Apotheosis of a Demon – A Monster Evolution Story - Chapter 70
Chapter 70 – Pahlawan Yang Terluka – A
Translator : Wendy
Profreader : CHGAI
Bagian barat dari Benua Sentral terdapat sebuah negara besar, Seize Kingdom. Arah barat dari negara tersebut adalah sebuah hutan yang luas. Tersembunyi di balik pepohonan adalah sebuah desa bagi demihuman, warganya kebanyakan terdiri atas warga dari negara elf yang telah dimusnahkan oleh manusia.
“Heeey, Gold, boleh bantu aku nggak?” Kata seorang elf paruh baya yang walaupun umurnya masih terlihat berumur di akhir tiga puluhan.
“Yeah, aku datang,” balas seorang pria besar yang sedang bekerja di ladang. Dia meletakkan cangkulnya, meraih sapu tangan di pundaknya untuk membasuh keringatnya.
“Maaf ganggu ya. Bagaimana? Udah terbiasa dengan bertani?”
“…nggak buruk,” balas Gold ragu. Pria elf itu pun tersenyum ramah.
“Benar, yang itu. Bisa kau lakukan sesuatu?”
“Serahkan padaku.”
Elf itu menunjuk kearah batu besar di lading yang tertanam di tanah. Dengan keahlian mereka dalam sihir elemental, para elf biasanya akan meminta bantuan elemental bumi untuk mengubur, menghancurkan atau menanganinya kapanpun mereka menemukannya, tapi sepertinya batu itu mengandung sedikit besi di dalamnya. Besi memiliki efek tertentu bagi elemental, jadi mereka enggan untuk mendekatinya.
Dengan sedikit usaha, sihir mengalir ke otot-otot Gold, dia mengangkat batu yang setidaknya memiliki berat 500 kilogram ke pundaknya.
“Dimana harus kuletakkan ini?”
“Whoa-umm,” kaget tergambar dari kata-kata yang keluar dari elf tersebut – dia meminta Gold untuk menanganinya, dia tidak berpikir pria itu akan benar-benar mengangkatnya, “si dwarf tua katanya menginnginkan beberapa besi, jadi letakkan saja di dekat desa. Dia mungkin akan datang menghancurkannya nanti.”
“Baiklah.”
Gold mengangguk dan mulai berjalan. Tanah bergoncang dengan setiap langkahnya. Anak-anak yang sedang bermain di dekatnya dengan ragu mendekatinya.
“…hati-hati, berbahaya.”
Anak-anak itu tetap terdiam.
Gold meletakkan batu besar itu di perbatasan desa, membuat sebuah suara keras yang bergetar melalui bumi. Dari sekelompok anak-anak yang mengintip ragu kearahnya dari kejauhan, seorang anak laki-laki elf melompat kearahnya dengan senyuman gembira.
“Om!”
“Yol…”
Gold tersenyum kaku dan dengan lembut mengusap kepalanya.
Dua bulan sebelumnya, Gold telah bertarung sebagai seorang Pahlawan untuk melindungi tanah airnya, Torrann Empire, melawan invasi dari Dark General, Troll King, dan pasukannya. Tapi ketika dia sedang menuju medan pertempuran, barrier pelindung negaranya tiba-tiba dihancurkan karena ulah dari Whitehare, si Nona Kegelapan yang tengah menyebarkan kekacauan di seluruh dunia. Dengan hilangnya barrier, hanya keruntuhan yang menanti Torrann Empire.
Gold tengah terpaku dalam pertarungan melawan Dark General waktu itu. Dia telah kalah, dilampaui oleh Troll King, dan ketika kematian datang menghampirinya, dia diselamatkan oleh Nona Kegelapan Whitehare.
Nona Kegelapan bilang padanya bahwa itu adalah imbalannya karena telah berkorban untuk mencoba menyelamatkan seorang anak kecil dan membiarkannya pergi begitu saja.
Gold bertanya padanya mengapa. Dia bilang dia tidak melihat adanya perbedaan antara kehiduapan dan seorang manusia dan kehidupan seorang goblin seakan mengejeknya, pria yang telah membiarkan seorang budak demihuman mati.
Dia merasa bahwa kata-katanya adalah perkataan dari Nona Kegelapan yang hanya menganggap nyawa manusia tak lebih dari sekedar debu. Tapi Gold merasakan tatapan dingin kekecewaan yang dimilikinya baginya, dan dia mulai ragu. Untuk siapa dia bertarung?
Ketika krisis melanda dunia, Pahlawan dilahirkan untuk menyelamatkannya.
Tapi dunia siapa itu?
Di Yggdrasia zaman sekarang, ras manusia telah menguasai seluruh Anak Pohon dan menggunakan kekuatan sihirnya untuk mendominasi seluruh dunia. ‘Dunia’-nya Gold adalah sembilan puluh sembilan negara manusia yang berada di sekitar Anak Pohon.
Bagi manusia, demihuman adalah ternak yang berguna. Bagi manusia, goblin dan orc adalah hama yang berguna. Itu adalah pandangan umum bagi manusia, dan Gold pikir itu adalah sesuatu yang wajar.
Tapi satu kalimat dari Nona Kegelapan telah membuat pandangannya atas dunia retak.
Gold pergi berkelana untuk melatih dirinya kembali, untuk menghilangkan kelemahannya, dan untuk menemukan sebuah jawaban.
Dia telah menjelajahi jauh ke dalam hutan tanpa apa-apa selain makanan, senjatanya dan baju zirahnya. Dia bertarung dengan siapapun yang menyerangnya. Dia berusaha untuk mengetahui segalanya tentang mereka.
Tapi tak ada jawaban yang datang begitu saja. Kelaparan dan kelelahan membuatnya tak sadarkan diri, dan penyelamatnya adalah seorang anak elf laki-laki yang tengah mengumpulkan kayu bakar.
Sekarang, ras demihuman dan ras manusia sedang berkonflik. Para manusia bergantung pada kekuatan militernya untuk mengungguli dan merubah demihuman menjadi budak mereka, tapi Nona Kegelapan telah membalik keadaan tersebut dengan dirinya sendiri.
Di saat yang sama, sebagai seseorang, ayah dari anak laki-laki tersebut tak bisa membiarkan Gold mati begitu saja. Dia telah membawanya ke desa tersembunyi, dan Gold diperbolehkan untuk tinggal dan memulihkan dirinya dalam pengawasan yang ketat.
Gold terbangun, dan apa yang menunggunya adalah tatapan waspada dan ketidakpuasan dari para warga desa demihuman. Lalu sang putri dan pangeran kembar dari negara elf yang telah runtuh datang menemuinya. Mereka menatapnya dan memberikan beberapa kata saja sebelum mengatakan, “Tinggal saja seberapa lama yang kau suka,” dan pergi.
Semenjak Gold kembali sadar, Yol, anak laki-laki elf yang merupakan penyelamatnya, mulai sering mengunjunginya.
Anak itu tidak membawa kebencian atau prasangka terhadap ras manusia, hanya rasa penasaran. Dia bertanya pada Gold tentang banyak hal, dan sebagai balasan anak itu mengatakan padanya tentang segala sesuatu yang terjadi di desa, di hutan, sekaligus Roh Putih yang pernah ditemuinya.
Gold terkejut. Dia hanya pernah melihat anak demihuman bersujud ketakutan atau menatap padanya sambil menggertakkan gigi mereka ketika mereka melihatnya.
Tapi Yol tidak berbeda dengan anak manusia yang hidup di pedesaan.
Dia telah berbicara dengan ayahnya Yol. Pria berumur panjang yang menunjukkan kebijaksanaan yang menakjubkan. Jika para bangsawan bobrok dari negaranya, pria dan wanita yang tenggelam dalam hawa nafsu, disebut ‘berperikemanusiaan’, lalu pria elf ini apa?
Gold berbicara dari hati ke hati dengan orang tua Yol. Pasangan itu menyarankannya untuk mencoba membantu warga desa di ladang.
Itu adalah kali pertama baginya untuk bertani. Makanannya biasa-biasa saja, tak lebih dari buah-buahan dan kentang. Tapi sesaat dia melihat tumbuhan yang mulai bertunas dari benih yang telah ditanamnya, dia berpikir bahwa ini adalah kali pertama dia pernah merasakan sesuatu yang sangat dekat dengan kepuasan.
Melihat Gold dan pekerjaannya yang tulus, para warga desa perlahan mulai menerimanya.
Dia terbangun di pagi hari dengan mereka dan bekerja sampai matahari terbenam sama seperti mereka. Pada malam hari, dia berbagi minuman dari susu fermentasi dengan para tetua desa.
Dan hari ini, ketika Gold mengusap kepala Yol para anak elf, dwarf, dan beastman mendekat, melekat pada pria dengan perlengkapan berat itu.
“…mm.”
Seorang gadis kecil bertelinga kucing berumur sekitar tiga tahun meregangkan tangan mungilnya, melihat kearahnya.
Itu membuat Gold terdiam beberapa saat untuk menyadari keinginan gadis itu. Dia dengan entengnya mengangkatnya dan memberikannya tumpangan di pundaknya, dia berteriak bahagia, dan anak yang lain mencoba untuk menaikinya. Dia membiarkan mereka, mencoba sebisanya agar tidak menjatuhkan mereka dari tangan dan pundaknya… dan dia mulai berpikir bagaimana dia bisa melangkah.
Kemudian sebuah suara memanggilnya dari kejauhan, membuatnya teralihkan.
“Heeey, Gooold! Sang putri memanggilmu!”
“Tuan Pahlawan, apakah kau sudah terbiasa hidup disini?” Tanya sang putri dari kerajaan yang telah hilang tersebut.
“…ya, atas kebaikan anda.” Balas Gold dengan tegas, sedikit membungkuk sambil berdiri diatas karpet dari kulit binatang. Dari elf kembar itu, sepertinya gadis itu adalah kakaknya. Adik laki-laki disampingnya terus berdiam diri.
Mereka berada di sebuah kabin kayu yang buruk, ukurannya yang sedikit lebih besar menjadi pembeda dengan bangunan lain yang ada di desa. Gold tahu bahwa para manusialah yang telah merenggut para warga desa dari keluarga mereka. Dia menolehkan matanya ke samping, tak sanggup untuk menatap sang putri, dan dia menyadari sebuah pahatan dari seseorang dengan telinga kelinci. Sang putri menyadari tatapannya. Dia dengan samar-samar menyipitkan matanya, dengan sedikit tersenyum.
“Apa kau sudah sadar? Kami semua menyembah Nona Kegelapan.”
“…apa itu karena… dia adalah Nona Kegelapan, yang mulia?”
Apakah demihuman, mereka yang bukan ras manusia, membantunya karena dia adalah Nona Kegelapan, tuan dari para monster? Pikiran tersebut tak bisa diungkapkan, tapi itu semua tersampaikan pada sang putri. Dia teringat dengan gadis putih yang pernah menyelamatkannya dan adiknya. Dia menatap Gold dengan dingin.
“Tidak. Kita mengikutinya karena seluruh dunia, dia adalah satu-satunya yang benar.”
“Ap-” Gold terdiam, matanya terbelalak. “Tragedi itu adalah kebenaran?! Ratusan ribu orang mati!”
“Benar. Banyak nyawa yang melayang. Mungkin banyak budak demihuman juga yang tak berhasil melarikan diri.”
“Lalu-”
“Tuan Pahlawan,” sang putri memotong penolakannya, “untuk siapa kau bertarung?”
Nafasnya terhenti. Duri yang telah menusuk hatinya menusuk lebih dalam.
“Terdapat sebuah legenda diantara para elf. Itu mengatakan bahwa Pohon Dunia dan Anak Pohonnya adalah pilar yang menopang dunia ini.”
“Saya… tahu tentang hal itu.”
“Lalu kenapa umat manusia menggunakan kekuatan mereka? Bukankah kekuatan itu seharusnya digunakan untuk menopang dunia ini?”
“…”
“Saya tidak akan memberikan jawabannya padamu. Pikirkan dalam-dalam. Tapi ini bukanlah alasanku memanggilmu,” dia menoleh ke adiknya, “Bawa itu kemari.”
“Baiklah.”
Sang pangeran membawa sebuat paket yang dibungkus dengan kain yang berada di belakang ruangan tersebut dan membawanya di hadapan Gold.
“Ini…”
Itu adalah sebuah greatsword yang terbuat dari mitril, tersimpan di dalamnya adalah sihir yang kuat. Tangan Gold merinding ketika dia melihat benda bersinar yang sangat kuat itu.
“Ini adalah sebuah senjata yang dibuat oleh elf jaman kuno. Ini pernah dipakai oleh Pahlawan elf, kakek kami. Dia dibunuh oleh manusia satu abad yang lalu, ketika mereka menganggapnya sebagai sebuah ancaman.”
Terdapat Pahlawan untuk ras yang lain selain manusia. Tapi mereka ditakuti oleh manusia, dan telah tumbang karena kekuatan militer manusia.
“Saya…”
“Mohon maaf, Saya terlalu bertele-tele. Tuan Pahlawan, kumohon ambillah.”
“Ap…”
“Ini adalah salah satu harta karun dari para elf yang secara beruntung berhasil kami bawa bersama kami. Pahlawan atau bukan, Saya tak berpikir siapapun akan tenang tanpa membawa senjata di tangan mereka. Kumohon, tuan Pahlawan…pakailah ini demi Dunia.”
“…kalau begitu Saya akan menerimanya, yang mulia.”
Memanggil kekuatan sang Pahlawan untuk dunia ini, bukan untuk ras manusia.
Gold menunduk, kegembiraan yang meluap-luap karena jawaban yang sudah jelas tapi masih samar-samar di pikirannya.
Dan kemudian, tepat pada saat itu, sebuah teriakan mencapai telinganya.
“…p-para manusia menyerang!”
Translated By Wendy.
Author Note: Sang putri membenci Gold. Sang putri dan pangeran adalah anak-anak yang ditangkap di pelelangan.