Kang Author Jadi Demon Prince Pergi Ke Academy - Chapter 1
* * *
Kalo gambar ga muncul, silahkan lapor
Chapter 1
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kau melakukan kejahatan, kau benar-benar akan dihukum. Ini adalah pepatah yang hampir tidak pernah membuahkan hasil.
Ada pepatah lain.
Jika kau pergi ke neraka kau harus membayar semua kesalahan mu, tidak peduli seberapa kecil. Tentu saja, aku juga tidak setuju dengan yang itu.
Ini bukan benar-benar pepatah dan lebih seperti sesuatu yang ku alami sendiri.
Jika situasi terlalu tidak dapat dipahami, proses berpikir seseorang akan berubah menjadi agak sederhana.
Di kantor tertentu, aku dipaksa untuk membuat pilihan tertentu oleh beberapa wanita berwajah masam yang mengenakan setelan jas tertentu.
Itu agak rumit, jadi mari sederhanakan.
Sederhananya.
Hal yang disebut neraka ini ada dan ku pikir aku mati.
Penyebab kematian ku juga agak sederhana.
Itu adalah ‘Infark miokard akut karena tekanan darah tinggi, yang menyebabkan serangan jantung’.
(*Infark miokard merupakan kematian atau nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba- tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.)
Tekanan darah jy tiba-tiba naik seperti ini, karena komentar jahat yang jy baca. Itulah yang diberitahukan padaku.
Tekanan darah ku naik karena beberapa komentar buruk? Hanya karena alasan itu? Benarkah?
Mataku tumbuh agak jauh.
Itu yang seharusnya menjadi kenangan terakhirku?
“Tolong tanda tangani ini dengan cepat.”
Dia melemparkan formulir di depanku. Ada beberapa hal tertulis di atasnya, dengan ruang kosong mungkin untuk tanda tangan ku di bawah.
“… Jadi, aku sudah mati? Aku, aku baru saja melihat beberapa komentar jahat yang membuat tekanan darah ku naik dan kemudian aku mati begitu saja? Orang bisa mati seperti itu?”
“Apa orang selalu harus mati karena alasan yang besar? Ada banyak orang yang mati hanya dengan tergelincir di jalan yang dingin. Baiklah, cepat dan tentukan pilihanmu sekarang.”
Bahkan jika aku tidak ingin mempercayainya, aku tidak punya pilihan dalam hal itu.
… Bagaimanapun, aku berada di neraka sekarang.
Terserah pada diri ku sendiri jika aku mengambil kesepakatan atau langsung turun.
Aku hanya harus menandatangani.
Aku dipaksa untuk membuat pilihan yang tidak pernah ku pikir harus ku buat.
Ada beberapa baris yang tertulis di formulir ini yang lebih dari ku kenal.
[The City of the Dead]
[Surviving in the Ruined World]
[The Hunter became a Manager]
[The Trash returned]
[Somehow, the Game became Reality, but I’m just a Janitor(petugas kebersihan)]
[The Demon King is Dead]
Ini semua adalah judul novel yang ku tulis.
Tuduhan ku adalah ‘Menjadi pelanggar berulang’ dan ‘Tidak memiliki prospek sama sekali’.
Untuk itu aku akan dikirim ke dunia salah satu novel yang ku tulis.
“Jadi, aku akan dikirim ke salah satu novelku?”
“Ya. Seperti karakter atau novel mana yang akan kau huni adalah kebetulan.”
Sial.
Aku seharusnya menulis novel yang lebih damai.
* * *
Ini adalah penjelasan yang kudapatkan dari orang yang kuanggap sebagai Grim Reaper atau Karyawan Neraka.
Setiap orang berdosa.
Kecuali untuk kasus yang sangat jarang, tidak ada yang segera dikirim ke surga. Itulah sebabnya setiap orang menjalani proses penebusan atas dosa-dosa kecil yang telah dikumpulkan orang itu sepanjang hidup mereka.
Selain itu, karena ada banyak dosa yang berbeda, metode penebusan berbeda dari orang ke orang.
Aku adalah seorang novelis.
Seorang penulis novel web yang entah bagaimana berhasil memenuhi kebutuhan dengan novel yang bisa digambarkan sebagai kelas dua atau tiga.
Dosa terbesar ku adalah meninggalkan banyak pekerjaan selama bertahun-tahun sebagai penulis komersial.
Aku memberi tahu para pembaca yang membaca cerita ku dengan baik bahwa itu adalah dosa terbesar seorang penulis untuk meninggalkan sebuah cerita yang belum selesai, sebelum dengan tenang menggali sub-akun ku untuk menerbitkan karya-karya lain.
“Sejujurnya, dosa yang dilakukan oleh individu seringkali hanya di sisi kecil, tetapi jika jumlah dosa kecil ini menumpuk, bukankah menurutmu skala dosa tersebut akan meningkat?”
“Ah ya….”
Apa itu diputuskan oleh aritmatika sederhana? Apa itu benar-benar baik-baik saja?
Jujur saja, hanya mendengarkan suaranya mengirim getaran ke tulang belakangku.
Suara pahit yang keluar dari mulut Grim Reaper sepertinya langsung menembus hatiku. Ini pada skala yang sepenuhnya berbeda dari kepahitan normal.
Bagaimana jika tekanan darah ku naik lagi? Apa yang akan terjadi jika aku mati lagi setelah aku sudah mati?
Dosa-dosa ku hanyalah dosa-dosa kecil yang menumpuk sepanjang hidup ku.
Bagaimanapun, hukuman yang harus ku tanggung dikirim ke karakter acak dari novel yang ku tulis dan bertahan sampai ‘akhir’.
Jika aku berhasil melakukan itu, aku akan dikirim ke surga.
Rupanya ada banyak orang yang baru saja dikirim langsung ke neraka, jadi aku melakukannya dengan baik, begitulah cara Grim Reaper mencoba menghiburku, meskipun itu tidak benar-benar berhasil.
“Karena ini adalah novel yang kau tulis, tidakkah kau tahu segalanya tentang itu dan apa yang akan terjadi di dalamnya? Ini bahkan tidak bisa disebut hukuman, kan? Sebenarnya, bukankah itu akan lebih mudah bagimu?”
Grim Reaper bahkan tidak menatapku saat dia dengan acuh tak acuh mengatakan ini padaku.
“Tidak, lihat. Itu tergantung novelnya …”
“Mengapa?”
“Yah, aku, uh … Aku hanya menulis novel di mana banyak orang mati …”
“Baiklah, selamat kalau begitu. Anggap saja sebagai hukuman sepele karena kau mengabaikan kehidupan. Sepertinya kau tidak mengerti betapa berharganya hidup.”
Kau, itu tidak seperti aku membunuh siapa pun dalam kenyataan, kan?! Itu hanya fiksi!
Tidak, jika aku benar-benar tahu suatu hari aku harus hidup di salah satu dunia yang ku ciptakan, aku pasti akan menulis sesuatu dengan taman hiburan alam mimpi sebagai temanya, kan?
Bagaimana aku bisa tahu bahwa aku akan dihukum karena menulis hal-hal seperti itu, tetapi siapa yang akan menulis novel dengan pemikiran itu sejak awal? Siapa yang akan menulis tentang seorang ahli senjata dalam novel mereka dan tidak memberinya pistol?!
Ini semua hanya ada di kepalaku! Hanya karena aku menulis bahwa aku bisa meninju secepat kilat, bukan berarti aku benar-benar bisa melakukannya.
Selain itu, aku menderita kasus kecil pretentiousitis(berlebihan/megah), jadi aku menulis banyak cerita tentang situasi bencana di mana banyak orang meninggal. Untuk menambah itu, aku kecanduan menulis Bad Ending sampai-sampai orang mengatakan bahwa, jika salah satu cerita ku memiliki akhir yang bahagia, aku akan menjadi gila.
Mungkin dosa ku yang sebenarnya adalah bahwa aku mengacaukan perasaan pembaca ku dengan Bad Ending sepanjang tahun.
Tidak, bukankah itu sebenarnya agak meyakinkan?
Jadi apa sebenarnya novel yang ku tulis?
Apa yang akan terjadi pada ku jika aku dipindahkan ke salah satu dari mereka?
[The City of the Dead]
Novel zombie.
Aku cukup yakin aku akan mati dalam satu hari.
[Surviving in the Ruined World]
Pasca-Kiamat.
Aku berada di sini di neraka karena aku bahkan tidak bisa bertahan hidup di dunia kita yang damai dan normal, kau tahu? Bukankah aku baru saja terbunuh oleh beberapa komentar jahat?
[The Demon King is Dead]
Novel ini mendapat peringkat terburuk, tetapi menurut ku itu yang terbaik.
Karena ini adalah novel slice-of-life.
Karena aku dikritik oleh pembaca ku karena selalu menulis Bad Ending, aku menulis novel ini yang tidak memiliki krisis global yang serius dari awal hingga akhir. Aku sebenarnya tidak menyelesaikannya, tetapi awalnya berwarna mawar, sangat menyegarkan dan damai.
Novel ini bercerita tentang apa yang terjadi setelah para pahlawan mengalahkan bos terakhir di prolog.
Itu sebabnya judulnya adalah ‘The Demon King is Dead’.
Kisah ini terjadi setelah kematian Raja Iblis.
Setidaknya itu tidak seperti barang-barang ku yang lain, di mana seseorang harus berjuang untuk kelangsungan hidup dari awal sampai akhir.
Aku harus mendapatkan yang ini. Tidak peduli apa.
Aku hanya harus mendapatkan yang ini!
Berbicara tentang hasilnya.
Itu berhasil seperti yang ku inginkan.
Sebagai hasil dari lotere acak, aku menjadi “Putra Raja Iblis” dari [The Demon King is Dead].
* * *
Putra Raja Iblis bukanlah karakter yang bahkan muncul di novelku sejak awal.
Dia mengatakan pada ku bahwa aku akan dimasukkan ke dalam karakter acak, namun aku benar-benar mendapatkan sesuatu yang bahkan tidak bisa disebut karakter.
Orang yang tidak beruntung akan mematahkan hidung mereka bahkan jika mereka jatuh ke belakang, ya.
Itulah yang dia katakan padaku.
Bukankah aku mati begitu saja karena aku terlalu marah dengan beberapa komentar yang menyebabkan tekanan darah ku meningkat?
Sama seperti aku lega bahwa aku membuat novel yang paling aman, aku ditempatkan pada posisi di mana aku akan mati tepat di awal!
Aku bahkan tidak akan menjadi Raja Iblis, tapi hanya seorang pangeran.
Akan jauh lebih baik jika aku adalah Raja Iblis. Misalnya, jika aku adalah Raja Iblis, aku juga akan menjadi eksistensi tingkat tertinggi dari alam Iblis, jadi aku bisa saja tetap diam, menyerah atau melarikan diri.
Meskipun Raja Iblis mati tepat di awal, dia tidak bisa dianggap enteng.
Namun, aku hanyalah seorang pangeran dari Alam Iblis yang baru berusia 17 tahun.
—
Valier Jr.
Umur : 17
Status : [Force: 3.4(F)] [Agility 4.3(F+)]
[Dexterity 5.2(D-)][Magic power 9.9(C-)][Strength 5.7(D-)]
Race : Arcdemon
Talent : None
Abilities
[Demon Domination D](Unique bagi Arcdemons)
Comprehensive Ability Assessment – Lowest Rank Demon
Combat Level Assessment – F
—
Meskipun tertipu oleh novel ini, untungnya aku masih bisa mengetahui siapa aku sebenarnya. Layar seperti dalam game muncul di hadapanku.
Aku tidak pernah memasukkan konsep ini ke dalam novel ku, jadi apa ini sesuatu dari orang-orang yang mengirim ku ke sini berikan karena rasa kasihan?
Jadi, dalam hal kiasan, aku berada dalam situasi yang cukup umum, di mana seorang penulis entah bagaimana berakhir di novelnya sendiri dengan sistem Game.
Namun, tidak peduli seberapa umum kiasan itu, itu tidak akan pernah terasa seperti situasi yang akrab jika tiba-tiba terjadi pada diri sendiri dalam kenyataan.
Aku tidak menghargai kemampuan nyaman ini sedikit pun.
Bukankah seharusnya kerabat Raja Iblis memiliki level yang berbeda?
Arcdemon adalah spesies yang agak sederhana, tetapi bukankah kondisiku saat ini pada dasarnya yang terburuk dari yang terburuk?
Orang ini tidak memiliki kemampuan bertarung.
Aku melihat sesuatu yang tampak seperti kemampuan untuk menguasai semua iblis, tetapi di sekitar ku hanyalah iblis mati.
Sungguh situasi yang mengerikan.
Itu adalah awal dari prolog.
—
[Event Quest: Kejatuhan]
[Deskripsi: Kekalahan pasukan Raja Iblis sudah dekat, tetapi kau tidak berdaya untuk melakukan apa pun. Lakukan yang terbaik untuk bertahan hidup.]
[Tujuan: Melarikan Diri dari Kastil Raja Iblis]
[Hadiah: 100 poin pencapaian]
—
Yang bisa ku lakukan hanyalah berlari.
Aku bahkan tidak memperhatikan jendela sistem misterius yang muncul di depanku.
-Kabaang! Bababaaang!
“Gila!”
Tidak ada yang bisa ku lakukan untuk menghentikan perang.
Sepertinya Raja Iblis dan kelompok pahlawan sudah bertarung sengit di dalam Kastil Raja Iblis.
Ledakan dahsyat dan raungan gemuruh membuatku sadar bahwa perang berdarah ini benar-benar terjadi.
Di luar, ada teriakan, jeritan dan tangisan monster saat pengepungan sedang berlangsung. Mereka sepertinya sudah menerobos.
Lorong-lorong sudah dilapisi dengan iblis mati atau jatuh.
Aku bahkan tidak bisa membayangkan seseorang sekarat di depanku, tetapi lebih buruk lagi melihat monster yang hanya ada di kepalaku sebelumnya sekarat di sana.
Tetap saja, mungkin karena aku merasa kematian sudah dekat, aku terus berlari.
Kupikir aku akan mati jika aku berhenti.
Bukankah aku pangeran yang baik dari Dunia Iblis?
“Sialaaaaaan!”
Namun, memiliki gelar ini saat Dunia Iblis berantakan jauh lebih berbahaya!
Aku lebih suka menggantinya dengan Human Soldier 1!
Aku benar-benar yakin bahwa aku dapat beralih sisi dan sujud pada siapa pun!