya. Kami akan tetap menjadi karakter pendukung seumur hidup.”
“…”
“Sekalipun kami ingin memberimu sesuatu, semua yang kami tawarkan berakhir dengan distorsi dan kehancuran. Tapi… tapi, kau tahu.”
Sosok yang membusuk itu tersenyum.
“Jika kami sendiri harus berkorban besar, kami dapat memberimu hadiah yang sangat kecil dan tidak berarti. Aku bermaksud memberimu hadiah.”
“…Hadiah macam apa… yang kau bicarakan?”
Buk, buk, buk…
Akhirnya, separuh daging di wajah-Nya terkelupas.
Sekarang kepalanya berbentuk tengkorak yang setengah terbuka.
[…Kau.]
Mayat itu tersenyum.
Mungkin karena pita suaranya telah rusak, kata-kata-Nya berubah menjadi ucapan mental.
Dan kemudian, saat Heavenly Venerable of Time melanjutkan, Aku merasakan hawa dingin merambati tulang belakangku.
[Apa Kau tidak ingin kembali ke masa itu?]
“…!”
[Pada saat sebelum semua orang yang kau sayangi dibantai oleh Great Mountain Supreme Deity.]
Bergetar, bergetar.
Aku gemetar.
Apa rasa takut terhadap otoritas Heavenly Venerable of Time, yang dapat memutar balik waktu?
Apa sebenanrnya Dia tahu tentang kemunduran Aku atau tidak?
Apa karena aku tidak mengerti tipu daya apa yang mungkin Dia rencanakan?
Tidak,
Ini adalah… antisipasi.
Pada saat yang sama, kerinduan yang kuat.
Aku sepenuhnya sadar bahwa Heavenly Venerable of Time di hadapanku ini tak diragukan lagi mencurigakan.
Dia mungkin berencana melakukan sesuatu terhadap regresiku.
Akan tetapi, meskipun begitu…
Menggigilmenggigilmenggigilmenggigil —
Aku merasakan seluruh tubuhku bergetar karena kerinduan yang amat dalam.
Selama 100.000 tahun!
Tidak, bahkan lebih lama dari itu!
Aku menghabiskan seluruh hidupku merindukannya!
Di dalam kesendirian itu!
Jika aku menggunakan regresi milikku sendiri, pada akhirnya aku akan menggunakannya sebelum memasuki Alam Bright Cold.
Jika itu yang terjadi, semua koneksi yang telah ku bangun akan sepenuhnya batal!
Namun jika itu seperti yang Dia katakan…
Aku, Aku akan kembali ke masa ketika Koneksi itu masih ada!
Aku merasa seperti menjadi gila.
Aku merasa seperti menjadi gila.
Ini adalah godaan yang sama sekali tidak dapat ku tolak.
Itu buah terlarang, meski tahu itu beracun, aku tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak memakannya.
Akhirnya, aku menyampaikan keinginanku.
“…Aku ingin… pergi.”
Tis-
Setetes air mata jatuh di pipiku.
Heavenly Venerable of Time, yang tubuhnya kini telah sepenuhnya mulai lapuk, tersenyum.
[…Aku dapat mengirimmu.]
Tis Tis…
Dari ujung dagu, tetesan air berkumpul dan jatuh satu per satu.
Tubuhku gemetar tak terkendali.
Dadaku membengkak karena emosi dan aku tidak dapat menahannya.
[Namun atas pengorbanan besar yang kulakukan karena telah mengganggumu, aku akan menerima sesuatu sebagai balasannya.]
“…Apa… apa ini? Apa yang kau inginkan!?”
[Ayo… buat kontrak denganku.]
Whoosh-
Dia mengangkat satu jari.
Daging jarinya terkikis ketika Aku melihatnya, yang tertinggal hanyalah tulang-tulang telanjang.
Bahkan tulang-tulang pun perlahan terkikis di depan mataku.
Tidak, bukan hanya tulang-tulangnya. Seluruh dunia itu sendiri sedang mengalami pelapukan.
Aneh.
Dengan kewenangan-Nya, Dia seharusnya mampu berbicara denganku dalam keadaan utuh sempurna, lalu mengapa ini terjadi?
Seolah-olah Dia tidak dapat menghentikan pelapukan yang sedang terjadi.
Seolah-olah waktu berputar di luar kendali.
[Tahukah Kau apa Takdirmu?]
Setiap kali Dia berbicara, laju pelapukan meningkat.
Waktu berjalan cepat.
Bahkan sisa-sisa kerangkanya kini hancur.
Paviliun telah berubah menjadi abu, dan surga di sekitar kami telah menjadi segenggam pasir.
Bahkan ruang itu sendiri tampaknya sedang runtuh.
Dan, di tengah dunia yang runtuh itu, aku menggelengkan kepala.
“… tidak.”
Ada kata-kata Yang Su-jin, Tapi meski begitu, aku tidak tahu apa takdirku, jadi aku tidak punya takdir yang bisa kuungkapkan pada-Nya.
Namun kata-kata selanjutnya menenangkan jantungku yang berdebar kencang, meski hanya sedikit.
[Kalau begitu, buatlah kontrak denganku. Saat hari di mana kau menyadari takdirmu tiba, bisikkan itu hanya padaku. Aku tidak akan pernah mengungkapkannya pada orang lain, hanya aku… dan sebagai gantinya, aku akan mengorbankan sebagian besar wewenangku untuk mengirimmu kembali ke masa itu.]
Whoosh-
Inkarnasi dari Heavenly Venerable of Time pun lenyap sepenuhnya dan menghilang, dan dari tumpukan debu, selembar kertas hitam melayang ke arahku.
Kertas itu, yang karena suatu alasan memancarkan cahaya keberuntungan, adalah Kertas Kuno Hitam (現古紙).